Kamis, 08 Desember 2011
Rabu, 07 Desember 2011
Usung Siwalan, PKK Kab.Lamongan Juara III
Keikutsertaan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan dalam Festival Makanan Khas Daerah dan Pameran Produk-produk Unggulan Kabupaten/Kota se Bakorwil Bojonegoro tidak sia-sia. Dengan mengusung makanan khas Lamongan, wingko dan dawet siwalan, mengantarkan TP PKK Kab.Lamongan menjadi juara ketiga.
Sementara juara pertama sebagai penyaji terbaik festival yang dibuka Sekretaris Bakorwil yang sekaligus Sekretaris Panita, Deddy Ferdinan itu diraih Kota Kediri. Juara kedua diraih Kabupaten Jombang. Selanjutnya Kota Kediri menjadi juara dengan sajian makanan berupa brownies dari ketela ungu dan ubi asam manis.
Festival itu sendiri seperti disampaikan Deddy untuk menyambut peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-66. Selain Lamongan, Kota Kediri dan Jombang, festival tersebut diikuti delapan kabupaten dan kota se Bakorwil Bojonegoro.
Juri festival bukan hanya menilai pemanfaatan pangan lokal khas daerah saja. Namun juga kreatifitas pengembangan resep pangan lokal, aspek gizi, penampilan dan penyajian. Kemudian cita rasa serta termasuk nilai komersial produk tersebut.
Ketua TP PKK Lamongan Hj.Mahdumah Fadeli seusai festival mengatakan, saat ini begitu banyak makanan yang dijual tidak memperhatikan kebersihan dan kandungan gizi sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Ia menyatakan bersyukur memperoleh penghargaan itu meski belum memperoleh juara pertama,
Karena itulah lewat festival ini, lanjutnya, Lamongan berusaha mengenalkan kembali produk makanan lokal yang sudah terbukti lebih bergizi dari makanan modern. “Tinggal pengemasan produk dan promosi saja sehingga makanan ini akan menarik untuk anak-anak, “ ujarnya. (rif)
foto: Hj.Makhdumah menerima penghargaan.
Keikutsertaan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan dalam Festival Makanan Khas Daerah dan Pameran Produk-produk Unggulan Kabupaten/Kota se Bakorwil Bojonegoro tidak sia-sia. Dengan mengusung makanan khas Lamongan, wingko dan dawet siwalan, mengantarkan TP PKK Kab.Lamongan menjadi juara ketiga.
Sementara juara pertama sebagai penyaji terbaik festival yang dibuka Sekretaris Bakorwil yang sekaligus Sekretaris Panita, Deddy Ferdinan itu diraih Kota Kediri. Juara kedua diraih Kabupaten Jombang. Selanjutnya Kota Kediri menjadi juara dengan sajian makanan berupa brownies dari ketela ungu dan ubi asam manis.
Festival itu sendiri seperti disampaikan Deddy untuk menyambut peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-66. Selain Lamongan, Kota Kediri dan Jombang, festival tersebut diikuti delapan kabupaten dan kota se Bakorwil Bojonegoro.
Juri festival bukan hanya menilai pemanfaatan pangan lokal khas daerah saja. Namun juga kreatifitas pengembangan resep pangan lokal, aspek gizi, penampilan dan penyajian. Kemudian cita rasa serta termasuk nilai komersial produk tersebut.
Ketua TP PKK Lamongan Hj.Mahdumah Fadeli seusai festival mengatakan, saat ini begitu banyak makanan yang dijual tidak memperhatikan kebersihan dan kandungan gizi sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Ia menyatakan bersyukur memperoleh penghargaan itu meski belum memperoleh juara pertama,
Karena itulah lewat festival ini, lanjutnya, Lamongan berusaha mengenalkan kembali produk makanan lokal yang sudah terbukti lebih bergizi dari makanan modern. “Tinggal pengemasan produk dan promosi saja sehingga makanan ini akan menarik untuk anak-anak, “ ujarnya. (rif)
foto: Hj.Makhdumah menerima penghargaan.
DWP Dinas Kominfo Jatim //
Workshop Manfaatkan TIK, dan SIM
Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka Sistim Informasi Manajemen (SIM) data PKK di lingkungan Provinsi Jawa Timur dipastikan akan semakin akurat dan up to date (terbarukan). Selain itu, dengan memanfaatkan TIK, maka sumber daya manusia akan meningkat sesuai tuntutan dan tantangan jaman di era globalisasi.
Ketua DWP Prov. Jatim Dra Hj Purmiasih Rasiyo MM saat membuka Workshop TIK bagi Pengurus DWP Provinsi Jawa Timur di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Selasa (18/10) mengatakan, penyelenggaraan workshop TIK bagi Pengurus DWP juga merupakan tindak lanjut dari program DWP di bidang pendidikan. Selama ini, DWP telah menerapkan Sistim Informasi Manajemen (SIM) dalam akurasi pendataan PKK.
Dengan adanya SIM PKK, kita berkeinginan akurasi data dapat tercapai dengan baik dan berjalan dengan baik, mulai tingkat provinsi, kabupaten kota, bahkan hingga tingkat kecamatan. Hal ini dilakukan untuk menjawab tuntutan jaman yang selalu meminta adanya program kerja secara terencana dan berkelanjutan mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk mau belajar, kata Ny.Rasiyo. Ini karena, era atau jaman telah masuk era digital dan teknologi informasi. Banyak anak anak bangsa sudah pandai dalam memanfaatkan teknologi, namun di lain sisi lain para orang tua masih gaptek (gagap teknologi). Inilah yang menjadi alasan, bahwa belajar untuk bisa harus terus dilakukan oleh para orang tua.
Di berbagai bidang, internet telah menjadi sarana yang efisien dalam menambah wawasan dan memperluas pengetahuan sebagai makhluk social. Karena dunia internet terus berkembang, maka harus bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat positif dalam berinovasi dan membuka peluang bisnis.
“Kita kan dapat pembinaan dan pendidikan ketrampilan, apa itu buat makanan, border, aksesoris manik manik, sulaman, atau kerajinan tangan lainnya. Dengan adanya internet, kita tinggal mencantumkan gambar barang, harga, dan alamatnya yang jelas, kita tampilkan di internet, maka lakulah dagangan kita. Ini berarti kita bisa memanfaatkan internet untuk berbisnis membantu keluarga dengan tanpa harus keluar rumah,” kata istri Sekdaprov Jatim ini.
Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Drs Sudjono MM mengatakan, memasuki era kesejagatan, informasi nyaris tak terbatas, persaingan semakin ketat, karena yang dihadapi tidak lagi lokal tapi global. Oleh karena itu, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas, dan transparansi menjadi tuntutan yang harus dilakukan.
Dinas Kominfo Jawa Timur sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Pembelajaran oleh DWP merupakan gelombang II dari empat gelombang yang direncanakan. “Ini adalah kegiatan yang positif dalam rangka meningkatkan SDM kita untuk tidak gaptek. Karena itu, sinergi ini sangat baik sekaligus penyegaran bagi kita semua para bapak dan ibu yang memiliki anak anak didik di rumah. Kita tidak boleh ketinggalan dengan anak-anak kita,” tambahnya.
Menurut Sudjono, hingga kini Dinas Kominfo Prov Jatim telah memfasilitasi layanan internet berupa telecenter di 38 kabupaten kota. Dari jumlah itu, 29 kabupaten kota sudah berhasil dibangun telecenter, sementara 9 kabupaten kota akan diupayakan pada tahun 2012.
Kepala Bidang Pemberdayaan TIK Dinas Kominfo Jatim, Drs Mardijono MSi mengatakan, sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Beberapa lembaga yang sudah dilayani, antara lain Karang Taruna, Taruna Tanggap Bencana, Takmir Masjid, Pendamping Keluarga Harapan, Pengurus Pondok Pesantren, Mahasiswa, dan masih banyak lagi.
Materi workshop bagi DWP meliputi pengenalan komputer dan Microsoft Office. Selain itu, juga akan dibawa keliling dunia tanpa batas atau lebih dikenal dengan dunia maya/internet, pembuatan dan pemanfaatan email, millis, chating, facebook, blogger dan browsing. (rif)
Workshop Manfaatkan TIK, dan SIM
Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka Sistim Informasi Manajemen (SIM) data PKK di lingkungan Provinsi Jawa Timur dipastikan akan semakin akurat dan up to date (terbarukan). Selain itu, dengan memanfaatkan TIK, maka sumber daya manusia akan meningkat sesuai tuntutan dan tantangan jaman di era globalisasi.
Ketua DWP Prov. Jatim Dra Hj Purmiasih Rasiyo MM saat membuka Workshop TIK bagi Pengurus DWP Provinsi Jawa Timur di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Selasa (18/10) mengatakan, penyelenggaraan workshop TIK bagi Pengurus DWP juga merupakan tindak lanjut dari program DWP di bidang pendidikan. Selama ini, DWP telah menerapkan Sistim Informasi Manajemen (SIM) dalam akurasi pendataan PKK.
Dengan adanya SIM PKK, kita berkeinginan akurasi data dapat tercapai dengan baik dan berjalan dengan baik, mulai tingkat provinsi, kabupaten kota, bahkan hingga tingkat kecamatan. Hal ini dilakukan untuk menjawab tuntutan jaman yang selalu meminta adanya program kerja secara terencana dan berkelanjutan mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk mau belajar, kata Ny.Rasiyo. Ini karena, era atau jaman telah masuk era digital dan teknologi informasi. Banyak anak anak bangsa sudah pandai dalam memanfaatkan teknologi, namun di lain sisi lain para orang tua masih gaptek (gagap teknologi). Inilah yang menjadi alasan, bahwa belajar untuk bisa harus terus dilakukan oleh para orang tua.
Di berbagai bidang, internet telah menjadi sarana yang efisien dalam menambah wawasan dan memperluas pengetahuan sebagai makhluk social. Karena dunia internet terus berkembang, maka harus bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat positif dalam berinovasi dan membuka peluang bisnis.
“Kita kan dapat pembinaan dan pendidikan ketrampilan, apa itu buat makanan, border, aksesoris manik manik, sulaman, atau kerajinan tangan lainnya. Dengan adanya internet, kita tinggal mencantumkan gambar barang, harga, dan alamatnya yang jelas, kita tampilkan di internet, maka lakulah dagangan kita. Ini berarti kita bisa memanfaatkan internet untuk berbisnis membantu keluarga dengan tanpa harus keluar rumah,” kata istri Sekdaprov Jatim ini.
Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Drs Sudjono MM mengatakan, memasuki era kesejagatan, informasi nyaris tak terbatas, persaingan semakin ketat, karena yang dihadapi tidak lagi lokal tapi global. Oleh karena itu, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas, dan transparansi menjadi tuntutan yang harus dilakukan.
Dinas Kominfo Jawa Timur sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Pembelajaran oleh DWP merupakan gelombang II dari empat gelombang yang direncanakan. “Ini adalah kegiatan yang positif dalam rangka meningkatkan SDM kita untuk tidak gaptek. Karena itu, sinergi ini sangat baik sekaligus penyegaran bagi kita semua para bapak dan ibu yang memiliki anak anak didik di rumah. Kita tidak boleh ketinggalan dengan anak-anak kita,” tambahnya.
Menurut Sudjono, hingga kini Dinas Kominfo Prov Jatim telah memfasilitasi layanan internet berupa telecenter di 38 kabupaten kota. Dari jumlah itu, 29 kabupaten kota sudah berhasil dibangun telecenter, sementara 9 kabupaten kota akan diupayakan pada tahun 2012.
Kepala Bidang Pemberdayaan TIK Dinas Kominfo Jatim, Drs Mardijono MSi mengatakan, sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Beberapa lembaga yang sudah dilayani, antara lain Karang Taruna, Taruna Tanggap Bencana, Takmir Masjid, Pendamping Keluarga Harapan, Pengurus Pondok Pesantren, Mahasiswa, dan masih banyak lagi.
Materi workshop bagi DWP meliputi pengenalan komputer dan Microsoft Office. Selain itu, juga akan dibawa keliling dunia tanpa batas atau lebih dikenal dengan dunia maya/internet, pembuatan dan pemanfaatan email, millis, chating, facebook, blogger dan browsing. (rif)
Dharma Wanita Adpel Gresik
Kunjungi Yayasan Anak Yatim
Sebagai isteri insan pelabuhan dituntut peduli pada masyarakat di sekitar pelabuhan tempat suami bekerja. Seperti yang dilakukan Jumat( 07/10) lalu, Dharma Wanita Kantor Administrator Pelabuhan ( Adpel ) Gresik berkunjung ke Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah Asmaniyah Desa Kebongson, Kecamatan Gresik.
Rombongan dari Dharma Wanita yang dipimpin Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan itu memberikan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, gula, makanan ringan, buku tulis, mie instan dan uang saku, yang diterima pengurus Yayasan Perguruan Darul Islam Penolong Anak Yatim dan Miskin Hj. Siti Mariyah.
Usai memberikan sembako, ibu Ik panggilan akrab Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan mengatakan, bakti sosial semacam ini akan dilakukan pada setiap tahun, khususnya berkenaan dengan Hari Perhubungan yang jatuh pada 17 September. Isteri M. Hermawan itu mengatakan meskipun bantuan yang diberikan masih jauh dari harapan, namun itu semata sebagai tanda kepedulian Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik kepada anak yatim dan miskin sekitar pelabuhan Gresik.
Sembako yang diberikan kepada 100 anak yatim dan miskin kali ini diperoleh sebagian hari iuran, penjualan kue dan usaha kerja anggota Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik yang jumlahnya 51 orang. Kegiatan yang dilakukan diantaranya arisan secara berkala setiap bulan, membuat kerajinan yang layak terjual, menjual kue ke anggtota, dan hasilnya dipergunakan untuk bakti sosial.
Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah mengasuh anak yatim dan miskin sekitar 100 anak. Kegiatan meraka selain pelajaran formal juga diberi pelajaran non formal, yayasan ini membuka bantuan instansi/ swasta untuk memberikan bantuan berupa apapun. ( Har ).
Kunjungi Yayasan Anak Yatim
Sebagai isteri insan pelabuhan dituntut peduli pada masyarakat di sekitar pelabuhan tempat suami bekerja. Seperti yang dilakukan Jumat( 07/10) lalu, Dharma Wanita Kantor Administrator Pelabuhan ( Adpel ) Gresik berkunjung ke Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah Asmaniyah Desa Kebongson, Kecamatan Gresik.
Rombongan dari Dharma Wanita yang dipimpin Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan itu memberikan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, gula, makanan ringan, buku tulis, mie instan dan uang saku, yang diterima pengurus Yayasan Perguruan Darul Islam Penolong Anak Yatim dan Miskin Hj. Siti Mariyah.
Usai memberikan sembako, ibu Ik panggilan akrab Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan mengatakan, bakti sosial semacam ini akan dilakukan pada setiap tahun, khususnya berkenaan dengan Hari Perhubungan yang jatuh pada 17 September. Isteri M. Hermawan itu mengatakan meskipun bantuan yang diberikan masih jauh dari harapan, namun itu semata sebagai tanda kepedulian Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik kepada anak yatim dan miskin sekitar pelabuhan Gresik.
Sembako yang diberikan kepada 100 anak yatim dan miskin kali ini diperoleh sebagian hari iuran, penjualan kue dan usaha kerja anggota Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik yang jumlahnya 51 orang. Kegiatan yang dilakukan diantaranya arisan secara berkala setiap bulan, membuat kerajinan yang layak terjual, menjual kue ke anggtota, dan hasilnya dipergunakan untuk bakti sosial.
Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah mengasuh anak yatim dan miskin sekitar 100 anak. Kegiatan meraka selain pelajaran formal juga diberi pelajaran non formal, yayasan ini membuka bantuan instansi/ swasta untuk memberikan bantuan berupa apapun. ( Har ).
Ketua PKK Kab.Gresik Pantau
Posyandu di Desa Pongangan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup agar anak mencapai tumbuh kembang optimal.untuk mencapai hal tersebut, tentu di butuhkan perhatian yang ketat baik orang tua maupun petugas kesehatan setempat.
Untuk memastikan bahwa balita selalu mendapat perhatian kesehatannya, Ketua TP PKK Kab Gresik Hj. Maria Ulfah Sambari beserta pengurus lainnya mengadakan peninjauan langsung di Posyandu Mawar Desa Pongangan.
Terlihat masyarakat sangat antusias sekali memanfaatkan Posyandu sebagai rujukan kesehatan anak mereka, para baita di cek perkembangannya, mulai dari perkembangan berat badan, perkembangan tinggi badan serta pemantauan kesehatan balita. Mereka diberikan makanan tambahan berupa susu, kacang hijau dan biskuit.
Pada kesempatan itu, Hj. Maria Ulfah Sambari ikut langsung menimbang dan mengukur perkembangan balita. Istri bupati Gresik ini di hadapan puluhan ibu-ibu menjelaskan upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin dengan perhatian khusus pada bayi dan anak balita yang menerapkan “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan tumbuh kembang anak.
Pembinaan perkembangan anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam mempersiapkan anak kita menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat cerdas, ceria, tangguh dan berbudi luhur. “Saya berharap dengan keaktifan ibu-ibu mengunjungi Posyandu. Karena dengan aktif ke posyandu diharapkan mampu menurunkan angka balita kurang gizi, dimana tahun ini balita kurang gizi cenderung menurun,” tuturnya. (dwi)
Posyandu di Desa Pongangan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup agar anak mencapai tumbuh kembang optimal.untuk mencapai hal tersebut, tentu di butuhkan perhatian yang ketat baik orang tua maupun petugas kesehatan setempat.
Untuk memastikan bahwa balita selalu mendapat perhatian kesehatannya, Ketua TP PKK Kab Gresik Hj. Maria Ulfah Sambari beserta pengurus lainnya mengadakan peninjauan langsung di Posyandu Mawar Desa Pongangan.
Terlihat masyarakat sangat antusias sekali memanfaatkan Posyandu sebagai rujukan kesehatan anak mereka, para baita di cek perkembangannya, mulai dari perkembangan berat badan, perkembangan tinggi badan serta pemantauan kesehatan balita. Mereka diberikan makanan tambahan berupa susu, kacang hijau dan biskuit.
Pada kesempatan itu, Hj. Maria Ulfah Sambari ikut langsung menimbang dan mengukur perkembangan balita. Istri bupati Gresik ini di hadapan puluhan ibu-ibu menjelaskan upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin dengan perhatian khusus pada bayi dan anak balita yang menerapkan “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan tumbuh kembang anak.
Pembinaan perkembangan anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam mempersiapkan anak kita menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat cerdas, ceria, tangguh dan berbudi luhur. “Saya berharap dengan keaktifan ibu-ibu mengunjungi Posyandu. Karena dengan aktif ke posyandu diharapkan mampu menurunkan angka balita kurang gizi, dimana tahun ini balita kurang gizi cenderung menurun,” tuturnya. (dwi)
62- lomba lukis HUT Semen Gresik
Lomba Lukis PT Semen Gresik
Minggu pagi (2/10) itu club sanggar lukis SG (PT Semen Gresik) mengadakan lomba lukis dan festival band bagi warga Gresik dan sekitarnya. “Ini merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan sanggar lukis SG guna memperingat HUT SG,” kata Rahayu Puspawati, panitia acara.
Kali ini dengan tema lomba “festival siwalan” panitia lomba mengimplementasikan tema alam guna mendukung tema Do it Green yang sedang digalakkan SG,jadi semua serba alam. Suasana hening pagi berubah seketika ketika acara mulai dibuka.
Panitia mendatangkan beberapa juri berpengalaman dari luar sanggar lukis SG guna menilai hasil para peserta. Aspek yang menjadi kriteria penilaian melingkupi, pemahaman tema, ekspresi, warna, bentuk, ekstetika, kerapian, tambah Wati. Di setiap kelasnya panitia mengambil 5 pemenang guna mendapat tropi dan uang pembinaan.
Tidak hanya itu untuk mendedikasi hasil karya mereka, hasil kukisan para pemenang akan dipamerkan di Wisma A.Yani agar ada kepuasan tersendiri ketika mereka melihat hasil goresan tangan mereka ditonton banyak orang.
Dirut PT SG Ir.Dwi Sutjipto yang meninjau langsung jalannya lomba menuturkan, acara ini sangatlah bagus bagi generasi-generasi penerus. “Ini bukti kepedulian SG terhadap generasi penerus,” ungkapnya. Ia juga menuturkan, ini sebagai bukti bahwa SG tidak hanya bisa memproduksi semen semata, namun SG juga bisa menciptakan generasi yang berprestasi di bidang seni.
Dengan adanya lomba ini panitia berharap agar para peserta yang hadir lebih terpacu guna meningkatkan jiwa seni dan kreatifitasnya, baik melalui seni tari, lukis yang pada prinsipnya guna mendukung kemampuan formal yang didapat anak-anak melalui bangku sekolah. (har)
Minggu pagi (2/10) itu club sanggar lukis SG (PT Semen Gresik) mengadakan lomba lukis dan festival band bagi warga Gresik dan sekitarnya. “Ini merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan sanggar lukis SG guna memperingat HUT SG,” kata Rahayu Puspawati, panitia acara.
Kali ini dengan tema lomba “festival siwalan” panitia lomba mengimplementasikan tema alam guna mendukung tema Do it Green yang sedang digalakkan SG,jadi semua serba alam. Suasana hening pagi berubah seketika ketika acara mulai dibuka.
Panitia mendatangkan beberapa juri berpengalaman dari luar sanggar lukis SG guna menilai hasil para peserta. Aspek yang menjadi kriteria penilaian melingkupi, pemahaman tema, ekspresi, warna, bentuk, ekstetika, kerapian, tambah Wati. Di setiap kelasnya panitia mengambil 5 pemenang guna mendapat tropi dan uang pembinaan.
Tidak hanya itu untuk mendedikasi hasil karya mereka, hasil kukisan para pemenang akan dipamerkan di Wisma A.Yani agar ada kepuasan tersendiri ketika mereka melihat hasil goresan tangan mereka ditonton banyak orang.
Dirut PT SG Ir.Dwi Sutjipto yang meninjau langsung jalannya lomba menuturkan, acara ini sangatlah bagus bagi generasi-generasi penerus. “Ini bukti kepedulian SG terhadap generasi penerus,” ungkapnya. Ia juga menuturkan, ini sebagai bukti bahwa SG tidak hanya bisa memproduksi semen semata, namun SG juga bisa menciptakan generasi yang berprestasi di bidang seni.
Dengan adanya lomba ini panitia berharap agar para peserta yang hadir lebih terpacu guna meningkatkan jiwa seni dan kreatifitasnya, baik melalui seni tari, lukis yang pada prinsipnya guna mendukung kemampuan formal yang didapat anak-anak melalui bangku sekolah. (har)
62- PKK Nganjuk Outbond Gentasibu
Ketua PKK Kab.Nganjuk Buka Outbond
Gentasibu...Nyata Aksinya, Terbukti Hasilnya.
Dalam rangka evaluasi program Gentasibu (Gerakan Pengentasan Gizi Buruk) periode II semester II, pada Selasa (11/10) TP PKK Kabupaten Nganjuk menggelar outbond bagi para kader Gentasibu. Sebanyak 405 kader Gentasibu dari seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk berkumpul di alun-alun Kabupaten Nganjuk. Outbond dibuka oleh Ketua TP PKK Kab Nganjuk Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak.,M.Si .
Acara outbond terdiri dari 4 sesi permainan, mulai dari permainan mutasi karet, permainan mumi, permainan memasukkan pensil dan permainan electric field. Ke semua permainan dilakukan secara beregu. Hj. Ita Taufiqurrahman, dalam sambutannya menyampiakan bahwa outbond ini bertujuan supaya kader-kader Gentasibu tidak jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang terkait mengurus segala sesuatu tentang balita gizi buruk.
Acara ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan motivasi para kader dalam penanganan gizi buruk karena permainan-permainan dalam outbond ini lebih difokuskan mengenai permainan yang memerlukan kepedulian, ketelatenan, kehati-hatian dan kerjasama. Seperti halnya dalam menangani balita gizi buruk, para kader memerlukan rasa kepedulian, ketelatenan, kehatia-hatian dan kerjasama dengan orang tua balita dan tim gizi dari kabupaten.
Setelah mengikuti outbond, para kader mengikuti acara evaluasi dan pengarahan di pendopo Kabupaten Nganjuk. Dalam evaluasi tersebut disampaikan capaian-capaian program Gentasibu di semester II periode ini. Pada evaluasi kali ini saya akan langsung membahas pada capaian-capaian yang pada semester ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan secara terus menerus setiap bulan, banyak perkembangan yang trendnya mengarah ke hal hal yang positif antara lain seperti yang bisa dilihat dari data berikut ini :
1. Kondisi awal dari 405 balita kurang gizi, 303 masuk kurus dan 102 masuk kategiri gizi buruk.
2. Trend penambahan berat badan meningkat sampai 99.51 % (403 balita)
3. Trends perubahan status gizi yang berubah menjadi lebih baik naik menjadi 89.94% (344 balita).
4. Angka kesakitan sekarang tinggal 34%, dan bahkan balita yang menderita sakit permanen seperti bibir sumbing sudah mendapatkan pelayanan operasi yang optimal. 5. Penderita gizi buruk dari 102 anak, pada saat ini tinggal 28 anak, dan perlu saya sampaikan bahwa anak yang berjumlah 28 ini sulit mengalami kenaikan berat badan dan status gizi, karena anak tersebut menderita sakit permanen yang sulit untuk disembuhkannya diantaranya seperti kelainan jantung, TB paru dan kelenjar, cerebal palsi, retardasi mental dll.
Melihat capaian –capaian program Gentasibu tersebut itu, bukanlah hal yang berlebihan jika memang program gentasibu adalah program yang benar-benar nyata aksinya dan terbukti hasilnya. TP PKK Kabupaten Nganjuk berkomitmen akan terus membantu pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk untuk mengatasi gizi buruk karena masalah gizi buruk adalah tanggung jawab kita bersama. (rif)
Gentasibu...Nyata Aksinya, Terbukti Hasilnya.
Dalam rangka evaluasi program Gentasibu (Gerakan Pengentasan Gizi Buruk) periode II semester II, pada Selasa (11/10) TP PKK Kabupaten Nganjuk menggelar outbond bagi para kader Gentasibu. Sebanyak 405 kader Gentasibu dari seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk berkumpul di alun-alun Kabupaten Nganjuk. Outbond dibuka oleh Ketua TP PKK Kab Nganjuk Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak.,M.Si .
Acara outbond terdiri dari 4 sesi permainan, mulai dari permainan mutasi karet, permainan mumi, permainan memasukkan pensil dan permainan electric field. Ke semua permainan dilakukan secara beregu. Hj. Ita Taufiqurrahman, dalam sambutannya menyampiakan bahwa outbond ini bertujuan supaya kader-kader Gentasibu tidak jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang terkait mengurus segala sesuatu tentang balita gizi buruk.
Acara ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan motivasi para kader dalam penanganan gizi buruk karena permainan-permainan dalam outbond ini lebih difokuskan mengenai permainan yang memerlukan kepedulian, ketelatenan, kehati-hatian dan kerjasama. Seperti halnya dalam menangani balita gizi buruk, para kader memerlukan rasa kepedulian, ketelatenan, kehatia-hatian dan kerjasama dengan orang tua balita dan tim gizi dari kabupaten.
Setelah mengikuti outbond, para kader mengikuti acara evaluasi dan pengarahan di pendopo Kabupaten Nganjuk. Dalam evaluasi tersebut disampaikan capaian-capaian program Gentasibu di semester II periode ini. Pada evaluasi kali ini saya akan langsung membahas pada capaian-capaian yang pada semester ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan secara terus menerus setiap bulan, banyak perkembangan yang trendnya mengarah ke hal hal yang positif antara lain seperti yang bisa dilihat dari data berikut ini :
1. Kondisi awal dari 405 balita kurang gizi, 303 masuk kurus dan 102 masuk kategiri gizi buruk.
2. Trend penambahan berat badan meningkat sampai 99.51 % (403 balita)
3. Trends perubahan status gizi yang berubah menjadi lebih baik naik menjadi 89.94% (344 balita).
4. Angka kesakitan sekarang tinggal 34%, dan bahkan balita yang menderita sakit permanen seperti bibir sumbing sudah mendapatkan pelayanan operasi yang optimal. 5. Penderita gizi buruk dari 102 anak, pada saat ini tinggal 28 anak, dan perlu saya sampaikan bahwa anak yang berjumlah 28 ini sulit mengalami kenaikan berat badan dan status gizi, karena anak tersebut menderita sakit permanen yang sulit untuk disembuhkannya diantaranya seperti kelainan jantung, TB paru dan kelenjar, cerebal palsi, retardasi mental dll.
Melihat capaian –capaian program Gentasibu tersebut itu, bukanlah hal yang berlebihan jika memang program gentasibu adalah program yang benar-benar nyata aksinya dan terbukti hasilnya. TP PKK Kabupaten Nganjuk berkomitmen akan terus membantu pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk untuk mengatasi gizi buruk karena masalah gizi buruk adalah tanggung jawab kita bersama. (rif)
62- Bude Karwo Terima Penghargaan Gemarikan 2011
Bude Karwo Terima Penghargaan Gemarikan 2011
Usaha pengurus Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Jawa Timur untuk menggairahkan masyarakat gemar makan ikan tampaknya membuahkan hasil cukup gemilang. Di ajang Pameran Indonesia Fisher Expo (IFE) yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Balai Kartini Expo Center, Jakarta Pusat, Kamis (20/10) lalu Ketua Umum Forikan Jatim, Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi memperoleh penghargaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) 2011.
Penghargaan berupa plakat tersebut diberikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) DR. Victor P.H. Nikijulun yang mewakili Menteri Perikanan dan Kelautan. Selain Hj.Nina Soekarwo, penghargaan yang sama juga diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.Jatim, Ir. Kardani, MM.
Kardani mendapatkan penghargaan mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai concern terhadap percepatan kepengurusan Forikan di wilayahnya. Ini karena, dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, kepengurusan Forikan sudah terbentuk semuanya.
Sementara diraihnya penghargaan yang diperoleh Bude Karwo, sapaan akrab istri Gubernur Jawa Timur itu dinilai pemerintah pusat karena mampu menggerakkan secara optimal kepengurusan Forikan yang ada di wilayah Jawa Timur.
Lewat kepengurusan tersebut, Bude Karwo berharap bisa makin menggairahkan masyarakat Jatim untuk menggemari makanan berjenis ikan. Dan semua keinginan itu dinilai Bude Karwo mendapat dukungan penuh dari seluruh pengurus Forikan yang ada di tingkat daerah. “Alhamdullilah, 99 persen seluruh istri bupati dan walikota di Jawa Timur menjadi ketua Forikan,” kata Bude Karwo.
Ia menambahkan, dalam menjalankan program yang sudah disusun, pihaknya melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Prov. Jatim. Hasilnya, peningkatan konsumsi makanan ikan yang ada di tengah-tengah masyarakat sudah cukup signifikan. “Ini karena kami turun ke grass root. Jadi kami ngajak ibu bupati untuk turun dengan memprioritaskan pada mereka yang konsumsi makannya cukup rendah,” jelasnya.
Sementara menyoal harga ikan di pasaran, Bude Karwo menerangkan, kalau di Jatim, harga tersebut dinilai relatif masih terjangkau oleh masyarakat. “Saya kira sampai sekarang di Jatim relatif masih murah. Lele antara Rp. 15 ribu, saya kira relatif murah. Tempe tahu pun juga hampir sama,” jelasnya.
Namun, ia ingin, agar pola pikir masyarakat terhadap konsumsi makan ikan harus diubah. Terutama masyarakat di tingkat pedesaan. “Hanya di desa-desa yang kita harus mengubah sedikit mindset mereka yang masih menganggap makan ikan itu cacingan dan sebagainya. Itu masih ada di pelosok-pelosok desa,” ungkapnya. “Ini yang kita terjun. Dan terus terang saya himbau mereka untuk mengkampanyekan makan ikan ini karena untuk proses tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Masih menurut Bude Karwo, pertumbuhan anak itu dipengaruhi oleh asupan makanan mereka. Di usia nol sampai empat tahun, konsumsi ikan dinilai sangat penting. Yakni untuk proses pembentukan dan pertumbuhan sel-sel otak anak. “Dan itu sangat dipengaruhi oleh asupan makanan dan protein yang ada di ikan sangat bermanfaat untuk stimulan di otak anak,” jelasnya.
“Jadi sekali lagi, tugas pengurus Forikan itu untuk mengampayekan bagaimana masyarakat secara sadar setiap hari harus ada ikan di rumah dengan harga yang murah,” tambahnya.
Saat ditanya soal program apa yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan masyarakat menggemari konsumsi ikan di Jawa Timur, Bude Karwo menyebutkan, yang dilakukannya adalah mencoba dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan mengadakan berbagai-bagai lomba. Utamanya adalah dengan mengutamakan bahan dasar yang murah dengan dukungan protein yang tinggi.
Usai menerima penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Bude Karwo menyempatkan diri untuk meninjau empat stand yang diikuti beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Ke empat stand itu di antaranya stand milik Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kota Surabaya dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim. Untuk stand Kab. Blitar memamerkaan ikan hias. Sedang Kab. Tulunggagung memamerkan ikan koki, Kota Surabaya memamerkan produk kerajinan hasil laut dan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim menampikan berbagai produk makanan berbahan dasar ikan.
Penghargaan juga diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada tiga kategori yang berbeda. Di antaranya, kategori Rumah Makan (Resto), perorangan dan media massa. Untuk kategori Rumah Makan (Resto) diberikan kepada Resto Lele Lela. Lalu untuk kategori perorangan diberikan kepada dua orang sekaligus, yakni Ny. Tuti Soenardi dan Dr. Joko Mardjono, serta kategori media massa diberikan kepada Trans7. (rif)
Usaha pengurus Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Jawa Timur untuk menggairahkan masyarakat gemar makan ikan tampaknya membuahkan hasil cukup gemilang. Di ajang Pameran Indonesia Fisher Expo (IFE) yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Balai Kartini Expo Center, Jakarta Pusat, Kamis (20/10) lalu Ketua Umum Forikan Jatim, Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi memperoleh penghargaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) 2011.
Penghargaan berupa plakat tersebut diberikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) DR. Victor P.H. Nikijulun yang mewakili Menteri Perikanan dan Kelautan. Selain Hj.Nina Soekarwo, penghargaan yang sama juga diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.Jatim, Ir. Kardani, MM.
Kardani mendapatkan penghargaan mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai concern terhadap percepatan kepengurusan Forikan di wilayahnya. Ini karena, dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, kepengurusan Forikan sudah terbentuk semuanya.
Sementara diraihnya penghargaan yang diperoleh Bude Karwo, sapaan akrab istri Gubernur Jawa Timur itu dinilai pemerintah pusat karena mampu menggerakkan secara optimal kepengurusan Forikan yang ada di wilayah Jawa Timur.
Lewat kepengurusan tersebut, Bude Karwo berharap bisa makin menggairahkan masyarakat Jatim untuk menggemari makanan berjenis ikan. Dan semua keinginan itu dinilai Bude Karwo mendapat dukungan penuh dari seluruh pengurus Forikan yang ada di tingkat daerah. “Alhamdullilah, 99 persen seluruh istri bupati dan walikota di Jawa Timur menjadi ketua Forikan,” kata Bude Karwo.
Ia menambahkan, dalam menjalankan program yang sudah disusun, pihaknya melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Prov. Jatim. Hasilnya, peningkatan konsumsi makanan ikan yang ada di tengah-tengah masyarakat sudah cukup signifikan. “Ini karena kami turun ke grass root. Jadi kami ngajak ibu bupati untuk turun dengan memprioritaskan pada mereka yang konsumsi makannya cukup rendah,” jelasnya.
Sementara menyoal harga ikan di pasaran, Bude Karwo menerangkan, kalau di Jatim, harga tersebut dinilai relatif masih terjangkau oleh masyarakat. “Saya kira sampai sekarang di Jatim relatif masih murah. Lele antara Rp. 15 ribu, saya kira relatif murah. Tempe tahu pun juga hampir sama,” jelasnya.
Namun, ia ingin, agar pola pikir masyarakat terhadap konsumsi makan ikan harus diubah. Terutama masyarakat di tingkat pedesaan. “Hanya di desa-desa yang kita harus mengubah sedikit mindset mereka yang masih menganggap makan ikan itu cacingan dan sebagainya. Itu masih ada di pelosok-pelosok desa,” ungkapnya. “Ini yang kita terjun. Dan terus terang saya himbau mereka untuk mengkampanyekan makan ikan ini karena untuk proses tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Masih menurut Bude Karwo, pertumbuhan anak itu dipengaruhi oleh asupan makanan mereka. Di usia nol sampai empat tahun, konsumsi ikan dinilai sangat penting. Yakni untuk proses pembentukan dan pertumbuhan sel-sel otak anak. “Dan itu sangat dipengaruhi oleh asupan makanan dan protein yang ada di ikan sangat bermanfaat untuk stimulan di otak anak,” jelasnya.
“Jadi sekali lagi, tugas pengurus Forikan itu untuk mengampayekan bagaimana masyarakat secara sadar setiap hari harus ada ikan di rumah dengan harga yang murah,” tambahnya.
Saat ditanya soal program apa yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan masyarakat menggemari konsumsi ikan di Jawa Timur, Bude Karwo menyebutkan, yang dilakukannya adalah mencoba dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan mengadakan berbagai-bagai lomba. Utamanya adalah dengan mengutamakan bahan dasar yang murah dengan dukungan protein yang tinggi.
Usai menerima penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Bude Karwo menyempatkan diri untuk meninjau empat stand yang diikuti beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Ke empat stand itu di antaranya stand milik Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kota Surabaya dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim. Untuk stand Kab. Blitar memamerkaan ikan hias. Sedang Kab. Tulunggagung memamerkan ikan koki, Kota Surabaya memamerkan produk kerajinan hasil laut dan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim menampikan berbagai produk makanan berbahan dasar ikan.
Penghargaan juga diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada tiga kategori yang berbeda. Di antaranya, kategori Rumah Makan (Resto), perorangan dan media massa. Untuk kategori Rumah Makan (Resto) diberikan kepada Resto Lele Lela. Lalu untuk kategori perorangan diberikan kepada dua orang sekaligus, yakni Ny. Tuti Soenardi dan Dr. Joko Mardjono, serta kategori media massa diberikan kepada Trans7. (rif)
62- Bude Lomba PKK
Sebanyak 30 PKK Kab/Kota se Jatim
Mengikuti Lomba 10 Program PKK
Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur memulai lomba 10 program PKK yang diikuti oleh 30 PKK kabupaten/ kota di Jatim. Lomba ini dimaksud untuk membina dan mengetahui apakah 10 program PKK, semuanya telah sampai di masyarakat. Baik masyarakat yang ada di kota maupun di desa.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi, saat memberikan pengarahan pada acara pembukaan Lomba 10 program PKK Provinsi Jawa Timur di Gedung PKK Jatim, Selasa (7/10) lalu mengatakan, gerakan PKK adalah muncul dari bawah yaitu dari dan untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk itu, kami yang ada di provinsi mengatakan bahwa PKK yang ada di desa sangat besar jasa dan perjuangannya. Karena mereka yang lebih tahu dan mengerti apa saja yang ada atau dibutuhkan dalam segala gerak pembangunan di desa. Tidak berlebihan kalau PKK yang ada di desa adalah merupakan garda yang paling depan sebab mereka merupakan ujung tombak pembangunan di segala bidang,” tuturnya.
Bude Karwo menjelaskan, PKK adalah merupakan organisasi sosial yang bekerja tanpa pamrih dan selalu menjadi partner atau mitra pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Oleh karena itu, di setiap desa atau kelurahan harus dibentuk kader – kader PKK yang tugasnya memberikan penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat yang mendapat masalah.
Seperti; masalah gizi buruk, ibu hamil atau kekerasan dalam keluarga dan masalah – masalah yang lain. Peran kader PKK sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di desa, sebab mereka dituntut dapat mengimplementasikan dari 10 program pokok PKK dengan efektif.
Mengingat lomba- lomba PKK merupakan kesepakatan nasional, lanjutnya, maka keikutsertaan dari 30 Tim Penggerak PKK yang ada di Jatim ini harus sungguh- sungguh dan matang persiapannya, kecuali delapan Kab/ Kota lainnya yang sudah minta ijin untuk tidak mengikuti lomba. Peserta lomba yang keluar menjadi pemenang atau juara di tingkat Provinsi, otomatis harus berangkat ke Jakarta menjadi duta Jatim di tingkat nasional.
Menurut Bude Karwo, agar bisa menjadi juara lomba 10 program PKK harus memenuhi syarat yang menjadi kreteria, yakni tertib administrasi mulai dari dasa wisma sampai dengan provinsi; harus bisa bangun jejaring dan komitmen dengan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah untuk mengefektifkan implementasi 10 program PKK, dan bisa mengembangkan inovasi dan membuat terobosan- terobosan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat atau guna mengungkit potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya sosial di sekitarnya.
Adapun kriteria penilaian secara umum terdiri dari Input, proses dan output. Inputnya meliputi data awal, kebijakan dan dukungan pelaksanaan program baik dari pemerintah daerah, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat secara berjenjang, yang berupa produk hukum.
Sedang prosesnya adalah pelaksanaan aspek aspek kegiatan, inovasi/ terobosan. Dan outputnya adalah berupa hasil yang dicapai dari masing- masing aspek kegiatan.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bude Karwo mengingatkan, bahwa kegiatan PKK telah mendapat pengakuan secara luas baik di tingkat local, nasional dan internasional, serta telah mendapat penghargaan dari badan dunia seperti WHO, Unicef, Unesco dan Asian management program. Ini adalah pembuktian bahwa gerakan PKK telah memberikan andil yang sifnifikan dalam pembangunan di Indonesia khususnya dalam menjangkau dalam keluarga di pelosok- pelosok pedesaan.
“Untuk itu, janganlah berkecil hati bagi semua ibu- ibu PKK baik yang ada di desa maupun di kelurahan. Karena jasa ibu- ibu sangat membantu saudara- saudara kita yang sangat membutuhkan,” tegasnya.
Sementara Ny.Subagio selaku ketua panitia lomba melaporkan, lomba 10 program PKK Jatim yang diselenggarakan selama dua hari kerja mulai tgl 11 s/d 12 Oktober ini diikuti 30 Tim Penggerak PKK Kab/ Kota yang ada di Jatim, terdiri dari 27 Kab dan 4 Kotamadya. Dari 30 Kab/ Kota tersebut diambil 5 nominasi untuk dipresentasikan dan diambil juara I,II dan III serta harapan I dan II.( dil)
Mengikuti Lomba 10 Program PKK
Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur memulai lomba 10 program PKK yang diikuti oleh 30 PKK kabupaten/ kota di Jatim. Lomba ini dimaksud untuk membina dan mengetahui apakah 10 program PKK, semuanya telah sampai di masyarakat. Baik masyarakat yang ada di kota maupun di desa.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi, saat memberikan pengarahan pada acara pembukaan Lomba 10 program PKK Provinsi Jawa Timur di Gedung PKK Jatim, Selasa (7/10) lalu mengatakan, gerakan PKK adalah muncul dari bawah yaitu dari dan untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk itu, kami yang ada di provinsi mengatakan bahwa PKK yang ada di desa sangat besar jasa dan perjuangannya. Karena mereka yang lebih tahu dan mengerti apa saja yang ada atau dibutuhkan dalam segala gerak pembangunan di desa. Tidak berlebihan kalau PKK yang ada di desa adalah merupakan garda yang paling depan sebab mereka merupakan ujung tombak pembangunan di segala bidang,” tuturnya.
Bude Karwo menjelaskan, PKK adalah merupakan organisasi sosial yang bekerja tanpa pamrih dan selalu menjadi partner atau mitra pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Oleh karena itu, di setiap desa atau kelurahan harus dibentuk kader – kader PKK yang tugasnya memberikan penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat yang mendapat masalah.
Seperti; masalah gizi buruk, ibu hamil atau kekerasan dalam keluarga dan masalah – masalah yang lain. Peran kader PKK sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di desa, sebab mereka dituntut dapat mengimplementasikan dari 10 program pokok PKK dengan efektif.
Mengingat lomba- lomba PKK merupakan kesepakatan nasional, lanjutnya, maka keikutsertaan dari 30 Tim Penggerak PKK yang ada di Jatim ini harus sungguh- sungguh dan matang persiapannya, kecuali delapan Kab/ Kota lainnya yang sudah minta ijin untuk tidak mengikuti lomba. Peserta lomba yang keluar menjadi pemenang atau juara di tingkat Provinsi, otomatis harus berangkat ke Jakarta menjadi duta Jatim di tingkat nasional.
Menurut Bude Karwo, agar bisa menjadi juara lomba 10 program PKK harus memenuhi syarat yang menjadi kreteria, yakni tertib administrasi mulai dari dasa wisma sampai dengan provinsi; harus bisa bangun jejaring dan komitmen dengan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah untuk mengefektifkan implementasi 10 program PKK, dan bisa mengembangkan inovasi dan membuat terobosan- terobosan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat atau guna mengungkit potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya sosial di sekitarnya.
Adapun kriteria penilaian secara umum terdiri dari Input, proses dan output. Inputnya meliputi data awal, kebijakan dan dukungan pelaksanaan program baik dari pemerintah daerah, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat secara berjenjang, yang berupa produk hukum.
Sedang prosesnya adalah pelaksanaan aspek aspek kegiatan, inovasi/ terobosan. Dan outputnya adalah berupa hasil yang dicapai dari masing- masing aspek kegiatan.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bude Karwo mengingatkan, bahwa kegiatan PKK telah mendapat pengakuan secara luas baik di tingkat local, nasional dan internasional, serta telah mendapat penghargaan dari badan dunia seperti WHO, Unicef, Unesco dan Asian management program. Ini adalah pembuktian bahwa gerakan PKK telah memberikan andil yang sifnifikan dalam pembangunan di Indonesia khususnya dalam menjangkau dalam keluarga di pelosok- pelosok pedesaan.
“Untuk itu, janganlah berkecil hati bagi semua ibu- ibu PKK baik yang ada di desa maupun di kelurahan. Karena jasa ibu- ibu sangat membantu saudara- saudara kita yang sangat membutuhkan,” tegasnya.
Sementara Ny.Subagio selaku ketua panitia lomba melaporkan, lomba 10 program PKK Jatim yang diselenggarakan selama dua hari kerja mulai tgl 11 s/d 12 Oktober ini diikuti 30 Tim Penggerak PKK Kab/ Kota yang ada di Jatim, terdiri dari 27 Kab dan 4 Kotamadya. Dari 30 Kab/ Kota tersebut diambil 5 nominasi untuk dipresentasikan dan diambil juara I,II dan III serta harapan I dan II.( dil)
Senin, 31 Oktober 2011
61- Batik Satrio Manah- Tulungagung
Ny. Triana
Batik ‘Satrio Manah’ Berkibar di Tengah Persaingan
Di tengahnya gencarnya setiap kabupaten/kota di Jawa Timur menampilkan produk unggulan, khususnya produk batik, ternyata tidak menggoyahkan usaha kerajinan batik ‘Satrio Manah’ yang terletak di desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Usaha batik ini tetap berkibar di tengah persaingan batik tanah air.
Adalah Ny.Tiana (51 tahun) pengusaha batik yang mengawali usahanya sejak tahun 1984 itu seakan tidak menghiraukan persaingan terjadi di tengah pasar. Perempuan yang kini mengendalikan 45 orang karyawan itu menganggap rejeki setiap orang selalu datang tidak salah sasaran.
Tahun-tahun awal ketika ia mulai usaha baik, tenaga kerjanya bisa mencapai 100 orang. Kini memang jauh berkurang, tapi omsetnya tetap tinggi. Tenaga kerja yang makin berkurang itu memang akibat terkena imbas krisis moneter 1997 lalu, dan masuknya teknologi batik yang semakin canggih. Ia tidak mau menyebut berapa omsetnya sebulan, tapi dalam 10 hari bisa terjual 300 potong bakalan batik yang nilainya rata-rata Rp 40 juta.
Hasil produksi itu diambil untuk toko-toko batik di seluruh Jatim, Kaltim, Jakarta, bahkan Malaysia dan Singapura. “Kelemahan kami untuk ekspor ke luar negeri memang masih melalui broker tertentu, belum bisa langsung ke konsumen,” jelas Ny.Tiana, Minggu (25/9) lalu di rumah yang sekaligus tempat produksi dan workshop.
Produksi batik Satrio Manah sendiri memiliki khas slogan pekat dan motif tertentu sesuai keinginan konsumen. Usaha ini merupakan satu diantara 10 usaha batik besar yang ada di Tulungagung. Bahkan produksi Satrio Manah motif ‘Berkisar’ pernah memperoleh penghargaan sebagai desain batik terbaik. Juga karya Satrio Manah dipesan khusus sebagai seragam batik pejabat dan panitia pada Hari keluarga Nasional tahun 2010 lalu.
Ny. Triana mengaku pihaknya mempertahankan batik tulis, namun tidak menutup kemungkinan memproduksi batik print, jika pemesan minta demikian, dan dalam kondisi mendadak butuh waktu pendek tapi pesanan banyak.
Perempuan dua putra ini mengaku telah memperoleh bantuan pinjaman pendanaan dari Bank Jatim dengan bunga rendah. Kini mengajukan pinjaman lagi Rp 100 juta dan masih dalam proses. “Pinjaman itu sangat membantu karena bunganya rendah yakni 6 persen setahun.” Jelasnya.
Kesulitan yang dihadapi saat ini adalah masalah bahan baku. Setiap kali ia butuh kain mori untuk bahan dasar batik, harus mendatangkan dari Solo, Pekalongan dan Semarang. Tentu saja butuh waktu dan harga bisa lebih mahal jika di Jawa Timur atau Tulungagung diproduksi kain mori.
“Saya dua minggu sekali mendatangkan 1.000 sampai 2.000 yard yang habis dibuat untuk 450 potong kain batik bakalan,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Tulungagung, Drs.Edi Suyanto, Msi menyatakan. Keluhan bahan baku kain mori itu kini tengah dikoordinasikan dengan pihak terkait. Karena menyangkut industri kain skal besar, tentu saja pihak dinas perindustrian baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Bahkan soal keluhan hak paten yang diajukan Satrio Manah karena ada kesamaan nama dengan industri serupa di Pekalongan, kini tengah diupayakan jalan keluarnya. Apakah ganti nama, logo atau gambarnya. (ji)
Batik ‘Satrio Manah’ Berkibar di Tengah Persaingan
Di tengahnya gencarnya setiap kabupaten/kota di Jawa Timur menampilkan produk unggulan, khususnya produk batik, ternyata tidak menggoyahkan usaha kerajinan batik ‘Satrio Manah’ yang terletak di desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung. Usaha batik ini tetap berkibar di tengah persaingan batik tanah air.
Adalah Ny.Tiana (51 tahun) pengusaha batik yang mengawali usahanya sejak tahun 1984 itu seakan tidak menghiraukan persaingan terjadi di tengah pasar. Perempuan yang kini mengendalikan 45 orang karyawan itu menganggap rejeki setiap orang selalu datang tidak salah sasaran.
Tahun-tahun awal ketika ia mulai usaha baik, tenaga kerjanya bisa mencapai 100 orang. Kini memang jauh berkurang, tapi omsetnya tetap tinggi. Tenaga kerja yang makin berkurang itu memang akibat terkena imbas krisis moneter 1997 lalu, dan masuknya teknologi batik yang semakin canggih. Ia tidak mau menyebut berapa omsetnya sebulan, tapi dalam 10 hari bisa terjual 300 potong bakalan batik yang nilainya rata-rata Rp 40 juta.
Hasil produksi itu diambil untuk toko-toko batik di seluruh Jatim, Kaltim, Jakarta, bahkan Malaysia dan Singapura. “Kelemahan kami untuk ekspor ke luar negeri memang masih melalui broker tertentu, belum bisa langsung ke konsumen,” jelas Ny.Tiana, Minggu (25/9) lalu di rumah yang sekaligus tempat produksi dan workshop.
Produksi batik Satrio Manah sendiri memiliki khas slogan pekat dan motif tertentu sesuai keinginan konsumen. Usaha ini merupakan satu diantara 10 usaha batik besar yang ada di Tulungagung. Bahkan produksi Satrio Manah motif ‘Berkisar’ pernah memperoleh penghargaan sebagai desain batik terbaik. Juga karya Satrio Manah dipesan khusus sebagai seragam batik pejabat dan panitia pada Hari keluarga Nasional tahun 2010 lalu.
Ny. Triana mengaku pihaknya mempertahankan batik tulis, namun tidak menutup kemungkinan memproduksi batik print, jika pemesan minta demikian, dan dalam kondisi mendadak butuh waktu pendek tapi pesanan banyak.
Perempuan dua putra ini mengaku telah memperoleh bantuan pinjaman pendanaan dari Bank Jatim dengan bunga rendah. Kini mengajukan pinjaman lagi Rp 100 juta dan masih dalam proses. “Pinjaman itu sangat membantu karena bunganya rendah yakni 6 persen setahun.” Jelasnya.
Kesulitan yang dihadapi saat ini adalah masalah bahan baku. Setiap kali ia butuh kain mori untuk bahan dasar batik, harus mendatangkan dari Solo, Pekalongan dan Semarang. Tentu saja butuh waktu dan harga bisa lebih mahal jika di Jawa Timur atau Tulungagung diproduksi kain mori.
“Saya dua minggu sekali mendatangkan 1.000 sampai 2.000 yard yang habis dibuat untuk 450 potong kain batik bakalan,” jelasnya.
Kepala Dinas Koperasi, UMKM dan Pasar Kabupaten Tulungagung, Drs.Edi Suyanto, Msi menyatakan. Keluhan bahan baku kain mori itu kini tengah dikoordinasikan dengan pihak terkait. Karena menyangkut industri kain skal besar, tentu saja pihak dinas perindustrian baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
Bahkan soal keluhan hak paten yang diajukan Satrio Manah karena ada kesamaan nama dengan industri serupa di Pekalongan, kini tengah diupayakan jalan keluarnya. Apakah ganti nama, logo atau gambarnya. (ji)
61- PKK Ngawi Operasi Bibir Sumbing
PKK Kab.Ngawi Bakti Sosial
Operasi Bibir Sumbing Gratis
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Ngawi ke 653 dan HUT RI ke 66, Tim Penggerak PKK Kab. Ngawi menggelar operasi bibir sumbing di RSUD dr. Soeroto. Bibir sumbing atau labioschisis ini memang banyak terdapat di Ngawi, maka tak heran bila operasi gratis yang dilaksanakan bekerja sama dengan Yayasan Permata Sari Semarang ini mendapat sambutan antusias masyarakat, khususnya anak anak dan balita dari Kecamatan Karangjati, Widodaren, Karanganyar dan Pitu.
Menurut Ketua TP PKK Kab.Ngawi Ny.Antik Budi Sulistyono, PKK bermitra dengan Yayasan Permata Sari Semarang menerjunkan tim medisnya, untuk membantu tindakan yang diperlukan, seperti melakukan pembedahan dan penyempurnaan fisik bibir sumbing.
Wakil Bupati Ony Anwar Harsono ikut hadir dalam operasi ini, mengharapkan bahwa kegiatan bhakti sosial semacam ini sangat bermanfaat, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu. “Dengan operasi gratis semacam ini, masyarakat yang kurang mampu bisa terbantu dan juga bisa merasakan pelayanan kesehatan yang baik,” jelasnya.
Pemkab Ngawi merencanakan ke depannya Ngawi bisa terbebas dari bibir sumbing. Untuk itu kegiatan semacam ini akan lebih ditingkatkan dan mungkin akan diagendakan rutin setiap memperingati Hari Jadi Kota Ngawi dan HUT RI.
Harapan Wakil Bupati Ngawi ini juga didukung oleh semua pihak, termasuk dr. Hendro Wahyudiono, direktur Rumah Sakit dr. Soeroto. Ia mengatakan bahwa rata rata penderita bibir sumbing di Ngawi memang masih diderita anak anak atau Balita, sehingga ketika mereka di operasi pengembalian bentuk bibir ke bentuk normal bisa dilakukan lebih mudah.
Hal ini juga diperkuat oleh pihak Yayasan Permata Sari yang berpengalaman melakukan operasi bibir sumbing di beberapa daerah di Jawa Tengah. Menurut Endang Karsono, selaku ketua yayasan, cacat bawaan seperti bibir sumbing ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan gizi dan mineral, keturunan dan ketidakmampuan secara ekonomi. “Kami selalu siap membantu bila diperlukan,” jelasnya. (rif)
Operasi Bibir Sumbing Gratis
Dalam rangka memperingati Hari Jadi Ngawi ke 653 dan HUT RI ke 66, Tim Penggerak PKK Kab. Ngawi menggelar operasi bibir sumbing di RSUD dr. Soeroto. Bibir sumbing atau labioschisis ini memang banyak terdapat di Ngawi, maka tak heran bila operasi gratis yang dilaksanakan bekerja sama dengan Yayasan Permata Sari Semarang ini mendapat sambutan antusias masyarakat, khususnya anak anak dan balita dari Kecamatan Karangjati, Widodaren, Karanganyar dan Pitu.
Menurut Ketua TP PKK Kab.Ngawi Ny.Antik Budi Sulistyono, PKK bermitra dengan Yayasan Permata Sari Semarang menerjunkan tim medisnya, untuk membantu tindakan yang diperlukan, seperti melakukan pembedahan dan penyempurnaan fisik bibir sumbing.
Wakil Bupati Ony Anwar Harsono ikut hadir dalam operasi ini, mengharapkan bahwa kegiatan bhakti sosial semacam ini sangat bermanfaat, khususnya bagi masyarakat yang kurang mampu. “Dengan operasi gratis semacam ini, masyarakat yang kurang mampu bisa terbantu dan juga bisa merasakan pelayanan kesehatan yang baik,” jelasnya.
Pemkab Ngawi merencanakan ke depannya Ngawi bisa terbebas dari bibir sumbing. Untuk itu kegiatan semacam ini akan lebih ditingkatkan dan mungkin akan diagendakan rutin setiap memperingati Hari Jadi Kota Ngawi dan HUT RI.
Harapan Wakil Bupati Ngawi ini juga didukung oleh semua pihak, termasuk dr. Hendro Wahyudiono, direktur Rumah Sakit dr. Soeroto. Ia mengatakan bahwa rata rata penderita bibir sumbing di Ngawi memang masih diderita anak anak atau Balita, sehingga ketika mereka di operasi pengembalian bentuk bibir ke bentuk normal bisa dilakukan lebih mudah.
Hal ini juga diperkuat oleh pihak Yayasan Permata Sari yang berpengalaman melakukan operasi bibir sumbing di beberapa daerah di Jawa Tengah. Menurut Endang Karsono, selaku ketua yayasan, cacat bawaan seperti bibir sumbing ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan gizi dan mineral, keturunan dan ketidakmampuan secara ekonomi. “Kami selalu siap membantu bila diperlukan,” jelasnya. (rif)
61- Lomba Surabaya Bebas Sampah
Surabaya Sukses Adakan Lomba MDS Antar RT
Pemerintah Kota Surabaya terbilang sukses menyelenggarakan lomba Merdeka Dari Sampah (MDS) antar Rukun Tetangga (RT). Kegiatan penilaian yang berlangsung sekitar lima bulan itu mendapat sambutan meriah setiap RT, karena lomba ini benar-benar bermanfaat dan menyentuh kebutuhan warga.
Setelah melalui penilaian, lomba yang dikuti 600 RT, maka terpilih Kelurahan Banyu Urip (RW 6) meraih juara I, disusul Kelurahan Kebonsari (RW 3), dan Keputran Kejambon RW XII berhasil meraih juara III lomba MDS dalam kategori wilayah berkembang. Hadiah diserahkan kantor walikota di Taman Surya, Minggu (18/9) pagi.
Ini setelah 8 tim juri dari panitia MDS berkunjung meninjau langsung cara bagaimana mereka mengelolah kampungnya. Dan berhak membawa pulang uang tunai Rp 7,5 juta dan piala. Dalam acara yang dihadiri Walikota Surabaya, Tri Rismaharani dan seluruh kader lingkungan Se-Surabaya yang tumpek blek memadati kantor walikota itu.
Sakinah Milati, Ketua PKK RT XII mengatakan dalam kategori ini, kader lingkungannya dinilai berhasil menemukan pembibitan pohon Jarak untuk bahan bakar minyak BBM, kedua tanaman obat-obatan daun siri untuk mengobati penyakit asam urat, kolesterol dsb.
RT 05, RW XII, pembuatan kompos dari sampah basah dan setelah dikeringkan dijadikan produk semisal tas yang kemudian dijual. ” Kami masih dalam taraf kampung yang berkembang dalam MDS ini dan ini merupakan kerja keras ibu-ibu PKK sekaligus kader lingkungan di RT XII,” katanya.
Ke depannya, warga akan meningkatkan kinerja untuk semakin maju. Pihaknya akan membantu wilayah RT-RT di wilayah RW XII yang belum maju dan masyarakat yang belum peduli terhadap lingkungan. “Uang juara itu, akan dipakai untuk perawatan, mengembangkan kampung untuk menciptakan inovatif-inovatif baru dengan harapan bisa menjadi juara 1.
Sebelumnya, di tingkat Kecamatan Se Surabaya, Keputran Kejambon RW XII, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng kader lingkungan mengikuti lomba Surabaya Gender Award yang diadakan di Taman Flora, Sabtu (14/09) lalu diantaranya Ludruk, Tari Remo dan yel-yel. Meskipun kalah, yel-yel berhasil juara lima menyingkirkan 38 Kecamatan.(aji)
Pemenang Merdeka Dari Sampah 2011
Kategori 3 Roadshow Terbaik :
- Kelurahan Kedurus
- Kelurahan Dupak
- Kelurahan Gunung Sari
Kategori 3 Pejuang Lingkungan :
- Sardjono (Kelurahan Gayungan)
- Indah Winarni (Kelurahan Simokerto)
- Murtiningsih (Kelurahan Kebraon)
Kategori 4 Penampilan Terheboh :
- Kelurahan Pacar Keling (RW 6)
- Kelurahan Bulak (RW 7)
- Kelurahan Perak Utara (RW 8)
- Kelurahan Sumur Welut (RW 1)
Kategori Wilayah Pemula :
- Kelurahan Dukuh Setro (RW 2)
- Kelurahan Jepara (RW 3)
- Kelurahan Wonorejo (RW5)
Kategori Wilayah Berkembang :
- Kelurahan Banyu Urip (RW 6)
- Kelurahan Kebonsari (RW 3)
- Kelurahan Embong Kaliasin (RW 12)
Pemerintah Kota Surabaya terbilang sukses menyelenggarakan lomba Merdeka Dari Sampah (MDS) antar Rukun Tetangga (RT). Kegiatan penilaian yang berlangsung sekitar lima bulan itu mendapat sambutan meriah setiap RT, karena lomba ini benar-benar bermanfaat dan menyentuh kebutuhan warga.
Setelah melalui penilaian, lomba yang dikuti 600 RT, maka terpilih Kelurahan Banyu Urip (RW 6) meraih juara I, disusul Kelurahan Kebonsari (RW 3), dan Keputran Kejambon RW XII berhasil meraih juara III lomba MDS dalam kategori wilayah berkembang. Hadiah diserahkan kantor walikota di Taman Surya, Minggu (18/9) pagi.
Ini setelah 8 tim juri dari panitia MDS berkunjung meninjau langsung cara bagaimana mereka mengelolah kampungnya. Dan berhak membawa pulang uang tunai Rp 7,5 juta dan piala. Dalam acara yang dihadiri Walikota Surabaya, Tri Rismaharani dan seluruh kader lingkungan Se-Surabaya yang tumpek blek memadati kantor walikota itu.
Sakinah Milati, Ketua PKK RT XII mengatakan dalam kategori ini, kader lingkungannya dinilai berhasil menemukan pembibitan pohon Jarak untuk bahan bakar minyak BBM, kedua tanaman obat-obatan daun siri untuk mengobati penyakit asam urat, kolesterol dsb.
RT 05, RW XII, pembuatan kompos dari sampah basah dan setelah dikeringkan dijadikan produk semisal tas yang kemudian dijual. ” Kami masih dalam taraf kampung yang berkembang dalam MDS ini dan ini merupakan kerja keras ibu-ibu PKK sekaligus kader lingkungan di RT XII,” katanya.
Ke depannya, warga akan meningkatkan kinerja untuk semakin maju. Pihaknya akan membantu wilayah RT-RT di wilayah RW XII yang belum maju dan masyarakat yang belum peduli terhadap lingkungan. “Uang juara itu, akan dipakai untuk perawatan, mengembangkan kampung untuk menciptakan inovatif-inovatif baru dengan harapan bisa menjadi juara 1.
Sebelumnya, di tingkat Kecamatan Se Surabaya, Keputran Kejambon RW XII, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng kader lingkungan mengikuti lomba Surabaya Gender Award yang diadakan di Taman Flora, Sabtu (14/09) lalu diantaranya Ludruk, Tari Remo dan yel-yel. Meskipun kalah, yel-yel berhasil juara lima menyingkirkan 38 Kecamatan.(aji)
Pemenang Merdeka Dari Sampah 2011
Kategori 3 Roadshow Terbaik :
- Kelurahan Kedurus
- Kelurahan Dupak
- Kelurahan Gunung Sari
Kategori 3 Pejuang Lingkungan :
- Sardjono (Kelurahan Gayungan)
- Indah Winarni (Kelurahan Simokerto)
- Murtiningsih (Kelurahan Kebraon)
Kategori 4 Penampilan Terheboh :
- Kelurahan Pacar Keling (RW 6)
- Kelurahan Bulak (RW 7)
- Kelurahan Perak Utara (RW 8)
- Kelurahan Sumur Welut (RW 1)
Kategori Wilayah Pemula :
- Kelurahan Dukuh Setro (RW 2)
- Kelurahan Jepara (RW 3)
- Kelurahan Wonorejo (RW5)
Kategori Wilayah Berkembang :
- Kelurahan Banyu Urip (RW 6)
- Kelurahan Kebonsari (RW 3)
- Kelurahan Embong Kaliasin (RW 12)
Bude Karwo Lantik Dekranasda Kab.Sumenep
Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi
Dekranasda Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Pengrajin
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim memfokuskan program utamanya pada peningkatan kualitas SDM pengrajin. Hal itu diharapkan dapat berdampak pada peningkatan daya saing.
Ketua Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi ketika mengukuhkan Hj Wafiqoh Jamilah Busyro Karim sebagai Ketua Dekranasda Kab. Sumenep periode 2010-2015, di Pendopo Kab Sumenep, Kamis (15/9) mengatakan, program peningkatan kualitas SDM pengrajin dilakukan melalui pelatihan peningkatan ketrampilan untuk kerajinan kayu, batik, dan kerajinan yang mempunyai khas budaya daerah, serta fasilitasi pendampingan pengurusan merk dan HAKI.
”Sangat disayangkan pendapatan pegrajin handycraft/ kerajinan yang manual, kesejahteraannya belum terlalu baik. Dekransda harus bisa memfasilitasi sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin,” kata bude Karwo.
Program kedua, difokuskan pada perluasan jaringan pasar, yang dilakukan melalui pameran dan gelar potensi di beberapa event nasional. Sedangkan program ketiga adalah kemitraan, melalui kerjasama antar pengrajin guna mendorong terjadinya kolaborasi dalam transfer teknologi. Selanjutnya Dekranasda juga fokus pada program pemasaran dan peningkatan daya saing.
“Dengan terbentuknya Dekranasda Kab Sumenep diharapkan dapat lebih mendorong para UMKM agar senantiasa meningkatkan kualitas produknya, sehingga mempunyai nilai jual dan kompetitif di pasar global,” harapnya.
Menyadari pentingnya keberadaan industri kerajinan yang merupakan wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru dan lapangan kerja, serta upaya pelestarian budaya, maka usaha untuk mengembangkan UMKM harus selalu dilakukan. “Potensi lokal industri kreatif terus diberdayakan dan dikembangkan,” tegasnya.
Berdasarkan UNESCO, seni kerajinan dikelompokkan menjadi kerajinan tekstil dan kulit, kerajinan logam dan batuan, kerajinan kayu dan serat alam, kerajinan keramik dan gerabah, serta kerajinan materi alam lainnya.
Produk kerajinan merupakan suatu perspektif yang mampu menjadi alternatif penanggulangan masalah, baik di lingkup seni budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu Bude Karwo berpesan agar kedepan harus adanya sinergitas program/ kegiatan antara program Dekranasda Provinsi dengan Dekranasda Kab/ kota se Jatim.
Dari data BPS 2010 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim sebesar 71,55 sementara di Kab Sumenep 65,30, angka ini tertinggi di Pulau Madura, selanjutnya Kab Bangkalan 64,52, Pamekasan 64,41 dan terakhir Sampang sebesar 59,58.
Selain industri kecil dan menengah yang berkembang pesat, Kab. Sumenep yang terletak di ujung Timur pulau Madura ini juga mempunyai potensi pariwisata, a.l. wisata budaya dan agama, wisata bahari, wisata alam, serta wisata konservasi, seperti budidaya ayam bekisar dan cemara udang yang hanya ada di Sumenep.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Sumenep KH Busyro Karim mengatakan banyak potensi yang dimiliki Kab Sumenep yang bernilai tinggi, baik ekonomi, budaya daerah, maupun batik, seni ukir, maupun keris.
“Obyek wisata yang unik dan menarik yang diakui dunia/ internasional. Produk batik dan ukiran juga sudah menghiasi hotel dan kantor-kantor, namun semua harus dipromosikan sehingga suatu saat dikenal sampai maca negara. Dekransda diharapkan ikut membantu menggerakkaan pertumbuhan ekonomi kab sumenep yang th 2010 baaru mencapai 5,73 %.masih jauh dibanding provinsi yang sudah mncapai kisaran 7 %..
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumenep yang baru dilantik mengatakan, setelah dilantik ini akan berusaha menggali aset, produk unggulan, tempat wisata yang bisa dijual. Selain itu, akan berusaha mendorong para pemahat, pengrajin memaenkan hasil karyanya agar tidak diakui hak ciptanya oleh negara lain. Selain itu anak-anak sekolah akan diberikan pelatihan agar mengenal lebih dalam budaya sumenep. (sil)
Dekranasda Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Pengrajin
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim memfokuskan program utamanya pada peningkatan kualitas SDM pengrajin. Hal itu diharapkan dapat berdampak pada peningkatan daya saing.
Ketua Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi ketika mengukuhkan Hj Wafiqoh Jamilah Busyro Karim sebagai Ketua Dekranasda Kab. Sumenep periode 2010-2015, di Pendopo Kab Sumenep, Kamis (15/9) mengatakan, program peningkatan kualitas SDM pengrajin dilakukan melalui pelatihan peningkatan ketrampilan untuk kerajinan kayu, batik, dan kerajinan yang mempunyai khas budaya daerah, serta fasilitasi pendampingan pengurusan merk dan HAKI.
”Sangat disayangkan pendapatan pegrajin handycraft/ kerajinan yang manual, kesejahteraannya belum terlalu baik. Dekransda harus bisa memfasilitasi sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin,” kata bude Karwo.
Program kedua, difokuskan pada perluasan jaringan pasar, yang dilakukan melalui pameran dan gelar potensi di beberapa event nasional. Sedangkan program ketiga adalah kemitraan, melalui kerjasama antar pengrajin guna mendorong terjadinya kolaborasi dalam transfer teknologi. Selanjutnya Dekranasda juga fokus pada program pemasaran dan peningkatan daya saing.
“Dengan terbentuknya Dekranasda Kab Sumenep diharapkan dapat lebih mendorong para UMKM agar senantiasa meningkatkan kualitas produknya, sehingga mempunyai nilai jual dan kompetitif di pasar global,” harapnya.
Menyadari pentingnya keberadaan industri kerajinan yang merupakan wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru dan lapangan kerja, serta upaya pelestarian budaya, maka usaha untuk mengembangkan UMKM harus selalu dilakukan. “Potensi lokal industri kreatif terus diberdayakan dan dikembangkan,” tegasnya.
Berdasarkan UNESCO, seni kerajinan dikelompokkan menjadi kerajinan tekstil dan kulit, kerajinan logam dan batuan, kerajinan kayu dan serat alam, kerajinan keramik dan gerabah, serta kerajinan materi alam lainnya.
Produk kerajinan merupakan suatu perspektif yang mampu menjadi alternatif penanggulangan masalah, baik di lingkup seni budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu Bude Karwo berpesan agar kedepan harus adanya sinergitas program/ kegiatan antara program Dekranasda Provinsi dengan Dekranasda Kab/ kota se Jatim.
Dari data BPS 2010 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim sebesar 71,55 sementara di Kab Sumenep 65,30, angka ini tertinggi di Pulau Madura, selanjutnya Kab Bangkalan 64,52, Pamekasan 64,41 dan terakhir Sampang sebesar 59,58.
Selain industri kecil dan menengah yang berkembang pesat, Kab. Sumenep yang terletak di ujung Timur pulau Madura ini juga mempunyai potensi pariwisata, a.l. wisata budaya dan agama, wisata bahari, wisata alam, serta wisata konservasi, seperti budidaya ayam bekisar dan cemara udang yang hanya ada di Sumenep.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Sumenep KH Busyro Karim mengatakan banyak potensi yang dimiliki Kab Sumenep yang bernilai tinggi, baik ekonomi, budaya daerah, maupun batik, seni ukir, maupun keris.
“Obyek wisata yang unik dan menarik yang diakui dunia/ internasional. Produk batik dan ukiran juga sudah menghiasi hotel dan kantor-kantor, namun semua harus dipromosikan sehingga suatu saat dikenal sampai maca negara. Dekransda diharapkan ikut membantu menggerakkaan pertumbuhan ekonomi kab sumenep yang th 2010 baaru mencapai 5,73 %.masih jauh dibanding provinsi yang sudah mncapai kisaran 7 %..
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumenep yang baru dilantik mengatakan, setelah dilantik ini akan berusaha menggali aset, produk unggulan, tempat wisata yang bisa dijual. Selain itu, akan berusaha mendorong para pemahat, pengrajin memaenkan hasil karyanya agar tidak diakui hak ciptanya oleh negara lain. Selain itu anak-anak sekolah akan diberikan pelatihan agar mengenal lebih dalam budaya sumenep. (sil)
Naskah Cover 61- Titik Indrawati,SH
Titik Indrawati, SH
Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Prov. Jatim
Membentuk Kaukus Untuk Aktualisasi Perempuan
Kepedulian anggota dewan terhadap nasib perempuan menggerakkan 18 perempuan yang duduk di DPRD Jatim membentuk Kaukus. Wadah perempuan parlemen di DPRD Jawa Timur yang dibentuk di luar badan ini melalui kesepakatan bersama. Kirana berkesempatan berbincang dengan Titik Indrawati, SH, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Provinsi Jatim.
Dari 100 orang anggota dewan periode 2009-2014, 18 diantaranya adalah perempuan yang tersebar di semua fraksi, bertambah 4 orang dari periode sebelumnya, satu prestasi yang masih dirasakan oleh Titik Indrawati, SH perlu untuk ditingkatkan mengingat pentingnya peranan wanita untuk menyuarakan aspirasi mereka di dewan. Berlatar belakang inilah, 18 wanita tersebut membentuk Kaukus Perempuan DPRD Provinsi Jatim Parlemen 2 bulan lalu dengan tujuan untuk berfokus pada masalah-masalah yang banyak terjadi pada perempuan seperti trafficking, KDRT, dan upaya untuk menekan kematian ibu-anak serta masalah penting lain yang sering dihadapi perempuan.
"Saat ini perempuan sudah banyak yang mandiri utamanya di kota besar, namun masih saja kita sering menemui kasus-kasus yang merugikan perempuan. Disini kami ingin sekali mendukung perempuan, menambah kepercayaan diri mereka, yakin pada kemampuan mereka, khususnya mereka yang tinggal di pelosok dan jauh dari jangkauan perlindungan pemerintah," tuturnya. "Untuk tujuan tersebut, kami memang harus terjun langsung untuk memberikan pembinaan. Kami sangat mendukung program pemerintah provinsi yang sudah melakukannya lewat PKK," ungkap wanita enerjik ini.
Perempuan yang terkenal aktif menyuarakan hak perempuan dikalangan dewan ini mengatakan bahwa dalam waktu dekat Kaukus Perempuan Parlemen akan membentuk program jangka pendek, menengah maupun panjang, khususnya terkait dalam upaya untuk memberikan pendidikan politik bagi perempuan. "Selama ini, politik dimata perempuan masih asing, masih dunianya laki-laki yang penuh intrik dan kekerasan. Kami ingin menunjukkan pembelajaran yang benar tentang politik agar makin banyak perempuan berkualitas yang mampu menyuarakan aspirasi kaumnya," tutur wanita yang menganggap bahwa iklas dan tulus dan sepenuh hati adalah kuncinya untuk melakukan tugas-tugasnya.
Menurutnya, kuota 30% perempuan yang diatur dalam UU sudah terpenuhi, namun untuk menembus legislatif, angka tersebut masih sulit terpenuhi. "Lewat Kaukus, kami berupaya untuk terus memberikan pemahaman yang benar tentang politik, tanpa pandang partai, bahwa apabila kita sesuai aturan dan mekanisme yang ada, perempuan pun bisa mewakili aspirasi kaumnya sendiri," tuturnya. Titik mengakui bahwa selama ini, perempuan masih dianggap sebagai pelengkap, bukan pemain inti. "Kalau kita hanya nunut, dan aspirasi kita disuarakan oleh laki-laki, maka 'soul' nya akan hilang, karena laki-lali tidak mengalami, mereka tidak bisa merasakan apa yang sebenarnya kita rasakan, perempuan tidak boleh hanya menjadi pelengkap, tapi juga harus aktif menyampaikan aspirasi kaumnya. Sayang, sebenarnya kuota 30% masih kurang, kalau bisa naik dan terpenuhi dengan perempuan dengan SDM yang berkualitas," seloroh wanita yang beranggapan bahwa apabila kita bicara gender, tidak terlepas dari kenyataan bahwa perempuan itu kuat, bukan untuk menyaingi pria, tapi untuk memampukan diri, mengaktualisasikan kemampuannya sendiri. Untuk itu, Titik ingin sekali mengajak semua perempuan Jawa Timur untuk melihat ke depan agar program pemerintah pusat dan daerah serta pedesaan bisa bersinergi.
Tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Jatim Fraksi Partai Demokrat Komisi B di Bidang Perekonomian, Titik menceritakan bahwa tugas Komisi B adalah memiliki keterkaitan langsung dengan program-program yang ada di kelembagaan. Komisi B membawahi 12 SKPD. Titik sangat mendukung program pemerintah provinsi yang mengalokasikan dana untuk anggaran Koperasi Wanita (Kopwan). Dimana sudah tercatat 8506 Kopwan yang mendapat bantuan dana masing-masing 25 juta untuk membantu para anggota meningkatkan usaha mereka.
Senada dengan program Kaukus, wanita yang memiliki komitmen tinggi terhadap KOPWAN dan memperjuangkan program-program yang terkait dengan perempuan dan perlindungan anak ini mengatakan bahwa program pemerintah lewat Dinas Koperasi yang berkaitan langsung dengan Komisi B Bidang Perekonomian itu bisa membuat perempuan mandiri secara finansial dan bisa menurunkan angka KDRT. "Pakde memberikan hal-hal terbaik bagi dewan, khususnya perempuan salah satunya lewat bantuan dari Dinas Koperasi untuk Kopwan," ujarnya.
"Koperasi menjadi mitra di Komisi B. Saya melihat langsung ke daerah bagaimana perkembangan koperasi menjadi lebih optimal dalam membantu anggotanya setelah mendapat bantuan dari pemerintah, tidak ada alasan untuk tidak , karena bantuan tersebut bagi sektor perekonomian dipandang sangat membantu. Kita meningkatkan perekonomian keluarga lewat Kopwan. Program komisi B dan Dinas Koperasi didukung penuh oleh Kaukus," imbuhnya.
Kedepannya, menurut Titik, Kaukus ingin membuat program yang mengikuti program yang sudah ada. Meminta pemerintah untuk memberikan pelayanan perempuan, memberikan dana untuk perempuan tidak hanya lewat koperasi, tapi disisipkan di semua program SKPD. Sebagai contoh, di beberapa SKPD, misal dinas kelautan, dimana banyak wanita yang menjadi penjual hasil laut. Mereka juga diharapkan mendapat bantuan dari pemerintah, demikian juga dengan dinas lainnya.
Selain tercatat sebagai anggota dewan dari Fraksi Demokrat, Titik pernah aktif di Koperasi Setia Bakti Wanita dan beberapa kegiatan sosial. Dia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPD Demokrat Jawa Timur, Ketua I PDRI (Perempuan Demokrat Republik Indonesia). (tya)
Biodata
Nama : Titik Indrawati, SH
Lahir : Surabaya, 9 Oktober 1968
Suami : Benny Budi Susanto, SH
Anak :
1. Mariana Putri Betyanni
2. Desire Dwi Arifianny
3. Alifiana Aprilia Susanti
Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Prov. Jatim
Membentuk Kaukus Untuk Aktualisasi Perempuan
Kepedulian anggota dewan terhadap nasib perempuan menggerakkan 18 perempuan yang duduk di DPRD Jatim membentuk Kaukus. Wadah perempuan parlemen di DPRD Jawa Timur yang dibentuk di luar badan ini melalui kesepakatan bersama. Kirana berkesempatan berbincang dengan Titik Indrawati, SH, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Provinsi Jatim.
Dari 100 orang anggota dewan periode 2009-2014, 18 diantaranya adalah perempuan yang tersebar di semua fraksi, bertambah 4 orang dari periode sebelumnya, satu prestasi yang masih dirasakan oleh Titik Indrawati, SH perlu untuk ditingkatkan mengingat pentingnya peranan wanita untuk menyuarakan aspirasi mereka di dewan. Berlatar belakang inilah, 18 wanita tersebut membentuk Kaukus Perempuan DPRD Provinsi Jatim Parlemen 2 bulan lalu dengan tujuan untuk berfokus pada masalah-masalah yang banyak terjadi pada perempuan seperti trafficking, KDRT, dan upaya untuk menekan kematian ibu-anak serta masalah penting lain yang sering dihadapi perempuan.
"Saat ini perempuan sudah banyak yang mandiri utamanya di kota besar, namun masih saja kita sering menemui kasus-kasus yang merugikan perempuan. Disini kami ingin sekali mendukung perempuan, menambah kepercayaan diri mereka, yakin pada kemampuan mereka, khususnya mereka yang tinggal di pelosok dan jauh dari jangkauan perlindungan pemerintah," tuturnya. "Untuk tujuan tersebut, kami memang harus terjun langsung untuk memberikan pembinaan. Kami sangat mendukung program pemerintah provinsi yang sudah melakukannya lewat PKK," ungkap wanita enerjik ini.
Perempuan yang terkenal aktif menyuarakan hak perempuan dikalangan dewan ini mengatakan bahwa dalam waktu dekat Kaukus Perempuan Parlemen akan membentuk program jangka pendek, menengah maupun panjang, khususnya terkait dalam upaya untuk memberikan pendidikan politik bagi perempuan. "Selama ini, politik dimata perempuan masih asing, masih dunianya laki-laki yang penuh intrik dan kekerasan. Kami ingin menunjukkan pembelajaran yang benar tentang politik agar makin banyak perempuan berkualitas yang mampu menyuarakan aspirasi kaumnya," tutur wanita yang menganggap bahwa iklas dan tulus dan sepenuh hati adalah kuncinya untuk melakukan tugas-tugasnya.
Menurutnya, kuota 30% perempuan yang diatur dalam UU sudah terpenuhi, namun untuk menembus legislatif, angka tersebut masih sulit terpenuhi. "Lewat Kaukus, kami berupaya untuk terus memberikan pemahaman yang benar tentang politik, tanpa pandang partai, bahwa apabila kita sesuai aturan dan mekanisme yang ada, perempuan pun bisa mewakili aspirasi kaumnya sendiri," tuturnya. Titik mengakui bahwa selama ini, perempuan masih dianggap sebagai pelengkap, bukan pemain inti. "Kalau kita hanya nunut, dan aspirasi kita disuarakan oleh laki-laki, maka 'soul' nya akan hilang, karena laki-lali tidak mengalami, mereka tidak bisa merasakan apa yang sebenarnya kita rasakan, perempuan tidak boleh hanya menjadi pelengkap, tapi juga harus aktif menyampaikan aspirasi kaumnya. Sayang, sebenarnya kuota 30% masih kurang, kalau bisa naik dan terpenuhi dengan perempuan dengan SDM yang berkualitas," seloroh wanita yang beranggapan bahwa apabila kita bicara gender, tidak terlepas dari kenyataan bahwa perempuan itu kuat, bukan untuk menyaingi pria, tapi untuk memampukan diri, mengaktualisasikan kemampuannya sendiri. Untuk itu, Titik ingin sekali mengajak semua perempuan Jawa Timur untuk melihat ke depan agar program pemerintah pusat dan daerah serta pedesaan bisa bersinergi.
Tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Jatim Fraksi Partai Demokrat Komisi B di Bidang Perekonomian, Titik menceritakan bahwa tugas Komisi B adalah memiliki keterkaitan langsung dengan program-program yang ada di kelembagaan. Komisi B membawahi 12 SKPD. Titik sangat mendukung program pemerintah provinsi yang mengalokasikan dana untuk anggaran Koperasi Wanita (Kopwan). Dimana sudah tercatat 8506 Kopwan yang mendapat bantuan dana masing-masing 25 juta untuk membantu para anggota meningkatkan usaha mereka.
Senada dengan program Kaukus, wanita yang memiliki komitmen tinggi terhadap KOPWAN dan memperjuangkan program-program yang terkait dengan perempuan dan perlindungan anak ini mengatakan bahwa program pemerintah lewat Dinas Koperasi yang berkaitan langsung dengan Komisi B Bidang Perekonomian itu bisa membuat perempuan mandiri secara finansial dan bisa menurunkan angka KDRT. "Pakde memberikan hal-hal terbaik bagi dewan, khususnya perempuan salah satunya lewat bantuan dari Dinas Koperasi untuk Kopwan," ujarnya.
"Koperasi menjadi mitra di Komisi B. Saya melihat langsung ke daerah bagaimana perkembangan koperasi menjadi lebih optimal dalam membantu anggotanya setelah mendapat bantuan dari pemerintah, tidak ada alasan untuk tidak , karena bantuan tersebut bagi sektor perekonomian dipandang sangat membantu. Kita meningkatkan perekonomian keluarga lewat Kopwan. Program komisi B dan Dinas Koperasi didukung penuh oleh Kaukus," imbuhnya.
Kedepannya, menurut Titik, Kaukus ingin membuat program yang mengikuti program yang sudah ada. Meminta pemerintah untuk memberikan pelayanan perempuan, memberikan dana untuk perempuan tidak hanya lewat koperasi, tapi disisipkan di semua program SKPD. Sebagai contoh, di beberapa SKPD, misal dinas kelautan, dimana banyak wanita yang menjadi penjual hasil laut. Mereka juga diharapkan mendapat bantuan dari pemerintah, demikian juga dengan dinas lainnya.
Selain tercatat sebagai anggota dewan dari Fraksi Demokrat, Titik pernah aktif di Koperasi Setia Bakti Wanita dan beberapa kegiatan sosial. Dia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPD Demokrat Jawa Timur, Ketua I PDRI (Perempuan Demokrat Republik Indonesia). (tya)
Biodata
Nama : Titik Indrawati, SH
Lahir : Surabaya, 9 Oktober 1968
Suami : Benny Budi Susanto, SH
Anak :
1. Mariana Putri Betyanni
2. Desire Dwi Arifianny
3. Alifiana Aprilia Susanti
Kamis, 06 Oktober 2011
60- PKK Kota Kediri Bagi Bingkisan
TP PKK Kota Kediri Bagikan Bingkisan
Rombongan Tim Penggerak PKK Kota Kediri melakukan kegiatan Safari Ramadan di 46 Kelurahan, Hari Rabu (3/8) lalu. Menurut Ketua TP PKK Kota Kediri Ny. Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH agenda kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahun. Ia menambahkan, dengan kegiatan tersebut TP PKK Kota Kediri bisa memantau langsung masyarakat yang kurang mampu melalui kelurahan masing-masing.“Kegiatan ini sebagai langkah kepedulian TP PKK Kota Kediri pada masyarakat yang kurang mampu. Walaupun sumbangan kami tidak seberapa tetapi banyak manfaat sekali bagi masyarakat Kota Kediri,” ungkap Ny. Dahlia.
Ia menambahkan dalam kegiatan yang dilakukan TP PKK Kota Kediri masing-masing kelurahan mendapatkan bantuan 60 bingkisan dan dibagikan pada setiap warganya. “Sementara ini, hanya ini saja yang bisa kami lakukan pada masyarakat InsyaAllah, tahun depan nanti kami bisa menambah lagi,” ujarnya.
Selain itu juga tahun ini TP PKK Kota Kediri juga melakukan kegiatan berbuka puasa bersama anak-anak yatim piatu dan keluarga besar TP PKK Kota Kediri. Alasan TP PKK Kota Kediri melakukan Safari Ramadan di setiap kelurahan sebagai langkah perbedaan yang dilakukan oleh organisasi wanita Kediri lainnya. “ Jujur saja, terobosan yang dilakukan TPPKK Kota Kediri ini supaya berbeda saja dengan organisasi wanita lainnya,” papar istri Walikota Kediri ini.
Selain kegiatan baksos lainnya TP PKK Kota Kediri memiliki rutinitas bernama pertemuan 21-an. Artinya setiap bulan tepatnya tanggal 21 para kader PKK Kota Kediri menggelar pertemuan rutin pelatihan mulai dari kerajinan sampai kuliner. Lebih lanjut Ny. Dahlia menjelaskan, agenda kegiatan TP PKK Kota Kediri tersebut sebagai sarana mempererat antar kader PKK . “Dengan demikian kader-kader TPP KK Kota Kediri bisa berinovasi dalam melakukan kegiatan apapun,” jelasnya.
Hampir bersamaan TP PKK Kota Kediri juga menggelar Lomba Fashion Lansia sekaligus memperingati HUT Lanjut Usia ke 15, Hari Kesatuan Gerak PKK ke-39 dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Kota Kediri 2011 yang bertajuk “Sehat dan Berkarya Bersama Lansia”. Ny. Dahlia mengatakan dalam acara tersebut diikuti hampir 92 peserta dari 46 kelurahan dan dihadiri hampir 500 masyarakat. “Tujuan Lomba Fashion Lansia tersebut sebagai membuktikan bahwa usia lanjut bukan menjadi penghalang untuk tetap berkarya dan berbakti pada bangsa dan lingkungan kota Kediri ini,” papar Ketua Umum Dekranasda Kota Kediri ini. (ali)
Rombongan Tim Penggerak PKK Kota Kediri melakukan kegiatan Safari Ramadan di 46 Kelurahan, Hari Rabu (3/8) lalu. Menurut Ketua TP PKK Kota Kediri Ny. Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH agenda kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap tahun. Ia menambahkan, dengan kegiatan tersebut TP PKK Kota Kediri bisa memantau langsung masyarakat yang kurang mampu melalui kelurahan masing-masing.“Kegiatan ini sebagai langkah kepedulian TP PKK Kota Kediri pada masyarakat yang kurang mampu. Walaupun sumbangan kami tidak seberapa tetapi banyak manfaat sekali bagi masyarakat Kota Kediri,” ungkap Ny. Dahlia.
Ia menambahkan dalam kegiatan yang dilakukan TP PKK Kota Kediri masing-masing kelurahan mendapatkan bantuan 60 bingkisan dan dibagikan pada setiap warganya. “Sementara ini, hanya ini saja yang bisa kami lakukan pada masyarakat InsyaAllah, tahun depan nanti kami bisa menambah lagi,” ujarnya.
Selain itu juga tahun ini TP PKK Kota Kediri juga melakukan kegiatan berbuka puasa bersama anak-anak yatim piatu dan keluarga besar TP PKK Kota Kediri. Alasan TP PKK Kota Kediri melakukan Safari Ramadan di setiap kelurahan sebagai langkah perbedaan yang dilakukan oleh organisasi wanita Kediri lainnya. “ Jujur saja, terobosan yang dilakukan TPPKK Kota Kediri ini supaya berbeda saja dengan organisasi wanita lainnya,” papar istri Walikota Kediri ini.
Selain kegiatan baksos lainnya TP PKK Kota Kediri memiliki rutinitas bernama pertemuan 21-an. Artinya setiap bulan tepatnya tanggal 21 para kader PKK Kota Kediri menggelar pertemuan rutin pelatihan mulai dari kerajinan sampai kuliner. Lebih lanjut Ny. Dahlia menjelaskan, agenda kegiatan TP PKK Kota Kediri tersebut sebagai sarana mempererat antar kader PKK . “Dengan demikian kader-kader TPP KK Kota Kediri bisa berinovasi dalam melakukan kegiatan apapun,” jelasnya.
Hampir bersamaan TP PKK Kota Kediri juga menggelar Lomba Fashion Lansia sekaligus memperingati HUT Lanjut Usia ke 15, Hari Kesatuan Gerak PKK ke-39 dan Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat Kota Kediri 2011 yang bertajuk “Sehat dan Berkarya Bersama Lansia”. Ny. Dahlia mengatakan dalam acara tersebut diikuti hampir 92 peserta dari 46 kelurahan dan dihadiri hampir 500 masyarakat. “Tujuan Lomba Fashion Lansia tersebut sebagai membuktikan bahwa usia lanjut bukan menjadi penghalang untuk tetap berkarya dan berbakti pada bangsa dan lingkungan kota Kediri ini,” papar Ketua Umum Dekranasda Kota Kediri ini. (ali)
60- Cover Ny.Dahlia Samsul Ashar- Kediri
COVER
Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH
Ketua TP PKK Kota Kediri
Berusaha Meningkatkan Produkvitas Anggota
Meningkatkan kualitas produk dan hasil yang terbaik merupakan kebangggaan tersendiri bagi kelompok yang telah mulai untuk bergerak dan berusaha. Hal itu telah dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Kota Kediri yang kini mulai menunjukan prestasi luar biasa. “Kami tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi masyarakat Kediri maupun anggota PKK Kota Kediri. Dan Alhamdulilah, semua ini bisa dilakukan oleh anggota kami dan dukungan dari masyarakat Kota Kediri,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ny. Hj. Dahlia Ashar Samsul Ashar, SH.
Menurut istri Walikota Kota Kediri ini, para kadernya selalu meningkatkan produkvitas di berbagai daerah mulai dari kelurahan, kecamatan maupun tingkat RT dan RW. Ini sebagai bukti bahwa TP PKK Kota Kediri sangat peduli dengan masyarakat maupun kader-kadernya. “Sebagai ketua saya harus selalu mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh anggota PKK untuk mewujudkan kesejehteraan masyarakat maupun anggota kami lewat program-program yang telah ada ini,” ujar Ketua Dekranasda Kota Kediri ini.
Lebih lanjut Ny. Dahlia mengatakan, Kota Kediri saat ini mulai berbenah diri dalam program kemasyarakatan seperti peningkatan pelayanan, kerajinan, kuliner, wisata dan industri kecil lainnya. Beberapa bulan lalu istri Walikota Kediri ini telah meresmikan pusat pelatihan batik tulis bagi masyarakat maupun anggota PKK. “Kerajinan seperti batik tulis merupakan budaya asli Indonesia dan diakui oleh negara lain. Dengan kerajinan ini akan ikut melestarikan budaya Indonesia dan mengembangkan industri bagi masyarakat Kota Kediri ini,” lanjutnya.
Keberhasilan kerajinan yang dikembangkan TP PKK Kota Kediri sudah diakui oleh negara lain seperti China, Jepang dan negara lainnya. “Keberhasilan ini merupakan prestasi besar bagi anggota PKK Kota Kediri dan beberapa binaan kami pada masyarakat Kota Kediri. Dengan demikian TP PKK Kota Kediri bisa selalu membuat kreasi yang baru sekarang maupun nantinya,” kata wanita penuh senyum ini.
Setia Menemani Suami
Sosok Ny. Dahlia sebagai seorang istri pejabat Kota Kediri sudah tidak asing lagi bagi masyarakat maupun kader PKK Kota Kediri. Wanita kelahiran Kota Tahu Kediri 29 Maret 1962 ini aktif menjalani aktivitasnya. Rasa lelah dari proses aktivitasnya terihat samar karena Ny. Dahlia dengan tulus menjalankan tugasnya. Dibalik keiklasannya menjalankan setumpuk tugas, Ny. Dahlia selalu mendapatkan dukungan penuh dari keluarga. “Bagi saya, tanpa dukungan dari keluarga maupun anggota PKK dan masyarakat bukan berarti apa-apa. Dukungan bagi saya adalah paling utama dalam melakukan aktivitas apapun,” paparnya.
Setiap waktu Ny. Dahlia bergerak memberikan contoh, arahan dan terjun langsung bersama para anggota TP PKK Kota Kediri ini merupakan bentuk dukungannya kepada suaminya yang telah diberi kepercayaan untuk memimpin Kota Kediri. Dukungan Ny. Dahlia kepada Dr. H. Samsul Ashar, Sp. PD. diabadikan dalam buku “Bila Aku Tak Sekeder ‘Konco Wingking”. Buku ini merupakan kisah Ny. Dahlia dalam menemani suami tercinta meniti karir dan menjalankan pekerjaannya. Setiap istri adalah pendamping, yang setia dalam suka dan duka, menemani sang suami menjadi pemimpin, dan mencapai keberhasilan ketika memimpin merupakan kutipan dari buku tersebut.
“Dalam sebuah rumah tangga istri selalu setia mendampingi pada suami dalam suka maupun duka. Sebagai seorang wanita sekaligus istri kita harus wajib melakukan hal itu,” katanya ketika disinggung tentang bukanya.
Wanita berpenampilan sederhana ini berharap agar peran wanita bisa ditingkatkan dalam melakukan aktivitas mulai dari rumah tangga hingga kepada bangsa dan negaranya sendiri. Selain itu, Dahlia juga berharap wanita selalu menjaga kodratnya sebagai wanita Indonesia. “Sebagai seorang wanita kita harus tetap menjaga nilai-nilai seorang wanita. Saya kira kaum wanita sekarang tidak kalah dengan kaum laki-laki akan tetapi kita tetap menjaga kodrat seorang wanita,” tutup ibu tiga anak ini. (ali)
Biodata
Nama : Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH
Lahir : Kediri, 29 Maret 1962
Nama Suami : Dr. H. Samsul Ashar, Sp. PD.
Nama Anak : Auliya Ashar, Arief Rachman Ashar, Akbar Maulana Ashar
Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH
Ketua TP PKK Kota Kediri
Berusaha Meningkatkan Produkvitas Anggota
Meningkatkan kualitas produk dan hasil yang terbaik merupakan kebangggaan tersendiri bagi kelompok yang telah mulai untuk bergerak dan berusaha. Hal itu telah dilakukan oleh Tim Penggerak PKK Kota Kediri yang kini mulai menunjukan prestasi luar biasa. “Kami tetap berusaha untuk melakukan yang terbaik bagi masyarakat Kediri maupun anggota PKK Kota Kediri. Dan Alhamdulilah, semua ini bisa dilakukan oleh anggota kami dan dukungan dari masyarakat Kota Kediri,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ny. Hj. Dahlia Ashar Samsul Ashar, SH.
Menurut istri Walikota Kota Kediri ini, para kadernya selalu meningkatkan produkvitas di berbagai daerah mulai dari kelurahan, kecamatan maupun tingkat RT dan RW. Ini sebagai bukti bahwa TP PKK Kota Kediri sangat peduli dengan masyarakat maupun kader-kadernya. “Sebagai ketua saya harus selalu mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh anggota PKK untuk mewujudkan kesejehteraan masyarakat maupun anggota kami lewat program-program yang telah ada ini,” ujar Ketua Dekranasda Kota Kediri ini.
Lebih lanjut Ny. Dahlia mengatakan, Kota Kediri saat ini mulai berbenah diri dalam program kemasyarakatan seperti peningkatan pelayanan, kerajinan, kuliner, wisata dan industri kecil lainnya. Beberapa bulan lalu istri Walikota Kediri ini telah meresmikan pusat pelatihan batik tulis bagi masyarakat maupun anggota PKK. “Kerajinan seperti batik tulis merupakan budaya asli Indonesia dan diakui oleh negara lain. Dengan kerajinan ini akan ikut melestarikan budaya Indonesia dan mengembangkan industri bagi masyarakat Kota Kediri ini,” lanjutnya.
Keberhasilan kerajinan yang dikembangkan TP PKK Kota Kediri sudah diakui oleh negara lain seperti China, Jepang dan negara lainnya. “Keberhasilan ini merupakan prestasi besar bagi anggota PKK Kota Kediri dan beberapa binaan kami pada masyarakat Kota Kediri. Dengan demikian TP PKK Kota Kediri bisa selalu membuat kreasi yang baru sekarang maupun nantinya,” kata wanita penuh senyum ini.
Setia Menemani Suami
Sosok Ny. Dahlia sebagai seorang istri pejabat Kota Kediri sudah tidak asing lagi bagi masyarakat maupun kader PKK Kota Kediri. Wanita kelahiran Kota Tahu Kediri 29 Maret 1962 ini aktif menjalani aktivitasnya. Rasa lelah dari proses aktivitasnya terihat samar karena Ny. Dahlia dengan tulus menjalankan tugasnya. Dibalik keiklasannya menjalankan setumpuk tugas, Ny. Dahlia selalu mendapatkan dukungan penuh dari keluarga. “Bagi saya, tanpa dukungan dari keluarga maupun anggota PKK dan masyarakat bukan berarti apa-apa. Dukungan bagi saya adalah paling utama dalam melakukan aktivitas apapun,” paparnya.
Setiap waktu Ny. Dahlia bergerak memberikan contoh, arahan dan terjun langsung bersama para anggota TP PKK Kota Kediri ini merupakan bentuk dukungannya kepada suaminya yang telah diberi kepercayaan untuk memimpin Kota Kediri. Dukungan Ny. Dahlia kepada Dr. H. Samsul Ashar, Sp. PD. diabadikan dalam buku “Bila Aku Tak Sekeder ‘Konco Wingking”. Buku ini merupakan kisah Ny. Dahlia dalam menemani suami tercinta meniti karir dan menjalankan pekerjaannya. Setiap istri adalah pendamping, yang setia dalam suka dan duka, menemani sang suami menjadi pemimpin, dan mencapai keberhasilan ketika memimpin merupakan kutipan dari buku tersebut.
“Dalam sebuah rumah tangga istri selalu setia mendampingi pada suami dalam suka maupun duka. Sebagai seorang wanita sekaligus istri kita harus wajib melakukan hal itu,” katanya ketika disinggung tentang bukanya.
Wanita berpenampilan sederhana ini berharap agar peran wanita bisa ditingkatkan dalam melakukan aktivitas mulai dari rumah tangga hingga kepada bangsa dan negaranya sendiri. Selain itu, Dahlia juga berharap wanita selalu menjaga kodratnya sebagai wanita Indonesia. “Sebagai seorang wanita kita harus tetap menjaga nilai-nilai seorang wanita. Saya kira kaum wanita sekarang tidak kalah dengan kaum laki-laki akan tetapi kita tetap menjaga kodrat seorang wanita,” tutup ibu tiga anak ini. (ali)
Biodata
Nama : Hj. Dahlia Samsul Ashar, SH
Lahir : Kediri, 29 Maret 1962
Nama Suami : Dr. H. Samsul Ashar, Sp. PD.
Nama Anak : Auliya Ashar, Arief Rachman Ashar, Akbar Maulana Ashar
Rabu, 05 Oktober 2011
60- Karya Unggulan Dekranasda Jatim
Karya Unggulan Jawa Timur Selalu
Diminati di Ajang Pameran Nasional
Karya-karya unggulan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Jatim memperoleh respon positif di ajang pameran tingkat nasional. Setiap kali mengikuti pameran tingkat nasional bahkan internasional, hasil karya produk unggulan Jawa Timur selalu diminati. Salah satu bukti suksesnya karya unggulan Dekranasda Jatim itu ketika ikut dalam pameran Kriya Nusantara yang digelar di Semarang (Jateng) pada 5–10 Juli 2011 lalu.
Pameran Kriya Nusantara ini digelar dalam rangka peresmian Gedung Sejarah Lawang Sewu. Pameran dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi Gedung Lawang Seru sebagai objek wisata dan arena pameran sehingga keberadaan gedung ini mampu menarik kunjungan wistawan dan masyarakat umum.
Sedangkan tujuan pameran adalah sebagai sarana promosi dan informasi potensi daerah seluruh Indonesia serta bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Selain itu, pameran juga bertujuan meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk dalam negeri dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi pariwisata Indonesia, khususnya provinsi Jawa Tengah serta potensi pariwisata Indonesia pada umumnya.
Produk yang dipamerkan meliputi Kriya Nusantara, Kuliner, Heritage dan Buku itu, dibuka oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan dihadiri oleh beberapa menteri antara lain Menteri kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Perdagangan dan lain-lain. Selain itu juga dihadiri oleh pengurus Dekranas Pusat serta pengurus Dekranasda Provinsi se-Indonesia dan dihadiri oleh ibu-ibu menteri yang tergabung dalam organisasi SIKIB II. Hanya dua provinsi yang tidak ikut berpartisipasi, yaitu Bangka Belitung dan Aceh Darussalam.
Stan pameran Provinsi Jawa Timur saat itu menempati salah satu ruangan di Gedung Lawang Sewu dengan ukuran 6x4 meter dengan penataan model galeri.
Ketua Dekranasda Jatim Dra Hj Nina Soekarwo saat mengunjungi pameran itu mengatakan, ada 11 produk unggulan yang diboyong dalam pameran yang diikuti oleh 31 provinsi se-Indonesia dan 35 kab/kota se-Jawa Tengah. Yaitu kerajinan glass painting, miniatur boneka tradisional, topeng, pinisi Majapahit, kuningan, kendang, glass pirex, tas eceng gondok, tas anyaman bambu, batik dan perak. “Kami merangkul UMKM binaan Dekranasda dari berbagai daerah di Jatim,” kata Bude Karwo.
Istri Gubernur Jatim ini menyebutkan, misalnya untuk kerajinan glass painting pihaknya memboyong Carnadia Galeria, produsen glass painting dari Surabaya. Untuk kerajinan topeng, merangkul Asmoro Bangun yang selama ini dikenal sebagai salah satu produsen topeng dari Desa Karang Pandang, Kecamatan Pakisaji, Kab Malang.
Khusus untuk kerajinan batik, Dekranasda Jatim menghadirkan batik asal tiga daerah yang memiliki corak berbeda-beda. Yakni Batik Melati asal Pekandangan Barat, Bluto Sumenep. Juga batik tulis Nilo dari Desa Bagoharjo, Nglorok Pacitan. Serta Batik Saraswati asal Jemursari Surabaya.
Dengan keragaman kerajinan yang ditampilkan ini, paviliun Dekranasda Jatim mampu menggaet para pengunjung. Produk UMKM binaan Dekranasda Jatim yang banyak diminati itu di antaranya kerajinan glass painting Surabaya, topeng Malang, miniatur boneka tradisional dari Sidoarjo. “Bahkan batik Jatim dengan corak dan motif khasnya juga diminati warga Jawa Tengah yang notabene adalah provinsi yang selama ini juga dikenal akan pamor batiknya,” tuturnya lagi.
Dengan digelarnya pameran 'Kriya Nusantara' di Lawang Sewu Semarang, menurut Bude menunjukkan Dekranas Pusat dan Dekranasda Provinsi seluruh Indonesia sangat besar peranannya dalam rangka menggali protensi kriya yang berbasis budaya daerah. Selain itu menjadi indikasi antusiasnya upaya daerah dalam mengembangkan potensi kriya berbasis budaya yang sudah tergali serta berusaha mengenalkan kriya berbasis budaya daerah kepada masyarakat Indonesia maupun masyarakat manca negara. [ji]
Diminati di Ajang Pameran Nasional
Karya-karya unggulan Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Jatim memperoleh respon positif di ajang pameran tingkat nasional. Setiap kali mengikuti pameran tingkat nasional bahkan internasional, hasil karya produk unggulan Jawa Timur selalu diminati. Salah satu bukti suksesnya karya unggulan Dekranasda Jatim itu ketika ikut dalam pameran Kriya Nusantara yang digelar di Semarang (Jateng) pada 5–10 Juli 2011 lalu.
Pameran Kriya Nusantara ini digelar dalam rangka peresmian Gedung Sejarah Lawang Sewu. Pameran dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi Gedung Lawang Seru sebagai objek wisata dan arena pameran sehingga keberadaan gedung ini mampu menarik kunjungan wistawan dan masyarakat umum.
Sedangkan tujuan pameran adalah sebagai sarana promosi dan informasi potensi daerah seluruh Indonesia serta bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk di pasar global. Selain itu, pameran juga bertujuan meningkatkan kecintaan masyarakat pada produk dalam negeri dan memperkenalkan kepada masyarakat tentang potensi pariwisata Indonesia, khususnya provinsi Jawa Tengah serta potensi pariwisata Indonesia pada umumnya.
Produk yang dipamerkan meliputi Kriya Nusantara, Kuliner, Heritage dan Buku itu, dibuka oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan dihadiri oleh beberapa menteri antara lain Menteri kebudayaan dan Pariwisata, Menteri Perdagangan dan lain-lain. Selain itu juga dihadiri oleh pengurus Dekranas Pusat serta pengurus Dekranasda Provinsi se-Indonesia dan dihadiri oleh ibu-ibu menteri yang tergabung dalam organisasi SIKIB II. Hanya dua provinsi yang tidak ikut berpartisipasi, yaitu Bangka Belitung dan Aceh Darussalam.
Stan pameran Provinsi Jawa Timur saat itu menempati salah satu ruangan di Gedung Lawang Sewu dengan ukuran 6x4 meter dengan penataan model galeri.
Ketua Dekranasda Jatim Dra Hj Nina Soekarwo saat mengunjungi pameran itu mengatakan, ada 11 produk unggulan yang diboyong dalam pameran yang diikuti oleh 31 provinsi se-Indonesia dan 35 kab/kota se-Jawa Tengah. Yaitu kerajinan glass painting, miniatur boneka tradisional, topeng, pinisi Majapahit, kuningan, kendang, glass pirex, tas eceng gondok, tas anyaman bambu, batik dan perak. “Kami merangkul UMKM binaan Dekranasda dari berbagai daerah di Jatim,” kata Bude Karwo.
Istri Gubernur Jatim ini menyebutkan, misalnya untuk kerajinan glass painting pihaknya memboyong Carnadia Galeria, produsen glass painting dari Surabaya. Untuk kerajinan topeng, merangkul Asmoro Bangun yang selama ini dikenal sebagai salah satu produsen topeng dari Desa Karang Pandang, Kecamatan Pakisaji, Kab Malang.
Khusus untuk kerajinan batik, Dekranasda Jatim menghadirkan batik asal tiga daerah yang memiliki corak berbeda-beda. Yakni Batik Melati asal Pekandangan Barat, Bluto Sumenep. Juga batik tulis Nilo dari Desa Bagoharjo, Nglorok Pacitan. Serta Batik Saraswati asal Jemursari Surabaya.
Dengan keragaman kerajinan yang ditampilkan ini, paviliun Dekranasda Jatim mampu menggaet para pengunjung. Produk UMKM binaan Dekranasda Jatim yang banyak diminati itu di antaranya kerajinan glass painting Surabaya, topeng Malang, miniatur boneka tradisional dari Sidoarjo. “Bahkan batik Jatim dengan corak dan motif khasnya juga diminati warga Jawa Tengah yang notabene adalah provinsi yang selama ini juga dikenal akan pamor batiknya,” tuturnya lagi.
Dengan digelarnya pameran 'Kriya Nusantara' di Lawang Sewu Semarang, menurut Bude menunjukkan Dekranas Pusat dan Dekranasda Provinsi seluruh Indonesia sangat besar peranannya dalam rangka menggali protensi kriya yang berbasis budaya daerah. Selain itu menjadi indikasi antusiasnya upaya daerah dalam mengembangkan potensi kriya berbasis budaya yang sudah tergali serta berusaha mengenalkan kriya berbasis budaya daerah kepada masyarakat Indonesia maupun masyarakat manca negara. [ji]
Selasa, 04 Oktober 2011
edisi 60- Forum PAUD Nganjuk
Forum PAUD Kabupaten Nganjuk
Gelar Senam Ceria dan Tari Dolanan
Memperingati Hari Anak Nasional kali ini, Forum PAUD Kabupaten Nganjuk menggelar event besar dengan mengadakan senam massal 4.000 peserta anak-anak yang diisi dengan senam PAUD Ceria diikuti 2.000 anak, dan untuk Tari Dolanan juga diikuti 2000 anak.
Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak., M. Si selaku Ketua Umum Forum PAUD Kabupaten Nganjuk menyampaikan bahwa event PAUD ini yang terbesar kedua yang diselenggrakan di Kabupaten Nganjuk. Kegiatan kali ini mengambil tema “Ayo Kembangkan Potensi dan Kreativitas Anak sejak Usia Dini. Anak Sehat, Cerdas, Ceria dan Kreatif adalah Kunci Kejayaan Bangsa”.
Anak-anak PAUD didampingi para Pendidik PAUD melaksanakan Gerakan Senam PAUD Ceria.
Istri Bupati Nganjukini juga menerangkan bahwa kegiatan ini sengaja diselenggarakan dalam skala besar supaya bisa menjadi ajang sosialisasi dan interaksi anak-anak kita dengan teman-temannya dari seluruh Kabupaten Nganjuk. “Harapan saya dengan terselenggaranya kegiatan ini selain untuk mengasah rasa kepercayaan diri juga untuk membangun pondasi generasi yang Sehat, Cerdas, Ceria, dan Kreatif,” tuturnya. (rif)
Ketua Forum PAUD Kab. Nganjuk, Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak.,M.Si berinteraksi dengan peserta Tari Dolanan.
Gelar Senam Ceria dan Tari Dolanan
Memperingati Hari Anak Nasional kali ini, Forum PAUD Kabupaten Nganjuk menggelar event besar dengan mengadakan senam massal 4.000 peserta anak-anak yang diisi dengan senam PAUD Ceria diikuti 2.000 anak, dan untuk Tari Dolanan juga diikuti 2000 anak.
Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak., M. Si selaku Ketua Umum Forum PAUD Kabupaten Nganjuk menyampaikan bahwa event PAUD ini yang terbesar kedua yang diselenggrakan di Kabupaten Nganjuk. Kegiatan kali ini mengambil tema “Ayo Kembangkan Potensi dan Kreativitas Anak sejak Usia Dini. Anak Sehat, Cerdas, Ceria dan Kreatif adalah Kunci Kejayaan Bangsa”.
Anak-anak PAUD didampingi para Pendidik PAUD melaksanakan Gerakan Senam PAUD Ceria.
Istri Bupati Nganjukini juga menerangkan bahwa kegiatan ini sengaja diselenggarakan dalam skala besar supaya bisa menjadi ajang sosialisasi dan interaksi anak-anak kita dengan teman-temannya dari seluruh Kabupaten Nganjuk. “Harapan saya dengan terselenggaranya kegiatan ini selain untuk mengasah rasa kepercayaan diri juga untuk membangun pondasi generasi yang Sehat, Cerdas, Ceria, dan Kreatif,” tuturnya. (rif)
Ketua Forum PAUD Kab. Nganjuk, Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak.,M.Si berinteraksi dengan peserta Tari Dolanan.
edisi 60- Risma Kirim Pelajar
Walikota Surabaya Kirim 3 Siswa Belajar Ke Malaysia
Pemerintah Kota Surabaya bersama PT. Kumala Wandira menggelar program Beasiswa Duta Pelajar Kota Surabaya bagi siswa dan siswi SMA maupun SMK di Kota Surabaya ke Albukhary International University di Alor Star Kedah, Darul Aman, Malaysia. Ketiga siswa tersebut secara resmi dilepas Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, MT didampingi Dirut PT. Kumala Wandira, Firdaus HB dan Plt Dinas Pendidikan Kota Surabaya, M. Taswin, SE, MM, Jumat (19/8).
Program tersebut ditujukan bagi pelajar di Kota Surabaya yang berprestasi dari keluarga kurang mampu sehingga dapat melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT dalam sambutannya menyebutkan bahwa program ini berawal dari keinginan Pemkot Surabaya untuk memberikan semangat kepada anak-anak yang kurang beruntung untuk terus membangun dan mewujudkan mimpinya agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena hal ini dapat memberikan sinar atau motivasi bagi mereka yang secara finansial kurang beruntung.
“Bagi anak-anakku yang kurang beruntung, jangan pernah berkecil hati dan putus asa. Yakinlah Tuhan itu maha adil dan bijaksana, jika kalian mau berusaha, kerja keras dan berdoa maka doa kalian akan didengar oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan tidak menutup kemungkinan jalan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan terbuka dan dapat terealisasi,” jelasnya.
Risma juga berpesan kepada siswa yang menurut rencana akan diberangkatkan pada tanggal 10 September 2011 ini untuk terus berprestasi, sekalipun berada di negara lain. “Jangan pernah malu atau minder akan apa yang kalian raih sekarang, bisa melanjutkan pendidikan melalui program beasiswa, melainkan hal ini bisa dijadikan motivasi dan contoh bagi teman-teman kalian. Buktikan jika dengan jalur beasiswa kalian tetap bisa berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia khususnya kota Surabaya,” tutur Risma.
Karena langkah ini adalah langkah awal yang diharapkan mampu mengubah hidup keluarga kalian menjadi lebih baik. “Mungkin yang pertama dapat merasakan manfaat dari apa yang kalian lakukan sekarang adalah diri kalian sendiri, kalian akhirnya bisa meraih apa yang menjadi cita-cita selama ini, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bahkan ke universitas di luar negeri. Hal ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan, karena tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan tersebut,” ujar mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya.
Masih kata Risma yang kedua adalah keluarga, keluarga yang selama ini tidak putus berdoa tentunya berharap kelak kalian akan mendapatkan pekerjaan yang bagus, sehingga apa yang menjadi kendala kalian saat ini dalam mewujudkan cita-cita kelak tidak akan dirasakan lagi. “Dan yang ketiga adalah Pemerintah, dengan memiliki bibit-bibit unggul, pemerintah berharap kalian akan dapat mengabdikan dan membantu pemerintah dalam membangun kota dan negara tercinta,” pungkasnya. (aji)
Pemerintah Kota Surabaya bersama PT. Kumala Wandira menggelar program Beasiswa Duta Pelajar Kota Surabaya bagi siswa dan siswi SMA maupun SMK di Kota Surabaya ke Albukhary International University di Alor Star Kedah, Darul Aman, Malaysia. Ketiga siswa tersebut secara resmi dilepas Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, MT didampingi Dirut PT. Kumala Wandira, Firdaus HB dan Plt Dinas Pendidikan Kota Surabaya, M. Taswin, SE, MM, Jumat (19/8).
Program tersebut ditujukan bagi pelajar di Kota Surabaya yang berprestasi dari keluarga kurang mampu sehingga dapat melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT dalam sambutannya menyebutkan bahwa program ini berawal dari keinginan Pemkot Surabaya untuk memberikan semangat kepada anak-anak yang kurang beruntung untuk terus membangun dan mewujudkan mimpinya agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena hal ini dapat memberikan sinar atau motivasi bagi mereka yang secara finansial kurang beruntung.
“Bagi anak-anakku yang kurang beruntung, jangan pernah berkecil hati dan putus asa. Yakinlah Tuhan itu maha adil dan bijaksana, jika kalian mau berusaha, kerja keras dan berdoa maka doa kalian akan didengar oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dan tidak menutup kemungkinan jalan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi akan terbuka dan dapat terealisasi,” jelasnya.
Risma juga berpesan kepada siswa yang menurut rencana akan diberangkatkan pada tanggal 10 September 2011 ini untuk terus berprestasi, sekalipun berada di negara lain. “Jangan pernah malu atau minder akan apa yang kalian raih sekarang, bisa melanjutkan pendidikan melalui program beasiswa, melainkan hal ini bisa dijadikan motivasi dan contoh bagi teman-teman kalian. Buktikan jika dengan jalur beasiswa kalian tetap bisa berprestasi dan mengharumkan nama Indonesia khususnya kota Surabaya,” tutur Risma.
Karena langkah ini adalah langkah awal yang diharapkan mampu mengubah hidup keluarga kalian menjadi lebih baik. “Mungkin yang pertama dapat merasakan manfaat dari apa yang kalian lakukan sekarang adalah diri kalian sendiri, kalian akhirnya bisa meraih apa yang menjadi cita-cita selama ini, bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bahkan ke universitas di luar negeri. Hal ini merupakan prestasi yang sangat membanggakan, karena tidak semua anak bisa mendapatkan kesempatan tersebut,” ujar mantan Kepala Bappeko Kota Surabaya.
Masih kata Risma yang kedua adalah keluarga, keluarga yang selama ini tidak putus berdoa tentunya berharap kelak kalian akan mendapatkan pekerjaan yang bagus, sehingga apa yang menjadi kendala kalian saat ini dalam mewujudkan cita-cita kelak tidak akan dirasakan lagi. “Dan yang ketiga adalah Pemerintah, dengan memiliki bibit-bibit unggul, pemerintah berharap kalian akan dapat mengabdikan dan membantu pemerintah dalam membangun kota dan negara tercinta,” pungkasnya. (aji)
edisi 60
TP PKK Kabupaten Ponorogo Serahkan
Bantuan Sarana Prasarana PAUD
Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo yang dinakhodai Ny. Hj. Sulastri Amin pada Jum’at ( 22/7 ) lalu memberikan bantuan dana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan PAUD Formal (TK ) dan PAUD Non Formal binaan TP PKK . Bantuan diberikan untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan kondisi masing-masing lembaga.
Kegiatan ini merupakan manifestasi Program Kerja Pokja II TP PKK Kabupaten Ponorogo , dan selalu berupaya diwujudkan pada setiap tahun. Namun karena terbatasnya kemampuan finansial TP PKK Kabupaten Ponorogo, pada tahun 2011 ini hanya dapat memberikan bantuan kepada seluruh PAUD Formal ( TK ) dan sebagian PAUD non formal (Kelompok Bermain). Selebihnya dianggarkan pada program kerja Pokja II tahun 2012.
Penyerahan Bantuan Sarana Prasarana kepada Lembaga PAUD Formal dan Non Formal Binaan TP PKK dan sambutan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Ponorogo , Ny. Hj. Sulastri Amin
Dalam sambutannya Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Ny. Hj. Sulastri Amin menyampaikan permohonan maaf karena hanya dapat memberikan bantuan dengan jumlah yang sangat terbatas. Namun istri bupati Ponorogo ini tetap berharap, bantuan tersebut dapat dipergunakan seefektif mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, harapan untuk semua guru PAUD agar kreatif dan inovatif dalam upaya pengadaan APE ( Alat Permainan Edukatif ) terutama dari bahan daur ulang dengan memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan peserta didik. Sasaran akhirnya adalah supaya Anak-anak Usia Dini lebih semangat dan senang belajar, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan berpikirnya.
Bantuan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo terhadap pendidikan anak usia dini dan komitmen meningkatkan pendidikan di Ponorogo , karena masa usia dini merupakan masa keemasan anak ( Golden Age ) yang tidak akan dapat tergantikan pada masa berikutnya .
Lembaga-lembaga yang mendapat bantuan adalah TK PKK Kecamatan Siman, Kauman, Sukorejo, Jambon, Ngrayun, Sawoo, Pulung, Ngebel, Pudak dan Slahung , sejumlah 48 lembaga. Sedangkan PAUD non Formal ( Play Group / Kelompok Bermain ) sejumlah 14 lembaga dari Kecamatan Ponorogo, Jenangan, Kauman, Sampung, Jambon, Bungkal, Ngrayun, Sawoo dan Pulung. (**)
Bantuan Sarana Prasarana PAUD
Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo yang dinakhodai Ny. Hj. Sulastri Amin pada Jum’at ( 22/7 ) lalu memberikan bantuan dana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan PAUD Formal (TK ) dan PAUD Non Formal binaan TP PKK . Bantuan diberikan untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana sesuai dengan kondisi masing-masing lembaga.
Kegiatan ini merupakan manifestasi Program Kerja Pokja II TP PKK Kabupaten Ponorogo , dan selalu berupaya diwujudkan pada setiap tahun. Namun karena terbatasnya kemampuan finansial TP PKK Kabupaten Ponorogo, pada tahun 2011 ini hanya dapat memberikan bantuan kepada seluruh PAUD Formal ( TK ) dan sebagian PAUD non formal (Kelompok Bermain). Selebihnya dianggarkan pada program kerja Pokja II tahun 2012.
Penyerahan Bantuan Sarana Prasarana kepada Lembaga PAUD Formal dan Non Formal Binaan TP PKK dan sambutan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Ponorogo , Ny. Hj. Sulastri Amin
Dalam sambutannya Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo, Ny. Hj. Sulastri Amin menyampaikan permohonan maaf karena hanya dapat memberikan bantuan dengan jumlah yang sangat terbatas. Namun istri bupati Ponorogo ini tetap berharap, bantuan tersebut dapat dipergunakan seefektif mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu, harapan untuk semua guru PAUD agar kreatif dan inovatif dalam upaya pengadaan APE ( Alat Permainan Edukatif ) terutama dari bahan daur ulang dengan memperhatikan aspek keamanan dan kesehatan peserta didik. Sasaran akhirnya adalah supaya Anak-anak Usia Dini lebih semangat dan senang belajar, sehingga dapat meningkatkan kreatifitas dan kecerdasan berpikirnya.
Bantuan yang diberikan merupakan bentuk apresiasi Tim Penggerak PKK Kabupaten Ponorogo terhadap pendidikan anak usia dini dan komitmen meningkatkan pendidikan di Ponorogo , karena masa usia dini merupakan masa keemasan anak ( Golden Age ) yang tidak akan dapat tergantikan pada masa berikutnya .
Lembaga-lembaga yang mendapat bantuan adalah TK PKK Kecamatan Siman, Kauman, Sukorejo, Jambon, Ngrayun, Sawoo, Pulung, Ngebel, Pudak dan Slahung , sejumlah 48 lembaga. Sedangkan PAUD non Formal ( Play Group / Kelompok Bermain ) sejumlah 14 lembaga dari Kecamatan Ponorogo, Jenangan, Kauman, Sampung, Jambon, Bungkal, Ngrayun, Sawoo dan Pulung. (**)
edisi 60
Walikota Buka Bazar Ramadhan di Tiga Lokasi
Bazar Ramadhan yang diselenggarakan Pemkot Surabaya melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya di Halaman Rusunawa Penjaringan Sari, Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut. Bazar yang dibuka oleh Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT ini berlangsung 14 - 16 Agustus 2011 lalu.
Sebanyak 27 perusahaan dan 77, bazar diselenggarakan untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok serta untuk memenuhi kebutuhan warga kota Surabaya selama bulan Ramadhan dan hari Lebaran, kata dr. H. Muhlas Udin, M.Kes, Asisten Perekonomian dan Pembangunan.
Muhlas menyebutkan bazar kali ini merupakan kali kedua, sebelumnya diselenggarakan di halaman Kantor Kecamatan Tandes yakni pada tanggal 11-13 Agustus 2011. Untuk produk yang dijual pun bervariasi diantaranya beras, minyak goreng, gula, makanan olahan, terigu, kue dan snack, aneka minuman, busana muslim, peralatan rumah tangga dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.
Bazar Ramadhan 2011 adalah sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan aneka kebutuhan dengan harga yang terjangkau. Disamping itu, tujuan Bazar tersebut juga untuk mendekatkan pelaku usaha dengan masyarakat. ”Sedangkan untuk Bazar Ramadhan yang ketiga akan diselenggarakan di Kompleks Rusunawa Tanah Merah, mulai tanggal 18 – 20 Agustus 2011.
Pemilihan tiga lokasi bazar tersebut (Kantor Kecamatan Tandes, Komplek Rusun Penjaringan Sari, Komplek Rusun Tanah Merah) dikarenakan dinilai sebagai wilayah dengan konsentrasi penduduk sangat tinggi, otomatis tingkat permintaan akan kebutuhan pokok juga tinggi,” ujar Muhlas.
Moment of Purity
Sementara itu, dengan mengusung tema Moment of Purity, Dekranasda Kota Surabaya kembali menggelar pameran kerajinan yang kali ini dilaksanakan di Supermall Pakuwon Indah, Rabu (10/8). Pameran yang berlangsung mulai 10 – 15 Agustus 2011 ini diikuti 25 pengrajin dari berbagai produk unggulan Dekranasda Surabaya, mulai batik tulis, baju muslim, bunga kering, asesoris, tas, home decoration dan handicraft lainnya.
Menurut Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Ir. Antiek Sugiharti, pameran yang dibuka Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT dilaksanakan dalam rangka mengungkapkan spirit Ramadhan, Idul Fitri dan sekaligus HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Karena itu kami mengajak pengrajin-pengrajin unggulan Dekranasda,”kata Antiek. Mereka antara lain batik khas Surabaya, Dewi Saraswati, tas pesta dari Millie Handmade, home decoration Ninako dan Abijuna, kerajinan enceng gondok Joylita, kerajinan daun Bengkel Kriya Daun, baju muslim Peniti dan Rasyida Alam, kerajinan pachtwork Amira Handicraft, asesorie Arara, dll.
Selama menjabat sebagi Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Antiek menjelaskan tidak kurang dari 17 kali pameran digelar, mulai dari pameran di Belanda, Aceh, Tenggarong – Kutai Kertanegara, Nangroe Aceh Darussalam, Mojokerto dan pameran-pameran di sejumlah pusat perbelanjaan terkemuka di Surabaya.
Tak kurang dari 175 pengrajin telah dilibatkan dalam pameran-pameran ini, baik pengrajin yang telah mampu melakukan ekspor hingga pengrajin pemula. Total penjualan ritel selama pameran-pameran tersebut mencapai Rp 509.542.600,00 ditambah pesanan senilai lebih dari Rp 169 juta. (aji)
Teks foto:
1. Didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, dr. H. Muhlas Udin, M.Kes dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dra. Endang Tjaturahmawati, MM, Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT meninjau stan di Bazar Ramadhan Kecamatan Tandes.
2. Walikota Ir. Tri Rismaharini, MT memberikan pengarahan kepada salah satu peserta bazar ramadhan di Panjaringansari.
Bazar Ramadhan yang diselenggarakan Pemkot Surabaya melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya di Halaman Rusunawa Penjaringan Sari, Kelurahan Penjaringan Sari, Kecamatan Rungkut. Bazar yang dibuka oleh Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT ini berlangsung 14 - 16 Agustus 2011 lalu.
Sebanyak 27 perusahaan dan 77, bazar diselenggarakan untuk mengantisipasi lonjakan harga kebutuhan pokok serta untuk memenuhi kebutuhan warga kota Surabaya selama bulan Ramadhan dan hari Lebaran, kata dr. H. Muhlas Udin, M.Kes, Asisten Perekonomian dan Pembangunan.
Muhlas menyebutkan bazar kali ini merupakan kali kedua, sebelumnya diselenggarakan di halaman Kantor Kecamatan Tandes yakni pada tanggal 11-13 Agustus 2011. Untuk produk yang dijual pun bervariasi diantaranya beras, minyak goreng, gula, makanan olahan, terigu, kue dan snack, aneka minuman, busana muslim, peralatan rumah tangga dan beberapa kebutuhan pokok lainnya.
Bazar Ramadhan 2011 adalah sebagai wadah bagi masyarakat yang ingin mendapatkan aneka kebutuhan dengan harga yang terjangkau. Disamping itu, tujuan Bazar tersebut juga untuk mendekatkan pelaku usaha dengan masyarakat. ”Sedangkan untuk Bazar Ramadhan yang ketiga akan diselenggarakan di Kompleks Rusunawa Tanah Merah, mulai tanggal 18 – 20 Agustus 2011.
Pemilihan tiga lokasi bazar tersebut (Kantor Kecamatan Tandes, Komplek Rusun Penjaringan Sari, Komplek Rusun Tanah Merah) dikarenakan dinilai sebagai wilayah dengan konsentrasi penduduk sangat tinggi, otomatis tingkat permintaan akan kebutuhan pokok juga tinggi,” ujar Muhlas.
Moment of Purity
Sementara itu, dengan mengusung tema Moment of Purity, Dekranasda Kota Surabaya kembali menggelar pameran kerajinan yang kali ini dilaksanakan di Supermall Pakuwon Indah, Rabu (10/8). Pameran yang berlangsung mulai 10 – 15 Agustus 2011 ini diikuti 25 pengrajin dari berbagai produk unggulan Dekranasda Surabaya, mulai batik tulis, baju muslim, bunga kering, asesoris, tas, home decoration dan handicraft lainnya.
Menurut Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Ir. Antiek Sugiharti, pameran yang dibuka Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT dilaksanakan dalam rangka mengungkapkan spirit Ramadhan, Idul Fitri dan sekaligus HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
“Karena itu kami mengajak pengrajin-pengrajin unggulan Dekranasda,”kata Antiek. Mereka antara lain batik khas Surabaya, Dewi Saraswati, tas pesta dari Millie Handmade, home decoration Ninako dan Abijuna, kerajinan enceng gondok Joylita, kerajinan daun Bengkel Kriya Daun, baju muslim Peniti dan Rasyida Alam, kerajinan pachtwork Amira Handicraft, asesorie Arara, dll.
Selama menjabat sebagi Ketua Dekranasda Kota Surabaya, Antiek menjelaskan tidak kurang dari 17 kali pameran digelar, mulai dari pameran di Belanda, Aceh, Tenggarong – Kutai Kertanegara, Nangroe Aceh Darussalam, Mojokerto dan pameran-pameran di sejumlah pusat perbelanjaan terkemuka di Surabaya.
Tak kurang dari 175 pengrajin telah dilibatkan dalam pameran-pameran ini, baik pengrajin yang telah mampu melakukan ekspor hingga pengrajin pemula. Total penjualan ritel selama pameran-pameran tersebut mencapai Rp 509.542.600,00 ditambah pesanan senilai lebih dari Rp 169 juta. (aji)
Teks foto:
1. Didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan, dr. H. Muhlas Udin, M.Kes dan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dra. Endang Tjaturahmawati, MM, Walikota Surabaya, Ir. Tri Rismaharini, MT meninjau stan di Bazar Ramadhan Kecamatan Tandes.
2. Walikota Ir. Tri Rismaharini, MT memberikan pengarahan kepada salah satu peserta bazar ramadhan di Panjaringansari.
edisi 60
DWP Disnakertransduk Jatim
Sosialisasikan Bahaya TBC dan Dampak Rokok
DWP Disnakertransduk Prov. Jatim melakukan dialog interaktif dengan para remaja dan orangtuanya dalam suatu event spesial tentang arti pentingnya kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tema : “Deteksi Dini Bahaya Tuberkolosis dan Dampak Rokok bagi Perokok Pasif”. Sebelumnya disosialisasikan pula pentingnya 5R/5S bagi lingkungan rumah tangga maupun kenyamanan dalam lingkungan pekerjaan.
Sekitar 200 orang yang hadir saat itu, bertempat di aula pertemuan UPT Pelatihan Kerja Surabaya, dan dihadiri oleh Kadisnakertransduk Prov. Jatim bersama seluruh eselon III di jajaran Disnakertransduk Prov. Jatim, juga hadir 14 putra/putri anggota yang menerima santunan pendidikan dengan didampingi para orang tua, dari tingkat pendidikan SD s/d. SLTA, serta 80 remaja peserta dialog interaktif dari tingkat pendidikan SLTP sampai perguruan tinggi, ibu-ibu pengurus/anggota DWP serta perwakilan paguyuban UPT di daerah se Jatim.
Acara yang menghadirkan pembicara Dr.Setya dari Dinas Kesehatan Prov.Jatim itu didahului dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan Hymne DWP, kemudian laporan panitia penyelenggara oleh Ny. Aminkun Imam Rafi’i.
Ketua DWP Disnakertransduk Jatim Hj.Susiati Hary Soegiri antara lain menyampaikan ucapan terima kasih dan harapan kepada kedinasan/Korpri untuk dapatnya mengagendakan fasilitasi sosialisasi perundangan tentang perkawinan berdasarkan norma Islami pada waktu mendatang (setelah Halal Bihalal 1432 H).
Selanjutnya Kadisnakertransduk Prov. Jatim Dr.Harry Soegiri menyampaikan santunan pendidikan periode pertama tahun 2011 kepada 14 orang putra/putri anggota masing-masing senilai Rp 200 ribu.
Pokok-pokok yang disosialisasikan Dr. Setya meliputi,TBC (tuberkulosis) adalah penyakit menular berbahaya dan mematikan, tapi bisa disembuhkan. TBC berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. TB dapat disembuhkan, asal berobat teratur dengan minum obat anti TB (OATB)
TB ditularkan melalui percikan dahak penderita kasus menular yang tidak diobati, dan kuman TB akan segera mati apabila kena sinar matahari, dan terkena cairan pembunuh kuman
Gejala TB adalah, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, demam lama tanpa sebab yang jelas, batuk darah, berat badan menurun.
Tentang bahaya rokok bagi kesehatan, terdapat fakta bahwa asap rokok merupakan penyebab kematian 600.000 bayi premature per tahun. Pada orang dewasa, asap rokok menyebabkan penyakit saluran napas dan kardiovaskuler yang serius, pada bayi menyebabkan kematian mendadak dan pada ibu hamil menyebabkan BBLR. (dyah)
Sosialisasikan Bahaya TBC dan Dampak Rokok
DWP Disnakertransduk Prov. Jatim melakukan dialog interaktif dengan para remaja dan orangtuanya dalam suatu event spesial tentang arti pentingnya kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tema : “Deteksi Dini Bahaya Tuberkolosis dan Dampak Rokok bagi Perokok Pasif”. Sebelumnya disosialisasikan pula pentingnya 5R/5S bagi lingkungan rumah tangga maupun kenyamanan dalam lingkungan pekerjaan.
Sekitar 200 orang yang hadir saat itu, bertempat di aula pertemuan UPT Pelatihan Kerja Surabaya, dan dihadiri oleh Kadisnakertransduk Prov. Jatim bersama seluruh eselon III di jajaran Disnakertransduk Prov. Jatim, juga hadir 14 putra/putri anggota yang menerima santunan pendidikan dengan didampingi para orang tua, dari tingkat pendidikan SD s/d. SLTA, serta 80 remaja peserta dialog interaktif dari tingkat pendidikan SLTP sampai perguruan tinggi, ibu-ibu pengurus/anggota DWP serta perwakilan paguyuban UPT di daerah se Jatim.
Acara yang menghadirkan pembicara Dr.Setya dari Dinas Kesehatan Prov.Jatim itu didahului dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan Hymne DWP, kemudian laporan panitia penyelenggara oleh Ny. Aminkun Imam Rafi’i.
Ketua DWP Disnakertransduk Jatim Hj.Susiati Hary Soegiri antara lain menyampaikan ucapan terima kasih dan harapan kepada kedinasan/Korpri untuk dapatnya mengagendakan fasilitasi sosialisasi perundangan tentang perkawinan berdasarkan norma Islami pada waktu mendatang (setelah Halal Bihalal 1432 H).
Selanjutnya Kadisnakertransduk Prov. Jatim Dr.Harry Soegiri menyampaikan santunan pendidikan periode pertama tahun 2011 kepada 14 orang putra/putri anggota masing-masing senilai Rp 200 ribu.
Pokok-pokok yang disosialisasikan Dr. Setya meliputi,TBC (tuberkulosis) adalah penyakit menular berbahaya dan mematikan, tapi bisa disembuhkan. TBC berdampak pada sosial ekonomi masyarakat. TB dapat disembuhkan, asal berobat teratur dengan minum obat anti TB (OATB)
TB ditularkan melalui percikan dahak penderita kasus menular yang tidak diobati, dan kuman TB akan segera mati apabila kena sinar matahari, dan terkena cairan pembunuh kuman
Gejala TB adalah, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, demam lama tanpa sebab yang jelas, batuk darah, berat badan menurun.
Tentang bahaya rokok bagi kesehatan, terdapat fakta bahwa asap rokok merupakan penyebab kematian 600.000 bayi premature per tahun. Pada orang dewasa, asap rokok menyebabkan penyakit saluran napas dan kardiovaskuler yang serius, pada bayi menyebabkan kematian mendadak dan pada ibu hamil menyebabkan BBLR. (dyah)
edisi 60
TP PKK Kabupaten Magetan Lakukan
Monitoring Balita Gizi buruk
Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magetan, Ny. Hj. Nanik Sumantri, S.Pd, M.Pd, atau yang akrab dipanggil Bu Sumantri, Kabupaten Magetan sangat pro aktif dalam penanganan masalah gizi buruk dan sudah relatif bagus, karena dalam waktu tiga bulan Kabupaten Magetan dapat menurunkan angka gizi buruk sangat signifikan. Menurut data dari Dinas kesehatan pada bulan Juni s/d Desember 2010 sebanyak 257 anak balita gizi buruk, saat ini turun menjadi 50 anak gizi buruk.
Bu Sumantri menambahkan, kekurangan gizi atau gizi buruk di Magetan itu tidak pasti berasal dari keluarga tidak mampu. Karena hasil di lapangan banyak ditemukan bahwa gizi buruk itu dikarenakan beberapa faktor antara lain: sebesar 51 % karena polah asuh yang salah, 24 % karena penyakit infeksi dan 25 % karena kemiskinan.
Untuk itu, PKK sebagai ujung tombak paling depan dalam menangani masalah ini hendaknya bisa bekerja lebih maksimal agar gizi buruk di Magetan dapat diatasi dan ditanggulangi.
“Misalnya, setiap bulan di Posyandu diadakan penimbangan balita, kalau ada balita yang dua kali tidak bertambah berat badannya, maka harus segera ditindak lanjuti dengan dibuatkan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit setempat,” terangnya.
Agar anak tumbuh sehat dan perkembangannya juga baik, maka semua anak yang baru lahir harus segera diberikan ASI (Inisiasi Menyusu Dini) kemudian sampai usia 6 bulan harus diberi ASI tanpa dibantu makanan tambahan (ASI Eksklusif).
Sebab proses kecerdasan anak itu ditentukan dari asupan anak mulai usia 0–4 tahun sebesar 50%, kemudian asupan anak sampai usia 8 tahun itu mencapai sebesar 80% kemudian sampai mencapai 100% itu baru di usia 18 tahun. “Jadi, yang menjadi penentu bagi kecerdasan anak adalah asupan pada usia 0–4 tahun. Untuk itu, ibu-ibu jangan sampai dilewatkan memberikan ASI Eksklusif bagi anak kita yang sangat kita cintai ini,” katanya.
Salah satu kegiatan TP PKK Kabupaten Magetan dalam menangani masalah gizi buruk dan gizi kurang adalah dengan melakukan monitoring langsung kepada balita Gizi buruk maupun gizi kurang pada tanggal tanggal 28 s/d 29 Maret 2011 di 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Magetan, Maospati, Kawedanan, Sukomoro, Ngariboyo, dan Parang.
Ketua TP PKK Kabupaten Magetan dalam kunjungannya itu menyerahkan bantuan 6 paket PMT Pemulihan. Ikut hadir dalam penyerahan itu, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Samsi, Pokja IV PKK, Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Ketua TP PKK Kecamatan, Desa dan Camat, Lurah beserta Aparat dari Kecamatan dan Perangkat dari Desa yang dikunjungi.
Monitoring Ketua TP PKK Kabupaten Magetan dan Dinas Kesehatan ini diharapkan akan mampu membangkitkan semangat dan inspirasi antara pemerintah dan masyarakat bahu membahu dalam mengatasi masalah gizi buruk, sehingga harapan untuk membangun Magetan kedepan dapat terwujud. (**)
Monitoring Balita Gizi buruk
Menurut Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Magetan, Ny. Hj. Nanik Sumantri, S.Pd, M.Pd, atau yang akrab dipanggil Bu Sumantri, Kabupaten Magetan sangat pro aktif dalam penanganan masalah gizi buruk dan sudah relatif bagus, karena dalam waktu tiga bulan Kabupaten Magetan dapat menurunkan angka gizi buruk sangat signifikan. Menurut data dari Dinas kesehatan pada bulan Juni s/d Desember 2010 sebanyak 257 anak balita gizi buruk, saat ini turun menjadi 50 anak gizi buruk.
Bu Sumantri menambahkan, kekurangan gizi atau gizi buruk di Magetan itu tidak pasti berasal dari keluarga tidak mampu. Karena hasil di lapangan banyak ditemukan bahwa gizi buruk itu dikarenakan beberapa faktor antara lain: sebesar 51 % karena polah asuh yang salah, 24 % karena penyakit infeksi dan 25 % karena kemiskinan.
Untuk itu, PKK sebagai ujung tombak paling depan dalam menangani masalah ini hendaknya bisa bekerja lebih maksimal agar gizi buruk di Magetan dapat diatasi dan ditanggulangi.
“Misalnya, setiap bulan di Posyandu diadakan penimbangan balita, kalau ada balita yang dua kali tidak bertambah berat badannya, maka harus segera ditindak lanjuti dengan dibuatkan rujukan ke Puskesmas atau Rumah Sakit setempat,” terangnya.
Agar anak tumbuh sehat dan perkembangannya juga baik, maka semua anak yang baru lahir harus segera diberikan ASI (Inisiasi Menyusu Dini) kemudian sampai usia 6 bulan harus diberi ASI tanpa dibantu makanan tambahan (ASI Eksklusif).
Sebab proses kecerdasan anak itu ditentukan dari asupan anak mulai usia 0–4 tahun sebesar 50%, kemudian asupan anak sampai usia 8 tahun itu mencapai sebesar 80% kemudian sampai mencapai 100% itu baru di usia 18 tahun. “Jadi, yang menjadi penentu bagi kecerdasan anak adalah asupan pada usia 0–4 tahun. Untuk itu, ibu-ibu jangan sampai dilewatkan memberikan ASI Eksklusif bagi anak kita yang sangat kita cintai ini,” katanya.
Salah satu kegiatan TP PKK Kabupaten Magetan dalam menangani masalah gizi buruk dan gizi kurang adalah dengan melakukan monitoring langsung kepada balita Gizi buruk maupun gizi kurang pada tanggal tanggal 28 s/d 29 Maret 2011 di 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Magetan, Maospati, Kawedanan, Sukomoro, Ngariboyo, dan Parang.
Ketua TP PKK Kabupaten Magetan dalam kunjungannya itu menyerahkan bantuan 6 paket PMT Pemulihan. Ikut hadir dalam penyerahan itu, Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Ny. Samsi, Pokja IV PKK, Dinas Kesehatan dan Puskesmas, Ketua TP PKK Kecamatan, Desa dan Camat, Lurah beserta Aparat dari Kecamatan dan Perangkat dari Desa yang dikunjungi.
Monitoring Ketua TP PKK Kabupaten Magetan dan Dinas Kesehatan ini diharapkan akan mampu membangkitkan semangat dan inspirasi antara pemerintah dan masyarakat bahu membahu dalam mengatasi masalah gizi buruk, sehingga harapan untuk membangun Magetan kedepan dapat terwujud. (**)
edisi 60
Kopwan Putri Srikandi Wakili Gresik
Terima Bantuan Gubernur Jatim
Mengikuti berbagai pelatihan dasar koperasi dan melakukan study banding ke koperasi- lain bisa menambah wawasan dan menambah pengalaman untuk memajukan koperasi.
Keua Koperasi Wanita “ Putri Srikandi “ desa Wringin Anom, Kecamatan Wringin Anom, Gresik, Ny. Nita Komari mengatakan, koperasi wanita Putri Srikandi yang dipimpinnya pada Hari Koperasi Nasional 2011 yang dipusatkan di Sumenep 20 Juli lalu telah menerima Seritifikasi bantuan modal kerja dari Gubernur Jawa Timur Dr.H.Soekarwo.
Koperasi yang baru berumur kurang dua tahun ini, tepatnya berdiri 06 Oktober 2009, telah mewakili Koperasi Wanita se Kabupaten Gresik menerima bantuan modal dari Gubernur Jatim. Sebelum menerima bantuan modal, kopwan Putri Srikandi dinilai oleh Universitas Airlangga Surabaya ( Unair ) yang meliputi buku-buku organisasi, tentang usaha, keuangan, laporan triwulan dan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tahun 2010.
Hasil penilaian kinerja tersebut sebagai bahan monitoring dan evaluasi dalam rangka kebijaksanaan pemberdayaan Koperasi Wanita khususnya pemberian tambahan modal hibah dari Provinsi Jawa Timur kepada koperasi wanita yang memiliki kinerja baik, juga sebagai acuan untuk mendapatkan tambahan modal kerja.
Keberhasilan ini karena pengurus, khususnya Ketua KopwanPutri Srikandi, aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang di selenggarakan dari tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Oleh karena itu, pengurus Kopwan ini ke depannya agar tetap aktif mengikuti pelatihan, baik pelatihan dasar koperasi yang bisa diikuti seluruh pengurus, paling tidak diikuti ketua dan bendahara.
Ini semua demi pengembangan usaha simpan pinjam dan bisa membentuk usaha pertokoan yang banyak dibutuhkan anggota dan masyarakat sekitar.
Ny.Nita Komari yang putri kelahiran Subang, Sukabumi Jabar tahun 1967 lalu itu mengaku sering mengikuti pelatihan tidak lain untuk kepentingan koperasi yang pada akhirnya untuk kepentingan masyarakat banyak.
Ibu dua putri yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas dan perguruan tinggi hasil pernikahan dengan Ir.Agus Heri Sasmito ini menyatakan bangga karena koperasinya telah mewakili Pemkab Gresik menerima bantuan modal kerja dari Jawa Timur.
Koperasi Wanita “ Putri Srikandi “ Gresik diketuai Nita Komari,sekretaris Eka Sri Rahayu, bendahara Supiati, dibantu koordinator Siti Aisah dan Nur Chuswatun SH,memiliki 58 anggota.
Kegiatan sekarang masih terpaku pada simpan pinjam, dengan modal hibah tahun lalu Rp. 25 juta, pokok dan wajib s/d 30 Juni 2011 sebesar Rp. 8.465.000, jumlah aset Rp. 53.880.735, volume usaha Rp. 159.000.000.-sisa hasil usaha Januari s/d Juni 2011 Rp. 5.772.022. ( Har ).
Terima Bantuan Gubernur Jatim
Mengikuti berbagai pelatihan dasar koperasi dan melakukan study banding ke koperasi- lain bisa menambah wawasan dan menambah pengalaman untuk memajukan koperasi.
Keua Koperasi Wanita “ Putri Srikandi “ desa Wringin Anom, Kecamatan Wringin Anom, Gresik, Ny. Nita Komari mengatakan, koperasi wanita Putri Srikandi yang dipimpinnya pada Hari Koperasi Nasional 2011 yang dipusatkan di Sumenep 20 Juli lalu telah menerima Seritifikasi bantuan modal kerja dari Gubernur Jawa Timur Dr.H.Soekarwo.
Koperasi yang baru berumur kurang dua tahun ini, tepatnya berdiri 06 Oktober 2009, telah mewakili Koperasi Wanita se Kabupaten Gresik menerima bantuan modal dari Gubernur Jatim. Sebelum menerima bantuan modal, kopwan Putri Srikandi dinilai oleh Universitas Airlangga Surabaya ( Unair ) yang meliputi buku-buku organisasi, tentang usaha, keuangan, laporan triwulan dan laporan pertanggungjawaban pengurus dan pengawas tahun 2010.
Hasil penilaian kinerja tersebut sebagai bahan monitoring dan evaluasi dalam rangka kebijaksanaan pemberdayaan Koperasi Wanita khususnya pemberian tambahan modal hibah dari Provinsi Jawa Timur kepada koperasi wanita yang memiliki kinerja baik, juga sebagai acuan untuk mendapatkan tambahan modal kerja.
Keberhasilan ini karena pengurus, khususnya Ketua KopwanPutri Srikandi, aktif mengikuti pelatihan-pelatihan yang di selenggarakan dari tingkat kabupaten maupun tingkat provinsi. Oleh karena itu, pengurus Kopwan ini ke depannya agar tetap aktif mengikuti pelatihan, baik pelatihan dasar koperasi yang bisa diikuti seluruh pengurus, paling tidak diikuti ketua dan bendahara.
Ini semua demi pengembangan usaha simpan pinjam dan bisa membentuk usaha pertokoan yang banyak dibutuhkan anggota dan masyarakat sekitar.
Ny.Nita Komari yang putri kelahiran Subang, Sukabumi Jabar tahun 1967 lalu itu mengaku sering mengikuti pelatihan tidak lain untuk kepentingan koperasi yang pada akhirnya untuk kepentingan masyarakat banyak.
Ibu dua putri yang masih duduk dibangku sekolah menengah atas dan perguruan tinggi hasil pernikahan dengan Ir.Agus Heri Sasmito ini menyatakan bangga karena koperasinya telah mewakili Pemkab Gresik menerima bantuan modal kerja dari Jawa Timur.
Koperasi Wanita “ Putri Srikandi “ Gresik diketuai Nita Komari,sekretaris Eka Sri Rahayu, bendahara Supiati, dibantu koordinator Siti Aisah dan Nur Chuswatun SH,memiliki 58 anggota.
Kegiatan sekarang masih terpaku pada simpan pinjam, dengan modal hibah tahun lalu Rp. 25 juta, pokok dan wajib s/d 30 Juni 2011 sebesar Rp. 8.465.000, jumlah aset Rp. 53.880.735, volume usaha Rp. 159.000.000.-sisa hasil usaha Januari s/d Juni 2011 Rp. 5.772.022. ( Har ).
edisi-60
Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi
Dekranasda Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Pengrajin
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim memfokuskan program utamanya pada peningkatan kualitas SDM pengrajin. Hal itu diharapkan dapat berdampak pada peningkatan daya saing.
Ketua Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi ketika mengukuhkan Hj Wafiqoh Jamilah Busyro Karim sebagai Ketua Dekranasda Kab. Sumenep periode 2010-2015, di Pendopo Kab Sumenep, Kamis (15/9) mengatakan, program peningkatan kualitas SDM pengrajin dilakukan melalui pelatihan peningkatan ketrampilan untuk kerajinan kayu, batik, dan kerajinan yang mempunyai khas budaya daerah, serta fasilitasi pendampingan pengurusan merk dan HAKI.
”Sangat disayangkan pendapatan pegrajin handycraft/ kerajinan yang manual, kesejahteraannya belum terlalu baik. Dekransda harus bisa memfasilitasi sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin,” kata bude Karwo.
Program kedua, difokuskan pada perluasan jaringan pasar, yang dilakukan melalui pameran dan gelar potensi di beberapa event nasional. Sedangkan program ketiga adalah kemitraan, melalui kerjasama antar pengrajin guna mendorong terjadinya kolaborasi dalam transfer teknologi. Selanjutnya Dekranasda juga fokus pada program pemasaran dan peningkatan daya saing.
“Dengan terbentuknya Dekranasda Kab Sumenep diharapkan dapat lebih mendorong para UMKM agar senantiasa meningkatkan kualitas produknya, sehingga mempunyai nilai jual dan kompetitif di pasar global,” harapnya.
Menyadari pentingnya keberadaan industri kerajinan yang merupakan wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru dan lapangan kerja, serta upaya pelestarian budaya, maka usaha untuk mengembangkan UMKM harus selalu dilakukan. “Potensi lokal industri kreatif terus diberdayakan dan dikembangkan,” tegasnya.
Berdasarkan UNESCO, seni kerajinan dikelompokkan menjadi kerajinan tekstil dan kulit, kerajinan logam dan batuan, kerajinan kayu dan serat alam, kerajinan keramik dan gerabah, serta kerajinan materi alam lainnya.
Produk kerajinan merupakan suatu perspektif yang mampu menjadi alternatif penanggulangan masalah, baik di lingkup seni budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu Bude Karwo berpesan agar kedepan harus adanya sinergitas program/ kegiatan antara program Dekranasda Provinsi dengan Dekranasda Kab/ kota se Jatim.
Dari data BPS 2010 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim sebesar 71,55 sementara di Kab Sumenep 65,30, angka ini tertinggi di Pulau Madura, selanjutnya Kab Bangkalan 64,52, Pamekasan 64,41 dan terakhir Sampang sebesar 59,58.
Selain industri kecil dan menengah yang berkembang pesat, Kab. Sumenep yang terletak di ujung Timur pulau Madura ini juga mempunyai potensi pariwisata, a.l. wisata budaya dan agama, wisata bahari, wisata alam, serta wisata konservasi, seperti budidaya ayam bekisar dan cemara udang yang hanya ada di Sumenep.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Sumenep KH Busyro Karim mengatakan banyak potensi yang dimiliki Kab Sumenep yang bernilai tinggi, baik ekonomi, budaya daerah, maupun batik, seni ukir, maupun keris.
“Obyek wisata yang unik dan menarik yang diakui dunia/ internasional. Produk batik dan ukiran juga sudah menghiasi hotel dan kantor-kantor, namun semua harus dipromosikan sehingga suatu saat dikenal sampai maca negara. Dekransda diharapkan ikut membantu menggerakkaan pertumbuhan ekonomi kab sumenep yang th 2010 baaru mencapai 5,73 %.masih jauh dibanding provinsi yang sudah mncapai kisaran 7 %..
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumenep yang baru dilantik mengatakan, setelah dilantik ini akan berusaha menggali aset, produk unggulan, tempat wisata yang bisa dijual. Selain itu, akan berusaha mendorong para pemahat, pengrajin memaenkan hasil karyanya agar tidak diakui hak ciptanya oleh negara lain. Selain itu anak-anak sekolah akan diberikan pelatihan agar mengenal lebih dalam budaya sumenep. (sil)
Dekranasda Fokus Tingkatkan Kualitas SDM Pengrajin
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim memfokuskan program utamanya pada peningkatan kualitas SDM pengrajin. Hal itu diharapkan dapat berdampak pada peningkatan daya saing.
Ketua Jawa Timur Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi ketika mengukuhkan Hj Wafiqoh Jamilah Busyro Karim sebagai Ketua Dekranasda Kab. Sumenep periode 2010-2015, di Pendopo Kab Sumenep, Kamis (15/9) mengatakan, program peningkatan kualitas SDM pengrajin dilakukan melalui pelatihan peningkatan ketrampilan untuk kerajinan kayu, batik, dan kerajinan yang mempunyai khas budaya daerah, serta fasilitasi pendampingan pengurusan merk dan HAKI.
”Sangat disayangkan pendapatan pegrajin handycraft/ kerajinan yang manual, kesejahteraannya belum terlalu baik. Dekransda harus bisa memfasilitasi sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan pengrajin,” kata bude Karwo.
Program kedua, difokuskan pada perluasan jaringan pasar, yang dilakukan melalui pameran dan gelar potensi di beberapa event nasional. Sedangkan program ketiga adalah kemitraan, melalui kerjasama antar pengrajin guna mendorong terjadinya kolaborasi dalam transfer teknologi. Selanjutnya Dekranasda juga fokus pada program pemasaran dan peningkatan daya saing.
“Dengan terbentuknya Dekranasda Kab Sumenep diharapkan dapat lebih mendorong para UMKM agar senantiasa meningkatkan kualitas produknya, sehingga mempunyai nilai jual dan kompetitif di pasar global,” harapnya.
Menyadari pentingnya keberadaan industri kerajinan yang merupakan wahana pemerataan pendapatan, penciptaan usaha baru dan lapangan kerja, serta upaya pelestarian budaya, maka usaha untuk mengembangkan UMKM harus selalu dilakukan. “Potensi lokal industri kreatif terus diberdayakan dan dikembangkan,” tegasnya.
Berdasarkan UNESCO, seni kerajinan dikelompokkan menjadi kerajinan tekstil dan kulit, kerajinan logam dan batuan, kerajinan kayu dan serat alam, kerajinan keramik dan gerabah, serta kerajinan materi alam lainnya.
Produk kerajinan merupakan suatu perspektif yang mampu menjadi alternatif penanggulangan masalah, baik di lingkup seni budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu Bude Karwo berpesan agar kedepan harus adanya sinergitas program/ kegiatan antara program Dekranasda Provinsi dengan Dekranasda Kab/ kota se Jatim.
Dari data BPS 2010 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jatim sebesar 71,55 sementara di Kab Sumenep 65,30, angka ini tertinggi di Pulau Madura, selanjutnya Kab Bangkalan 64,52, Pamekasan 64,41 dan terakhir Sampang sebesar 59,58.
Selain industri kecil dan menengah yang berkembang pesat, Kab. Sumenep yang terletak di ujung Timur pulau Madura ini juga mempunyai potensi pariwisata, a.l. wisata budaya dan agama, wisata bahari, wisata alam, serta wisata konservasi, seperti budidaya ayam bekisar dan cemara udang yang hanya ada di Sumenep.
Dalam kesempatan yang sama Bupati Sumenep KH Busyro Karim mengatakan banyak potensi yang dimiliki Kab Sumenep yang bernilai tinggi, baik ekonomi, budaya daerah, maupun batik, seni ukir, maupun keris.
“Obyek wisata yang unik dan menarik yang diakui dunia/ internasional. Produk batik dan ukiran juga sudah menghiasi hotel dan kantor-kantor, namun semua harus dipromosikan sehingga suatu saat dikenal sampai maca negara. Dekransda diharapkan ikut membantu menggerakkaan pertumbuhan ekonomi kab sumenep yang th 2010 baaru mencapai 5,73 %.masih jauh dibanding provinsi yang sudah mncapai kisaran 7 %..
Ketua Dekranasda Kabupaten Sumenep yang baru dilantik mengatakan, setelah dilantik ini akan berusaha menggali aset, produk unggulan, tempat wisata yang bisa dijual. Selain itu, akan berusaha mendorong para pemahat, pengrajin memaenkan hasil karyanya agar tidak diakui hak ciptanya oleh negara lain. Selain itu anak-anak sekolah akan diberikan pelatihan agar mengenal lebih dalam budaya sumenep. (sil)
edisi-60
Bude Karwo
Kader PKK Harus Tetap Optimis
Ketua Tim Penggerak PKK Prov.Jatim Dra.Hj.Nina Soekarwo MSi mengatakan, kader PKK harus tetap optimis untuk membangkitkan kembali kondisi UP2K yang saat ini bisa dibilang 70 persen kondisinya tidak berkembang. “Kita harus yakin bisa membangkitkan kembali, minimal mengurangi angka 70 persen itu,” tuturnya.
Bude Karwo dalam acara Orientasi Kader PKK se Jawa Timur di Surabaya (26/9) lalu mengatakan, dalam evaluasi yang berdasarkan masukan dari PKK Kab/Kota, kondisi UP2K-PKK yang tidak berkembang itu diantara penyebabnya adalah dampak pergantian kepala desa/ lurah yang diikuti pergantian kader/pengurus Poksus UP2K-PKK.
Akibat pergantian itu, berpengaruh pada kontiunitas tertib administrasi pengelolaan UP2K-PKK. Hal lain adalah tidak adanya subsidi dari pemerintah yang telah berakhir pada tahun 2000 lalu. “Saya mengimbau melalui Ibu-ibu Ketua PKK Kab/Kota agar pergantian Kades/Lurah tidak selalu dibarengi pergantian kader UP2K-PKK,” kata Bude sembari menyebut pihaknya hanya sebatas mengimbau.
Kondisi di lapangan memang demikian, setiap pergantian Kades selalu diikuti pergantian ketua PKK dan unsur kader lainnya. Belum lagi Kades yang menang pilihan itu selalu mengajak orang-orangnya, atau Kades yang kalah tidak mau lagi menjadi kader PKK. “Pergantian kader baru ini tentu secepat itu bisa berlanjut, butuh penyesuaian,” jelasnya sembari menyebut kondisi itu yang membuat ‘Hidup segan mati tak mau’.
Namun demikian, tambah Bude, tidak semua Poksus UP2K-PKK mengalami penurunan, di beberapa daerah justru meningkat menjadi koperasi berbadan hukum, sehingga bisa bermitra dengan BUMN/BUMD atau bank dalam permodalannya. Memang tidak semua mengarah menjadi koperasi, karena di beberapa wilayah justru mnemilih menggunakan sistem pengelolaan UP2K, karena tidak terikat kewajiban sebagaimana dalam AD/ART Koperasi.
Bude menjelaskan, hasil rapat konsultasi di Jakrta 20-22 September 2011 , Ketua Pokja II- TP PKK Pusat memutuskan bahwa bulan bhakti goyong royong dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK lomba pelaksana terbaik kelompok UP2K-PKK tetap dilaksanakan secara nasional, dan mengharapkan dalam pengembangannya perlu menjalin kemitraan dengan dunia usaha melalui CSR.
Sebagai stimulan, TP PKK Prov.Jatim memberikan bantuan modal kepada satu kelompok usaha usaha bersama sebesar Rp 500 ribu dan satu set alat permaianan edukatif PAUD senilai Rp 500 ribu untuk kelompok PAUD di 38 Kab/Kota.
Sebagaimana diketahui, gubernur Jatim telah memfasilitasi pengembangan koperasi wanita di desa/kelurahan masing-masing Rp 25 juta. Program ini hanya terdapat di Jawa Timur, provinsi belum tidak ada. Dan, hasilnya sangat menggembirakan, karena modal stimulan itu ada yang berkembang hingga Rp 125 juta, dari angka semula 8.506 Kopwan di jatim, kini ada tambahan 1.000 Kopwan lagi.
Bude Karwo berharapo agar PKK Kab/Kota membangun kemitraan dengan Kopwan dalam pengembangan usaha sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga dapat mewujudkan Kolompok Usaha Bersama (KUB)-PKK di kab/Kota dengan anggota 5-15 orang yang mempunyai jenis usaha berbasis ekonomi produktif. (ji)
Kader PKK Harus Tetap Optimis
Ketua Tim Penggerak PKK Prov.Jatim Dra.Hj.Nina Soekarwo MSi mengatakan, kader PKK harus tetap optimis untuk membangkitkan kembali kondisi UP2K yang saat ini bisa dibilang 70 persen kondisinya tidak berkembang. “Kita harus yakin bisa membangkitkan kembali, minimal mengurangi angka 70 persen itu,” tuturnya.
Bude Karwo dalam acara Orientasi Kader PKK se Jawa Timur di Surabaya (26/9) lalu mengatakan, dalam evaluasi yang berdasarkan masukan dari PKK Kab/Kota, kondisi UP2K-PKK yang tidak berkembang itu diantara penyebabnya adalah dampak pergantian kepala desa/ lurah yang diikuti pergantian kader/pengurus Poksus UP2K-PKK.
Akibat pergantian itu, berpengaruh pada kontiunitas tertib administrasi pengelolaan UP2K-PKK. Hal lain adalah tidak adanya subsidi dari pemerintah yang telah berakhir pada tahun 2000 lalu. “Saya mengimbau melalui Ibu-ibu Ketua PKK Kab/Kota agar pergantian Kades/Lurah tidak selalu dibarengi pergantian kader UP2K-PKK,” kata Bude sembari menyebut pihaknya hanya sebatas mengimbau.
Kondisi di lapangan memang demikian, setiap pergantian Kades selalu diikuti pergantian ketua PKK dan unsur kader lainnya. Belum lagi Kades yang menang pilihan itu selalu mengajak orang-orangnya, atau Kades yang kalah tidak mau lagi menjadi kader PKK. “Pergantian kader baru ini tentu secepat itu bisa berlanjut, butuh penyesuaian,” jelasnya sembari menyebut kondisi itu yang membuat ‘Hidup segan mati tak mau’.
Namun demikian, tambah Bude, tidak semua Poksus UP2K-PKK mengalami penurunan, di beberapa daerah justru meningkat menjadi koperasi berbadan hukum, sehingga bisa bermitra dengan BUMN/BUMD atau bank dalam permodalannya. Memang tidak semua mengarah menjadi koperasi, karena di beberapa wilayah justru mnemilih menggunakan sistem pengelolaan UP2K, karena tidak terikat kewajiban sebagaimana dalam AD/ART Koperasi.
Bude menjelaskan, hasil rapat konsultasi di Jakrta 20-22 September 2011 , Ketua Pokja II- TP PKK Pusat memutuskan bahwa bulan bhakti goyong royong dan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK lomba pelaksana terbaik kelompok UP2K-PKK tetap dilaksanakan secara nasional, dan mengharapkan dalam pengembangannya perlu menjalin kemitraan dengan dunia usaha melalui CSR.
Sebagai stimulan, TP PKK Prov.Jatim memberikan bantuan modal kepada satu kelompok usaha usaha bersama sebesar Rp 500 ribu dan satu set alat permaianan edukatif PAUD senilai Rp 500 ribu untuk kelompok PAUD di 38 Kab/Kota.
Sebagaimana diketahui, gubernur Jatim telah memfasilitasi pengembangan koperasi wanita di desa/kelurahan masing-masing Rp 25 juta. Program ini hanya terdapat di Jawa Timur, provinsi belum tidak ada. Dan, hasilnya sangat menggembirakan, karena modal stimulan itu ada yang berkembang hingga Rp 125 juta, dari angka semula 8.506 Kopwan di jatim, kini ada tambahan 1.000 Kopwan lagi.
Bude Karwo berharapo agar PKK Kab/Kota membangun kemitraan dengan Kopwan dalam pengembangan usaha sesuai ketentuan yang berlaku, sehingga dapat mewujudkan Kolompok Usaha Bersama (KUB)-PKK di kab/Kota dengan anggota 5-15 orang yang mempunyai jenis usaha berbasis ekonomi produktif. (ji)
Selasa, 06 September 2011
edisi 59- Seminar Gender Yayayan CNS
Seminar Gender Yayasan Citra Nusantara
Melalui Pendidikan, Mencetak Wanita Mandiri
Rektor Universitas Narotama Surabaya Ir.Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS mengatakan, dalam mencetak wanita Indonesia yang mandiri dan profesional bukanlah sebuah langkah mudah untuk diterapkan di Indonesia, terlebih masalah kesetaraan gender belum sepenuhnya menghiasi aspek kehidupan.
Berbicara sebagai narasumber seminar yang digelar oleh Yayasan Citra Nusantara Surabaya di Simpang Hotel Surabaya, Sabtu, (16/7) bertema “Wanita dalam pengambilan sikap untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan gender”, Hj. Yayuk, panggilan akrabnya, mengatakan, untuk mencetak wanita Indonesia yang mandiri adalah melalui pendidikan.
“Banyak contoh, melalui pendidikan yang lebih tinggi wanita bisa berperan lebih. Meski tidak dipungkiri dalam dekade tertentu masih ada wanita yang enggan melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi namun memiliki kemampuan luar biasa,” jelasnya.
Diakuinya, wanita lebih banyak berperan aktif dalam mendidik anak-anaknya, sedang suami lebih banyak sibuk untuk mencari nafkah. Untuk itu, jika menginginkan anak lebih pintar dan cerdas di masa depannya, seorang ibu harus memiliki wawasan yang luas yang nantinya dapat diajarkan kepada anak-anaknya.
Selain itu, cara berfikir seorang ibu yang cerdas akan turun kepada anaknya, begitupula sebaliknya, kemungkinan besar, seorang anak akan rendah kualitasnya, jika ibu tidak pernah mengajarinya sesuatu yang lebih.
“Jadi, jika kita ingin menciptakan keluarga yang memiliki wawasan luas, menjadi wanita yang mandiri, maka wanita harus memiliki wawasan yang luas pula, dengan menimba ilmu, baik secara formal maupun informal,“ tegasnya sembari menyebut salah satunya melalui kelompok atau organisasi wanita.
Menurut Yayuk, seyogyanya dalam pelaksanaan pendidikan tidak perlu ada pembedaan perlakuan gender, namun dalam hal tertentu apabila harus melakukan pembedaan maka pembedaan gender itu sesungguhnya dapat dilaksanakan, sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Persoalannya justru muncul ketika perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan yang termanifestasi dalam bentuk marginalisasi,subordinasi,stereotype dan diskriminasi, pelabelan negatif, maupun kekerasan.
Sementara itu Kabid Kelembagaan PUG dan PUA BPPKB Jatim Dra. Dwi K. Wardhani Danakusumo, MM. mengatakan bahwa upaya perbaikan kondisi atau pencapaian kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan tersebut dilandasi oleh berbagai kesepakatan baik di tingkat global/dunia, maupun kesepakatan nasional.
Yang menjadi dasar pengarusutamaan gender adalah Inpres No.9/2000 dan Permendagri No.15 Tahun 2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah.
Kebijakan netral dan bias gender tidak mempertimbangkan bahwa pengalaman, aspirasi, dan kebutuhan laki-laki dan perempuan berbeda. Sehingga perlu kebijakan untuk merespon kondisi tersebut dengan memastikan bahwa laki-laki dan perempuan mendapatkan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam setiap bidang pembangunan untuk menuju keadilan dan kesetaraan gender yang pada akhirnya mewujudkan masyarakat adil dan makmur. (aji)
Melalui Pendidikan, Mencetak Wanita Mandiri
Rektor Universitas Narotama Surabaya Ir.Hj. Rr. Iswachyu Dhaniarti DS mengatakan, dalam mencetak wanita Indonesia yang mandiri dan profesional bukanlah sebuah langkah mudah untuk diterapkan di Indonesia, terlebih masalah kesetaraan gender belum sepenuhnya menghiasi aspek kehidupan.
Berbicara sebagai narasumber seminar yang digelar oleh Yayasan Citra Nusantara Surabaya di Simpang Hotel Surabaya, Sabtu, (16/7) bertema “Wanita dalam pengambilan sikap untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan gender”, Hj. Yayuk, panggilan akrabnya, mengatakan, untuk mencetak wanita Indonesia yang mandiri adalah melalui pendidikan.
“Banyak contoh, melalui pendidikan yang lebih tinggi wanita bisa berperan lebih. Meski tidak dipungkiri dalam dekade tertentu masih ada wanita yang enggan melanjutkan ke pendidikan lebih tinggi namun memiliki kemampuan luar biasa,” jelasnya.
Diakuinya, wanita lebih banyak berperan aktif dalam mendidik anak-anaknya, sedang suami lebih banyak sibuk untuk mencari nafkah. Untuk itu, jika menginginkan anak lebih pintar dan cerdas di masa depannya, seorang ibu harus memiliki wawasan yang luas yang nantinya dapat diajarkan kepada anak-anaknya.
Selain itu, cara berfikir seorang ibu yang cerdas akan turun kepada anaknya, begitupula sebaliknya, kemungkinan besar, seorang anak akan rendah kualitasnya, jika ibu tidak pernah mengajarinya sesuatu yang lebih.
“Jadi, jika kita ingin menciptakan keluarga yang memiliki wawasan luas, menjadi wanita yang mandiri, maka wanita harus memiliki wawasan yang luas pula, dengan menimba ilmu, baik secara formal maupun informal,“ tegasnya sembari menyebut salah satunya melalui kelompok atau organisasi wanita.
Menurut Yayuk, seyogyanya dalam pelaksanaan pendidikan tidak perlu ada pembedaan perlakuan gender, namun dalam hal tertentu apabila harus melakukan pembedaan maka pembedaan gender itu sesungguhnya dapat dilaksanakan, sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender. Persoalannya justru muncul ketika perbedaan gender telah melahirkan ketidakadilan yang termanifestasi dalam bentuk marginalisasi,subordinasi,stereotype dan diskriminasi, pelabelan negatif, maupun kekerasan.
Sementara itu Kabid Kelembagaan PUG dan PUA BPPKB Jatim Dra. Dwi K. Wardhani Danakusumo, MM. mengatakan bahwa upaya perbaikan kondisi atau pencapaian kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan tersebut dilandasi oleh berbagai kesepakatan baik di tingkat global/dunia, maupun kesepakatan nasional.
Yang menjadi dasar pengarusutamaan gender adalah Inpres No.9/2000 dan Permendagri No.15 Tahun 2008 tentang pedoman umum pelaksanaan pengarusutamaan gender di daerah.
Kebijakan netral dan bias gender tidak mempertimbangkan bahwa pengalaman, aspirasi, dan kebutuhan laki-laki dan perempuan berbeda. Sehingga perlu kebijakan untuk merespon kondisi tersebut dengan memastikan bahwa laki-laki dan perempuan mendapatkan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam setiap bidang pembangunan untuk menuju keadilan dan kesetaraan gender yang pada akhirnya mewujudkan masyarakat adil dan makmur. (aji)
edisi 59
Ketua Yayasan DWP Kabupaten Magetan
Melepas Kelulusan Siswa SMK Yosonegoro
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yosonegoro Magetan melaksanakan acara pelepasan Siswa Kelas XII Periode Kelulusan 2010/2011, pada Jumat (20/5). Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan DWP Kabupaten Magetan, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd yang berkenan melepas siswa SMK Yosonegoro Magetan. Secara simbolis pelepasan siswa ditandai dengan pelepasan atribut dan dikembalikannya siswa kepada orang tua masing-masing. Pada kesempatan tersebut, hadir Ketua Dharma Wanita Kabupaten Magetan Ny. Endang Abdul Azis, S.Sos beserta pengurus, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan, Komite Sekolah, Pengurus Yayasan serta para orangtua wali murid.
Dalam sambutannya, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd menyampaikan selamat kepada para wisudawan atas kelulusannya. Beliau berpesan agar tidak lupa diri dalam merayakan keberhasilan tersebut, karena jalan yang harus ditempuh untuk meraih cita-cita masih panjang. Selain itu beliau juga menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pengelola sekolah yang telah mengantarkan seluruh siswa peserta ujian sehingga dapat lulus 100%.
SMK Yosonegoro telah menjadi SMK SBI Aliansi dan telah memilki sertifikat pelayanan mutu yang berbasis ISO 9001: 2008, maka hendaknya tradisi kelulusan 100% ini dapat terus dipertahankan dan selalu mencari inovasi pelayanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Yosonegoro, ujar nya pula.
Dalam kesempatan tersebut, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd juga memberikan hadiah dan uang pembinaan kepada siswa-siswa yang berprestasi. Pada akhir acara, dilakukan serangkaian pentas seni antara lain reog, tari-tarian, dan pertunjukan lainnya yang dilakukan oleh siswa dan guru SMK Yosonegoro Magetan. Selama pelaksanaan, acara berlangsung hikmat tanpa suatu gangguan apapun.
Sampai saat ini, jumlah tamatan SMK Yosonegoro tahun ini yang telah terserap di dunia kerja sebanyak 34,6% antar lain di Auto 2000, PT. Astra Internasional, PT Showa dll. Selain itu banyak pula siswa yang telah mandiri dengan membuka usaha perbengkelan. Untuk menjalin hubungan antara alumnus dan pihak sekolah, maka dibuka fasilitas media berupa SMS Gateway, email dan website. (hms)
Melepas Kelulusan Siswa SMK Yosonegoro
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Yosonegoro Magetan melaksanakan acara pelepasan Siswa Kelas XII Periode Kelulusan 2010/2011, pada Jumat (20/5). Kegiatan ini dihadiri Ketua Yayasan DWP Kabupaten Magetan, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd yang berkenan melepas siswa SMK Yosonegoro Magetan. Secara simbolis pelepasan siswa ditandai dengan pelepasan atribut dan dikembalikannya siswa kepada orang tua masing-masing. Pada kesempatan tersebut, hadir Ketua Dharma Wanita Kabupaten Magetan Ny. Endang Abdul Azis, S.Sos beserta pengurus, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan, Komite Sekolah, Pengurus Yayasan serta para orangtua wali murid.
Dalam sambutannya, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd menyampaikan selamat kepada para wisudawan atas kelulusannya. Beliau berpesan agar tidak lupa diri dalam merayakan keberhasilan tersebut, karena jalan yang harus ditempuh untuk meraih cita-cita masih panjang. Selain itu beliau juga menyampaikan ucapan selamat dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pengelola sekolah yang telah mengantarkan seluruh siswa peserta ujian sehingga dapat lulus 100%.
SMK Yosonegoro telah menjadi SMK SBI Aliansi dan telah memilki sertifikat pelayanan mutu yang berbasis ISO 9001: 2008, maka hendaknya tradisi kelulusan 100% ini dapat terus dipertahankan dan selalu mencari inovasi pelayanan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMK Yosonegoro, ujar nya pula.
Dalam kesempatan tersebut, Hj. Nanik Sumantri, S.Pd. M.Pd juga memberikan hadiah dan uang pembinaan kepada siswa-siswa yang berprestasi. Pada akhir acara, dilakukan serangkaian pentas seni antara lain reog, tari-tarian, dan pertunjukan lainnya yang dilakukan oleh siswa dan guru SMK Yosonegoro Magetan. Selama pelaksanaan, acara berlangsung hikmat tanpa suatu gangguan apapun.
Sampai saat ini, jumlah tamatan SMK Yosonegoro tahun ini yang telah terserap di dunia kerja sebanyak 34,6% antar lain di Auto 2000, PT. Astra Internasional, PT Showa dll. Selain itu banyak pula siswa yang telah mandiri dengan membuka usaha perbengkelan. Untuk menjalin hubungan antara alumnus dan pihak sekolah, maka dibuka fasilitas media berupa SMS Gateway, email dan website. (hms)
Senin, 05 September 2011
Langganan:
Postingan (Atom)