Titik Indrawati, SH
Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Prov. Jatim
Membentuk Kaukus Untuk Aktualisasi Perempuan
Kepedulian anggota dewan terhadap nasib perempuan menggerakkan 18 perempuan yang duduk di DPRD Jatim membentuk Kaukus. Wadah perempuan parlemen di DPRD Jawa Timur yang dibentuk di luar badan ini melalui kesepakatan bersama. Kirana berkesempatan berbincang dengan Titik Indrawati, SH, Ketua Kaukus Perempuan Parlemen DPRD Provinsi Jatim.
Dari 100 orang anggota dewan periode 2009-2014, 18 diantaranya adalah perempuan yang tersebar di semua fraksi, bertambah 4 orang dari periode sebelumnya, satu prestasi yang masih dirasakan oleh Titik Indrawati, SH perlu untuk ditingkatkan mengingat pentingnya peranan wanita untuk menyuarakan aspirasi mereka di dewan. Berlatar belakang inilah, 18 wanita tersebut membentuk Kaukus Perempuan DPRD Provinsi Jatim Parlemen 2 bulan lalu dengan tujuan untuk berfokus pada masalah-masalah yang banyak terjadi pada perempuan seperti trafficking, KDRT, dan upaya untuk menekan kematian ibu-anak serta masalah penting lain yang sering dihadapi perempuan.
"Saat ini perempuan sudah banyak yang mandiri utamanya di kota besar, namun masih saja kita sering menemui kasus-kasus yang merugikan perempuan. Disini kami ingin sekali mendukung perempuan, menambah kepercayaan diri mereka, yakin pada kemampuan mereka, khususnya mereka yang tinggal di pelosok dan jauh dari jangkauan perlindungan pemerintah," tuturnya. "Untuk tujuan tersebut, kami memang harus terjun langsung untuk memberikan pembinaan. Kami sangat mendukung program pemerintah provinsi yang sudah melakukannya lewat PKK," ungkap wanita enerjik ini.
Perempuan yang terkenal aktif menyuarakan hak perempuan dikalangan dewan ini mengatakan bahwa dalam waktu dekat Kaukus Perempuan Parlemen akan membentuk program jangka pendek, menengah maupun panjang, khususnya terkait dalam upaya untuk memberikan pendidikan politik bagi perempuan. "Selama ini, politik dimata perempuan masih asing, masih dunianya laki-laki yang penuh intrik dan kekerasan. Kami ingin menunjukkan pembelajaran yang benar tentang politik agar makin banyak perempuan berkualitas yang mampu menyuarakan aspirasi kaumnya," tutur wanita yang menganggap bahwa iklas dan tulus dan sepenuh hati adalah kuncinya untuk melakukan tugas-tugasnya.
Menurutnya, kuota 30% perempuan yang diatur dalam UU sudah terpenuhi, namun untuk menembus legislatif, angka tersebut masih sulit terpenuhi. "Lewat Kaukus, kami berupaya untuk terus memberikan pemahaman yang benar tentang politik, tanpa pandang partai, bahwa apabila kita sesuai aturan dan mekanisme yang ada, perempuan pun bisa mewakili aspirasi kaumnya sendiri," tuturnya. Titik mengakui bahwa selama ini, perempuan masih dianggap sebagai pelengkap, bukan pemain inti. "Kalau kita hanya nunut, dan aspirasi kita disuarakan oleh laki-laki, maka 'soul' nya akan hilang, karena laki-lali tidak mengalami, mereka tidak bisa merasakan apa yang sebenarnya kita rasakan, perempuan tidak boleh hanya menjadi pelengkap, tapi juga harus aktif menyampaikan aspirasi kaumnya. Sayang, sebenarnya kuota 30% masih kurang, kalau bisa naik dan terpenuhi dengan perempuan dengan SDM yang berkualitas," seloroh wanita yang beranggapan bahwa apabila kita bicara gender, tidak terlepas dari kenyataan bahwa perempuan itu kuat, bukan untuk menyaingi pria, tapi untuk memampukan diri, mengaktualisasikan kemampuannya sendiri. Untuk itu, Titik ingin sekali mengajak semua perempuan Jawa Timur untuk melihat ke depan agar program pemerintah pusat dan daerah serta pedesaan bisa bersinergi.
Tercatat sebagai anggota DPRD Provinsi Jatim Fraksi Partai Demokrat Komisi B di Bidang Perekonomian, Titik menceritakan bahwa tugas Komisi B adalah memiliki keterkaitan langsung dengan program-program yang ada di kelembagaan. Komisi B membawahi 12 SKPD. Titik sangat mendukung program pemerintah provinsi yang mengalokasikan dana untuk anggaran Koperasi Wanita (Kopwan). Dimana sudah tercatat 8506 Kopwan yang mendapat bantuan dana masing-masing 25 juta untuk membantu para anggota meningkatkan usaha mereka.
Senada dengan program Kaukus, wanita yang memiliki komitmen tinggi terhadap KOPWAN dan memperjuangkan program-program yang terkait dengan perempuan dan perlindungan anak ini mengatakan bahwa program pemerintah lewat Dinas Koperasi yang berkaitan langsung dengan Komisi B Bidang Perekonomian itu bisa membuat perempuan mandiri secara finansial dan bisa menurunkan angka KDRT. "Pakde memberikan hal-hal terbaik bagi dewan, khususnya perempuan salah satunya lewat bantuan dari Dinas Koperasi untuk Kopwan," ujarnya.
"Koperasi menjadi mitra di Komisi B. Saya melihat langsung ke daerah bagaimana perkembangan koperasi menjadi lebih optimal dalam membantu anggotanya setelah mendapat bantuan dari pemerintah, tidak ada alasan untuk tidak , karena bantuan tersebut bagi sektor perekonomian dipandang sangat membantu. Kita meningkatkan perekonomian keluarga lewat Kopwan. Program komisi B dan Dinas Koperasi didukung penuh oleh Kaukus," imbuhnya.
Kedepannya, menurut Titik, Kaukus ingin membuat program yang mengikuti program yang sudah ada. Meminta pemerintah untuk memberikan pelayanan perempuan, memberikan dana untuk perempuan tidak hanya lewat koperasi, tapi disisipkan di semua program SKPD. Sebagai contoh, di beberapa SKPD, misal dinas kelautan, dimana banyak wanita yang menjadi penjual hasil laut. Mereka juga diharapkan mendapat bantuan dari pemerintah, demikian juga dengan dinas lainnya.
Selain tercatat sebagai anggota dewan dari Fraksi Demokrat, Titik pernah aktif di Koperasi Setia Bakti Wanita dan beberapa kegiatan sosial. Dia juga menjabat sebagai Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPD Demokrat Jawa Timur, Ketua I PDRI (Perempuan Demokrat Republik Indonesia). (tya)
Biodata
Nama : Titik Indrawati, SH
Lahir : Surabaya, 9 Oktober 1968
Suami : Benny Budi Susanto, SH
Anak :
1. Mariana Putri Betyanni
2. Desire Dwi Arifianny
3. Alifiana Aprilia Susanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar