Senin, 02 Januari 2012

Cover Edisi 64/ Januari 2012


63- DWP Kab.Ngawi Berbagi Keceriaan

HUT ke-12 Dharma Wanita dan HUT ke-40 Korpri di Kab. Ngawi //
Berbagi Ceria Bersama Siswa SDLB dan SMPLB

Istri Bupati Ngawi, Ny. Antik Budi Sulistyono saat menyambangi sekolah penyandang cacat SDLB dan SMPLB di Jalan Trunojoyo merasa tergugah hatinya melihat para siswa SDLB dan SMPLB yang memiliki keterbatasan fisik dan mental tetap belajar dengan semangat dan berkeinginan kuat untuk maju.
Dalam kunjungannya itu, Ny.Antik Budi S juga juga selaku penasehat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kab.Ngawi menyempatkan diri untuk belajar dan berbincang bareng. ”Sungguh luar biasa keinginan mereka (Siswa SLB ), untuk terus belajar,” tutur Ny. Antiek BS di sela – sela kunjungannya ke sekolahan SLB.
Untuk memotivasi dan memompa semangat belajar siswa, istri Bupati Ngawi itu memberikan sejumlah tas dan seperangkat alat tulis. Pemberian perlengkapan sekolah itu diprioritaskan kepada siswa siswi yang berasal dari keluarga yang tidak mampu. ”Biar nanti sekolah yang mendata dan membagi barang – barang yang kami berikan yang seluruhnya berupa peralatan sekolah,” tambahnya.
Kegiatan semacam ini patut menjadi agenda rutin tahunan DWP Kab.Ngawi, khususnya sebagai peringatan HUT Dharma Wanita ke-12 tahun, tepatnya 12 Desember mendatang serta HUT Korpri yang ke 40. “Untuk kegiatan sosial nantinya memang akan lebih kami prioritaskan. Jadi mulai sekarang sudah kami rencanakan program kegiatan apa saja yang bermanfaat bagi masyarakat yang tidak mampu,“ katanya.
Bhakti sosial itu juga diikuti dr.Ana Mursidah istri wakil bupati Ny. Ony Anwar Harsono, Ny.Cicilia Poedjiyatie Agoes Nirbito dan Kepala Dinas Pendidikan (Kandindik) Abimanyu. Mereka juga menyempatkan berbincang – bincang dengan para tenaga kerja guru dan siswa –siswi. (hms)


63- Gus Ipul Bung Tomo Award

Gus Ipul: Bung Tomo Award untuk Pengabdi Masyarakat
Bung Tomo award merupakan salah satu wujud penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Jawa Timur bagi pemuda dan masyarakat Jawa Timur yang memiliki prestasi dalam mengabdi kepada masyarakat dan negara secara tulus dan ikhlas.Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur, Drs. H. Syaifullah Yusuf pada acara Penganugerahan Bung Tomo Award tahun 2011 di Gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya, Jumat (18/11) malam.
Menurutnya, pemenang penghargaan Bung Tomo Awards ini merupakan pahlawan saat ini yang berjuang di lingkungan masyarakat dalam berbagai bidang yakni sosial, pendidikan dan lingkungan hidup. “ Pemenang Bung Tomo Award, merupakan little winner atau pemenang kecil yang berapresiasi di tempatnya masing-masing untuk berguna bagi masyarakat sekitarnya. Mereka bisa menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih peduli dengan keadaan sekitar dengan rasa ikhlas dan tulus,” ujar Wagub Jatim itu.
Bung Tomo Award dibagi menjadi tiga kategori yakni kategori sosial, pendidikan dan lingkungan hidup. Pada kategori sosial pemenangya adalah Ulo Topan, salah satu pekerja di Liponsos Keputih Surabaya yang mengabdikan hidupnya untuk merawat sekitar 432 orang orang .untuk kategori pendidikan dimenangkan oleh Askim , salah satu pemerhati pendidikan yang mendirikan SLB Karya Bhakti Sidoyoso Wetan Surabaya dan di kategori lingkungan hidup dimenangkan oleh Imam Rochani penjaga kali Surabaya, salah satu pemerhati lingkungan hidup di sungai-sungai di sekitar Surabaya.
Para pemenag Bung Tomo Award merupakan masyarakat biasa yang memiliki rasa ikhlas dan tulus dalam membantu sekitar. “Para pemenang ini, berasal dari masyarakat biasa, yang dengan tulus memperhatikan lingkungan dan kondisi saat ini, “ ujar Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim itu.
Pada kesempatan yang sama, Gus Ipul menyampaikan sebagai bangsa yang besar, setiap lapisan masyarakat harus selalu mengingat sejarah. Salah satunya adalah sejarah pahlawan yang telah mengabdikan nyawanya demi kemerdekaan bangsa ini. “Jangan sampai kita melupakan sejarah bangsa ini, karena bangsa ini bisa menjadi besar tanpa sejarah itu. Kita wajib mempertahankan nilai lama yang baik itu,” tambahnya.
Selain mengingat sejarah, kunci menjadi bangsa yang besar adalah membentuk moralitas, akhlak dan adat istiadat yang baik. Hal itu perlu dikembangkan demi sebuah kemajuan bangsa. “Indonesia bersyukur diwaris budaya, akhlak dan moralitas yang bagus karena bisa mnejadi modal utama untuk maju dan wajib kita pertahankan tradisi itu,”tandasnya. (tra)


63- Bude Ajak kader PKK Melayani dengan Senyum

Bude Karwo Ajak Kader PKK Melayani dengan Senyum
Ketua Tim Penggerak PKK Prov.Jatim Dra.Hj.Nina Soekarwo, MSi mengajak para ibu kader PKK untuk selalu tampil menyenangkan, dan melayani warganya dengan senyum. Senyum itu membuat kita awet muda, apalagi kalau lagi tepuk tangan dibarengi ekspresi wajah senyum. Senyum akan membuat urat syaraf wajah bergerak dengan rileks.
“Karena di wajah kita ada sekitar 60 urat syaraf, dengan murah senyum akan bisa berpengaruh pada raut wajah dan bisa awet muda serta mengurangi stres,” tuturnya ketika melantik dr.Restu Suyanto, M.Kes sebagai Ketua TP PKK sekaligus Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kab.Jombang, periode 2008-2013, Senin (31/10) lalu. .
Pelantikan ini harus dilakukan karena Ketua TP-PKK secara fungsional adalah istri para kepala daerah, dan di Jombang ini merupakan pergantian ketua antarwaktu. Diharapkan dengan tinggal sisa kurun waktu 2 tahun lebih TP-PKK Jombang bisa mengoptimalkan aktivitas kegiatannya.
Bude mengatakan,stressing atau penekanan program pokok PKK tahun ini difokuskan pada peningkatan derajat kesehatan ibu. Karena, orientasi dalam pelaksanaan program kerja PKK tahun ini dan lima tahun ke depan mengacu pada program MDG’s.Sedangkan dari delapan program PKK sudah sesuai dengan program MDG’s, maka program kesehatan dianggap paling signifikan untuk menangani segala permasalahan di masyarakat.
Ini karena di dalamnya sudah termasuk program air bersih dan sanitasi maupun lingkungan. Jadi, dengan menggarap program kesehatan maka sekaligus bisa menyelesaikan beberapa masalah di dalamnya. Untuk itu, PKK tahun ini memfokuskan masalah kesehatan baik untuk ibu maupun anak.
Selanjutnya Bude mangatakan, untuk masalah kesehatan bayi baru lahir atau kesehatan ibu melahirkan di Jombang sudah tidak ada masalah, karena sudah relatif bagus. Yaitu untuk angka kematian ibu melahirkan di Jombang masih berada di bawah angka rata- rata Jatim, yaitu 79,34 persen.
Bude Karwo mengatakan, mengapa derajat kesehatan di Jombang dikatakan jauh lebih baik dari pada rata- rata angka kesehatan di Jatim. Karena data dan faktanya memang demikian. Data dari Dinas Kesehatan Prov. Jatim, angka kematian ibu melahirkan tahun lalu masih berada pada posisi 90,7 per 100 ribu. kelahiran dan saat ini angkanya sedikit meningkat yaitu menjadi 91 per 100 rb. kelahiran
Kalau masalah kesehatan sudah bagus, tambahnya, berarti generasi masa depan nanti sudah pasti lebih baik dari yang lainnya. Sebab, pembentukan sel kecerdasan otak sebanyak 80 persen itu dibentuk mulai dari dalam kandungan yaitu usia 0 s/d anak usia empat tahun dan 30 persennya lagi dibentuk anak usia lima hingga delapan dan sisanya yaitu 20 persen anak usia delapan tahun hingga usia 18 tahun.

4 Poin bagi Dekranasda

Dalam kesempatan itu, Bude Karwo selaku Ketua Dekranasda Prov. Jatim juga menyebutkan,
ada empat poin yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh setiap Dekranasda yang ada di daerah (Kabupaten maupun di Kotamadya).
Ke-empat poin itu; pertama peningkatan program perluasan jaringan pasar; kedua peningkatan program kemitraan kerjasama melalui perjanjian untuk peningkatan kesejahteraan dan produksi; ketiga adalah peningkatan SDM guna meningkatan daya saing dan terakhir adalah peningkatan kinerja guna menumbuhkan budaya kreatif dan inovatif untuk menyongsong tumbuhnya ekonomi kreatif.
Sebab, bagaimanapun Dekranasda yang ada di Jombang adalah organisasi yang mewadahi atau yang mengkoordinir teman- teman para pengrajin atau pengusaha untuk satu tujuan yaitu mencapai cita- cita yang dapat mensejahterakan anggota dengan modal kebersamaan dan kekeluargaan. Karena di Jombang banyak pengrajin handal hasil produksinya tidak kalah dengan produk luar negeri
“ Untuk itu, kembangkan terus kreativitas dan inovasi agar ke depan Jombang tambah eksis dan bertambah jaya. Utamanya bagi para pengrajin dan masyarakat sekitarnya,” tegasnya. Untuk itu, kami mengharap adanya support dari ketua Dekranasda yang baru dan pembinanya, yaitu untuk segera mengadakan pameran hasil kerajinan. Karena, bagaimanapun baiknya hasil produk kerajinan itu, kalau tidak pernah dipamerkan, maka tidak akan ada orang yang kenal atau tahu.
Sementara itu, Bupati Jombang Drs. Suyanto, MM mengatakan, Dekranasda Jombang memang sempat tidur sesaat, tetapi saat ini sudah bangun dan kami yakin sesaat lagi Dekranasda Jombang akan lari untuk mengejar ketertinggalannya agar bisa sama berdiri dan berlari untuk mampu tumbuh dan berkembang seperti di Kab/ Kota yang lain.

Menurutnya, dengan perempuan Jombang akan bisa menjadi salah satu kabupaten di Jawa Timur yang ramah terhadap anak, Kerena peran pemerintah daerah sebagai fasilitator yang terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana untuk tumbuh kembangnya anak-anak menjadi anak sehat. Kemudian dapat melanjutkan kultur Jombang bisa memberikan kotribusi besar terhadap perjalanan NKRI kerena telah melahirkan tokoh-tokoh besar bertaraf internasional
Selain itu pemerintah Kabupaten Jombang terus mendorong kedudukan kaum perempuan agar terus berkembang. Karena saat ini perekonomian Jombang banyak dikendalikan oleh kaum perempuan. Pelaku-pelaku ekonomi mikro, menengah dan makro didaerah ini banyak pelakunya kaum hawa. Oleh sebab itu peran perempuan di Jombang sungguh luar biasa.
Di Jombang persamaan gender sudah berjalan cukup baik, dicontohkan kaum perempuan sebagai penjaga jaringan dan kaum lelaki tugasnya mencari nafkah. Jika di sektor pertanian laki-laki bertugas mencangkul tanah sawah, perempuan bertugas matun (merawat padi) ini merupakan pembagian tugas seksual laki-laki dan perempuan. (ji)





63- PKK Gresik Sayang Ibu

Kab. Gresik Masuk Monimasi
Program Gerakan Sayang Ibu

Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik sebagai mitra kerja pemerintah mendukung niat Pemkab Gresik untuk mempermudah izin praktek bidan dan tenaga kesehatan di desa-desa. Bersama 4 Kabupaten / Kota lain se Jawa Timur, Kabupaten Gresik masuk nominasi program Gerakan Sayang Ibu di tingkat Propinsi Jawa Timur.
Bupati Gresik, Dr. H. Sambari Halim Radianto, ST, Msi, dihadapan rombongan tim penilai lomba Gerakan Sayang Ibu tingkat Propinsi Jawa Timur yang diketuai Drs. Irawanto Amanda, Msi, mengatakan Pemkab Gresik sangat konsen dengan masalah kesehatan. Banyaknya industri di Gresik, masalah penanganan kesehatan perlu mendapat perlakuan khusus, Pemkab berupaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat guna menekan tingkat prosentase kematian ibu melahirkan dan anak, setidaknya setara dengan Kabupaten / Kota yang lain di Jawa Timur.
Menurut data dari Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan pada tahun 2010, angka kematian ibu melahirkan sebanyak 105 per 100 ribu kelahiran. Sedang angka kematian bayi sekitar 2,48 per 1000, sehingga Pemkab menempuh meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, diantaranya dengan mempermudah izin praktek bidan dan tenaga kesehatan di desa-desa.
Supaya Palang Merah Indonesia ( PMI ) Gresik tidak sampai kekurangan darah, Pemda mengoptimalkan peran unit transfusi darah PMI Gresik untuk pro aktif menjemput pendonor di perusahaan dan organisasi sosial kemasyarakatan. Pada saat tertentu, unit transfusi darah PMI Gresik bisa membuka gerai donor darah di tempat-tempat keramaian pada malam hari, misalnya di alun-alun dan di mall.
Program lain yang perlu ditingkatkan melalui program pokok PKK di desa-desa diantaranya anggota PKK di desa membuat program tabungan untuk ibu bersalin. Selain program menabung, PKK di desa-desa diminta untuk mengajak keluarganya untuk donor darah , bertujuan barangkali pada saat melahirkan terjadi kekurangan darah atau tidak adanya darah dengan jenis yang sama.
Usai diterima Bupati Gresik, dengan diantar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Gresik, Hj. Maria Ulfah Sambari HR, wakil Ketua TP. PKK Gresik Hj. Zumrotus Shilihah Qosim, seta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP ) Gresik, Hj. Noer Azizah Nadjib, menuju ke desa Palebon, Kecamatan Duduksampeyan, Kabupaten Gresik. ( Har ).

63- Sumenep Sentra Kuliner Ikan Laut

Hj.Wafiqah Jamilah:

Kita Jadikan Sumenep sebagai
Sentra Kuliner Laut Jawa Timur

Sebagai kabupaten yang memilki lautan hampir 50.000 kilometer persegi, Kabupaten Sumenep menyimpan kekayaan bahari yang cukup tinggi. Hal ini seharusnya menjadi semangat menjadikan Kabupaten Sumenep sebagai sentra kuliner laut di Jawa Timur.
Demikian disampaikan Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan ) Kabupaten Sumenep Hj Wafiqah Jamilah saat meninjau stan Super Mantap Sea Food Festival dalam rangka memeriahkan Hari Jadi Ke 742 Kabupaten Sumenep di depan Museum Keraton Sumenep, Selasa (15/11) lalu.
Menurut Nyi Mila, sapaan akrabnya, potensi kelautan yang ada, termasuk kekayaan ikan haruslah mendorong bagi pertumbuhan ekonomis masyarakat dan bernilai ekonomis. Hal ini tidak lepas dari semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan masakan khas laut. “Daripada kita hanya mengkonsumsi dan jual seperti apa adanya, kan lebih bernilai jual jika dikemas dalam bentuk masakan laut,” tutur Ketua TP PKK Kab.Sumenep ini.
Menurutnya, ke depan Kabupaten Sumenep harus menjadi sentra masakan kuliner yang berasal dari kekayaan laut, setidaknya di Jawa Timur. Oleh karena itu, lanjutnya, dirinya dan segenap stake holder yang lain telah berupaya semaksimal mungkin. “Bahkan kemarin kita juga telah mempromosikan beberapa masakan khas Kabupaten Sumenep ke daerah lain. Mudah-mudahan ini akan tetap berlanjut,” jelasnya.
Ditanya langkah apa saja yang akan dilakukan, istri Bupati Sumenep ini menjawab akan ada tiga hal yang akan dilakukan. Pertama, akan melakukan inventarisasi terhadap keunggulan-keungulan di setiap kecamatan, khususnya yang punya keungulan kelautan yang akan dilanjutkan dengan pemberian training-training khusus kepada mereka yang benar-benar siap untuk mengembangkan produk lokal.
Selanjutnya, kita akan terus intensif melakukan promosi-promosi wisata kuliner ke daerah lain baik secara formal maupun non formal, tambah perempuan kelahiran Surabaya ini bersemangat.

Tertinggi di Jatim
Di tempat yang sama, Bupati Sumenep, KH A Busyro Karim sangat mendukung gagasan Sumenep menjadi Sentra Masakan Kuliner Laut di Jawa Timur. Menurut Ketua DPRD Sumenep Tahun 1999-2009 ini, dirinya akan terus mendukung segala upaya yang ingin meningkatkan nilai ekonomis produk masakan lokal ini, khususnya masakan dari kekayaan ikan yang ada di Kabupaten Sumenep.
Ia berpesan agar dalam pengelolaan produk lokal ini hendaknya memperhatikan 2 hal. pertama, makanan lokal harus mengikuti standar yang digunakan makanan/ menu impor, yaitu sehat, standarisasi bahan, penyajian, pengolahan dan rasa. makanan tradisional tidak berarti kumuh, kotor dan tidak berkelas.
Ke dua, perlu dilakukan promosi tiada akhir agar brand makanan tradisional/ lokal juga kuat sebagai makanan bergengsi, layak masuk mal/restoran dan tempat prestise lainnya.
Super mantap Sea Food Festival diselenggarakan dalam rangka pengukuhan pengurus Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kabupaten Sumenep dan diikuti oleh instansi pemerintah, swasta, hotel dan restoran yang ada di Kabupaten Sumenep. Dalam festival tersebut, peserta menyajikan berbagai makanan laut dengan berbagai bentuk, kemasan, penyajian, yang menampilkan kekhasan keragaman makanan laut.
Sebagai informasi, Kabupaten yang telah berusia 742 tahun ini memiliki luas laut 50.000 Km2, panjang pantai 557,76 km2 dan ditunjang oleh keberadaan 126 pulau. Bahkan sebagaimana data yang dihimpun oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim, konsumsi Ikan di Kabupaten Sumenep merupakan yang tertinggi di Jawa Timur dengan konsumsi 28,30 Kilogram Per kapita/ tahun melampaui konsumsi ikan Jatim yang hanya 19,2 kg per kapita/tahun.
Sedangkan produksi ikan laut di Kabupaten Sumenep mencapai 44.900,2 ton per tahun belum termasuk jenis ikan yang lain.(hel)

Univ. Wijaya Kusuma Expo NTT

KPDT Expo 2011 Tingkat Nasional di NTB //

Stan UWKS Tampilkan Berbagai
Hasil Penelitian Para Mahasiswa

Pagi itu tim pameran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS), dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Selaparang, Kota Mataram di Lombok. Tepat pukul 07.30 WIT pesawat mendarat dengan selamat dan mendapat sambutan hangat dari panitia lokal yang siap mengantar para peserta pameran menuju penginapan di Asrama Haji kota Selong Lombok Timur NTB.
Pameran ini sedianya diselenggarakan mulai 28 September s/d 1 Oktober 2011, karena bersamaan dengan peresmian (soft opening) Bandara Internasional Lombok, acara ditunda sehari.
Karena pemesanan tiket yang tidak mungkin dibatalkan, kedatangan tim UWKS ini terlanjur lebih awal sehari, sehingga dimanfaatkan untuk berkeliling melihat keindahan Pulau Lombok mulai dari menyusuri Pantai Senggigi, melewati dermaga yang akan menuju Gili Terawangan dan kedua pulau disampingnya, memang sangat indah pemandangan pantai Barat Pulau Lombok ini.
Dari Lombok Barat sejauh itu tampak perkebunan Kelapa, Lontar dan sebagian pohon Siwalan mendominir pemandangannya. Perjalanan melintasi pedusunan dan perkampungan di Lombok Tengah, kemudian sedikit melintasi daerah Lombok Timur dengan ibu kotanya Praya dan kembali ke kota Mataram.
Dari sepintas jalan-jalan mengelilingi sebagian Pulau Lombok ini dapat diambil kesimpulan, tidak salah bila Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal memilih lokasi pameran nasional yang untuk pertama kalinya ini (sebelumnya selalu di Jakarta).
Kamis 29 September 2011 pukul 16.00 waktu setempat pameran nasional KPDT EXPO 2011) ini dibuka secara resmi oleh Menteri PDT didampingi Wakil Gubernur NTB dan Bupati Lombok Timur. Acara pembukaan sangat meriah dengan diiringi bunyi-bunyian Kendang Beleq, sebuah kasenian khas masyarakat Lombok yang sangat rampak dan atraktif dalam memainkan peralatan kendang besar yang disandang dengan selendang tenun ikat khas Lombok di depan pemainnya.
Masyarakat Sasak (penduduk asli Pulau Lombok) yang hadir hampir semua mengenakan busana adat yang beraneka warna, menambah keanggunan acara pembukaan. Acara ini dilanjutkan dengan peninjauan oleh rombongan Menteri PDT beserta ibu yang juga mengenakan busana adat suku Sasak.
Stan Universitas Wijaya Kusuma menampilkan hasil-hasil penelitian dari beberapa Program Studi yang ada di Fakultas UWKS ( ada 8 Fakultas dengan 23 Program Studi dan Pascasarjana dengan 4 Program Magister). Antara lain; Program Studi Kedokteran Hewan menampilkan Energi Listrik dari Kotoran Sapi.
Perlu diketahui bila peternak memiliki 5-6 ekor sapi dengan memberikan konsentrat (berupa permen sapi) kotorannya ditampung dalam tangki kemudian biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memasak pada pagi hari dan dimanfaatkan untuk menggerakan generator melalui peralatan conventer, sehingga dapat dihasilkan tenaga listrik sebesar 2000 watt selama 4 jam pemakaian pada malam harinya.
Sementara itu Program Studi Teknologi Industri Pertanian dari Fakultas Teknik UWKS membawa hasil olahan berupa minuman cooktail Siwalan dan memperkenalkan pembuatan Gula Kristal Siwalan (Gula Semut) yang sangat diminati oleh industri makanan kemasan karena memiliki aroma yang khas dan bersifat anorganik.
Ini dapat dikembangkan di daerah yang memiliki banyak pohon Siwalan, terutama di daerah pesisir serta memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada hanya disajikan seperti gula merah atau gula aren batokan seperti selama ini dikerjakan oleh para petani di daerh pesisir seperti di sepanjang pantai Barat Pulau Lombok ini.
Program Studi Teknik Informatika pada Fakultas Teknik UWKS tidak mau ketinggalan dengan menampilkan model peralatan Parabola yang terbuat dari wajan penggorengan (peralatan dapur). Ini berguna bagi daerah-daerah yang ada di blank spot yang terhalang gunung dari pemancar televisi atau menara seluler provider komunikasi. Peralatan yang tepat guna dan murah serta dapat dibuat dengan mudah oleh masyarakat di daerah tertinggal. Juga memperkenalkan pembuatan warnet dan koperasi didaerah pedesaan untuk membuka keterisolirannya dari daerah lainnya.
Program Studi Agronomi dari Fakultas Pertanian UWKS menampilkan Produk jadi Parfum yang terbuat dari daun tanaman mawar dengan teknik kultur jaringan, kebiasaan memanfaatkan bau harum bunga mawar selalu diambil dari mahkota bunga mawarnya, tetapi ini diambil dari daun mahar dan tidak kalah harum baunya yang terbuat dari bunganya. Hal ini lebih mudah untuk mendapatkan bahan baku dan tidak mengenal musim adanya daun mawar ini.
Selain itu tidak ketinggalan Rektor UWKS juga menitipkan hasil penelitian untuk dimasyarakatkan tentang Anti Rayap yang dapat mengawetkan bangunan rumah di pedesaan yang karena tingkat kelembaban dan bahan bangunan dari kayu yang mudah diserang rayap. Dengan teknik tepat guna menggunakan pipa paralon dan teknik gravitasi, cairan pembasmi rayap yang dapat dibeli di toko kimia dimasukan kedalam tanah cukup melindungi bangunan dari serangan rayap yang merugikan. Juga teknik penanggulangan serangan Hama Wereng yang banyak merugikan petani di pedesaan.
Stan pameran UWKS ini senantiasa ramai dikunjungi masyarakat kota Selong, terutama para pelajar yang ingin menambah pengetahuan dan mencari informasi untuk kelanjutan studi mereka kelak bila ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Para peserta pameran sendiri juga banyak tertarik hasil-hasil penelitian UWKS, mereka ingin menerapkan di daerah masing-masing. Untuk itu stan UWKS telah menyiapkan brosur yang dilengkapi dengan Contac Person langsung kepada para peneliti dari UWKS dan beberapa souvenir berupa kaos dan gantungan kunci yang sangat diminati para pengunjung pameran.
Semoga dari Pameran semacam ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di daerah tertinggal agar lebih cepat mengejar ketinggalannya dari daerah lain yang telah maju sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi UWKS serta mendekatkan keberadaan UWKS kepada masyarakat yang memerlukan pendidikan tinggi bagi putera-puterinya selama ini.(drs)





Cover edisi 63- WIRA LINA

Wira Lina, SE
Calon Ketua Parfi Jatim 2011-2016

Siap Membangkitkan Perfilman Bersama Parfi Jatim

Nama Wira Lina sudah tidak asing lagi di kalangan Prsatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Jawa Timur. Wanita kelahiran Surabaya, 15 September 1975 saat ini menduduki jabatan sebagai Sekretaris Parfi Jawa Timur. “Sejak dulu saat menjabat sebagai Sekretaris Parfi saya selalu mendapatkan dukungan dari keluarga maupun sahabat dan relasi. Dan semua itu, saya lakukan itu demi Parfi Jawa Timur,” ujar Wira Lina saat menerima Kirana beberapa saat lalu.
Wanita murah senyum ini mengatakan walaupun jabatannya berakhir bulan Juni 2011 lalu, bukan berarti dedikasi Wira Lina akan berakhir pula dalam mengurusi Parfi Jawa Timur. Lina demikian panggilan akrabnya, akan berusaha untuk membangkitkan kembali dan memperjuangkan nama besar Parfi Jawa Timur. “Walaupun nama Parfi Jawa Timur sempat mati suri saya akan berusaha membangkitkan kembali seperti zaman emas Parfi Jawa Timur dulu. Untuk itu, saya berharap masayarakat,dan pemerintah bisa ikut andil membangkitkan nama Parfi Jawa Timur. Selain itu juga, rekan-rekan pers juga harus ikut membangkitkan Parfi Jawa Timur,” ujar Lina berharap.
Istri dari pengusaha batubara, H. Syamsul AS, berkiprah dalam dunia intertaiment sejak tahun 1982. Dia mengawali sebagai model dengan menjuarai berbagai lomba seperti juara umum Putri Andalan Indonesia tahun 1994, serta 155 kejuaran lainnya dibidang model. Seiring dengan waktu, Lina mulai mencoba menjajaki dunia action ditahun 1990. Beberapa film yang pernah ia bintangi antara lain Kidung Sunyi Sang Biduan (SCTV, 1993), Gelora Sunyi Sang Biduan (TPI, 1993), Gelora Samudra (TPI, 1994), Madu Racun Dan Anak Singkong I, II (TPI, 1994), bintang tamu Ketoprak Humor (RCTI), Dr. Sartika (TVRI, 1990), Bulan Madu ke Dua (1994), Bintang Kejora (1994) dan FTV terbarunya Bercanda Dengan Nyawa sebagai Rukamah (SCTV, 2011), Surabaya 1945, film terakhir adalah film semi dokumenter berjudul Purnama di Bumi Majapahit (2011) yang rencananya film ini akan diikutkan ajang Festival Film Indonesia (FFI).
“Walaupun waktu saya sangat padat dengan bisnis lainnya dan sangat terbatas bukan berarti saya harus melupakan kewajiban sebagai seorang ibu dan istri bagi suami. Bagi saya paling utamakan adalah keluarga dimana harus menjaga terus perkembangan anak-anak. Saya rasa, apa yang saya lakukan ini sudah mendapatkan dukungan dari suami maupun anak-anak,” papar ibu dari Felisha Lauren Kavita Dewi dan Claudya Izhabela Aurellia ini.
Selain berkecimpung didunia entertainment Lina masih menekuni bisnisnya dibidang Batubara dan memiliki perusahaan sendiri yang ia pimpin. Wanita berpenampilan modis ini mengakui, dirinya tidak bisa menghilangkan dunia entertainment karena dunia itu yang membawa nama bisa melejit sampai sekarang.
“Saya dilahirkan dari dunia entertainment ini, tidak mungkinlah saya akan membuang begitu saja. Justru saat ini saya telah berusaha mencari bibit-bibit baru untuk meramaikan perfilman Jawa Timur lewat Production House PT. Wira Sinema ini. InsyaAllah, PT. Wira Sinema dilauching akhir tahun ini,” lanjutnya.
Wanita murah senyum ini berharap dengan terpilihnya Aa Gatot Brajamusti sebagai Ketua Parfi Pusat baru akan menjadi inspirasi baru bagi anggota Parfi Jawa Timur dan memberi regenasi muda bagi anggota Parfi Jawa Timur. Selain itu, Lina menginginkan dari Ketua Umum baru bisa mendukung untuk merealisasikan produk-produk film Parfi Jawa Timur. “Kami berharap dengan adanya Ketua Parfi baru ini bisa memberi inspirasi baru pada anggotanya terutama dari Jawa Timur. Saat ini pemerintah Jawa Timur sudah mulai mendukung langkah-langkah Parfi Jawa Timur,” sambungnya.
Disingung masalah untuk tampil sebagi Ketua Parfi Jawa Timur, ia mengatakan masih belum memiliki pikiran untuk menjadi ketua. Dirinya lebih memfokuskan diri untuk membangkitkan nama Parfi Jawa Timur dulu melalui kegiatan atau event. “Bagi saya adalah bagaimana cara agar nama Parfi Jawa Timur bisa berkibar kembali dimasyarakat. Soal saya mencalon diri, ah kita lihat saja nanti mas,” ujar Lina sambil tersenyum.
Adapaun visi dan misi yang dimiliki Lina adalah Eksistensi Parfi menjadikan organisasi wadah persatuan bagi insan film di Jawa Timur. Disamping itu, bersinergi dengan masyarakat, birokrat, rekan sejawat untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan serta melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi yang sesuai dengan AD/ART. “InsyaAllah jika kelak terpilih sebagai Ketua Parfi Jatim saya akan berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat khususnya insan perfilman Jawa Timur ini,” paparnya.
Disamping itu juga harapan yang dimiliki Lina terhadap semua calon Ketua Parfi Jatim agar memberi dukungan dan semangat bagi perfilman Jawa Timur. “Siapapun yang terpilih menjadi Ketua Parfi Jawa Timur 2011-2016 nanti hendaknya patut kita dukung dan beri semangat perjuangan dalam mengemban tugas demi terwujudnya insan perfilman kedepan lebih baik dan sukses sebagai tertuang dalam AD/ART Parfi,” tutup Lina berharap. (ali)