Rabu, 07 Desember 2011

Cover edisi 63- Wira Lina, SE

Usung Siwalan, PKK Kab.Lamongan Juara III

Keikutsertaan Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan dalam Festival Makanan Khas Daerah dan Pameran Produk-produk Unggulan Kabupaten/Kota se Bakorwil Bojonegoro tidak sia-sia. Dengan mengusung makanan khas Lamongan, wingko dan dawet siwalan, mengantarkan TP PKK Kab.Lamongan menjadi juara ketiga.
Sementara juara pertama sebagai penyaji terbaik festival yang dibuka Sekretaris Bakorwil yang sekaligus Sekretaris Panita, Deddy Ferdinan itu diraih Kota Kediri. Juara kedua diraih Kabupaten Jombang. Selanjutnya Kota Kediri menjadi juara dengan sajian makanan berupa brownies dari ketela ungu dan ubi asam manis.
Festival itu sendiri seperti disampaikan Deddy untuk menyambut peringatan Hari Jadi Provinsi Jawa Timur ke-66. Selain Lamongan, Kota Kediri dan Jombang, festival tersebut diikuti delapan kabupaten dan kota se Bakorwil Bojonegoro.
Juri festival bukan hanya menilai pemanfaatan pangan lokal khas daerah saja. Namun juga kreatifitas pengembangan resep pangan lokal, aspek gizi, penampilan dan penyajian. Kemudian cita rasa serta termasuk nilai komersial produk tersebut.
Ketua TP PKK Lamongan Hj.Mahdumah Fadeli seusai festival mengatakan, saat ini begitu banyak makanan yang dijual tidak memperhatikan kebersihan dan kandungan gizi sehingga berpotensi menimbulkan penyakit. Ia menyatakan bersyukur memperoleh penghargaan itu meski belum memperoleh juara pertama,
Karena itulah lewat festival ini, lanjutnya, Lamongan berusaha mengenalkan kembali produk makanan lokal yang sudah terbukti lebih bergizi dari makanan modern. “Tinggal pengemasan produk dan promosi saja sehingga makanan ini akan menarik untuk anak-anak, “ ujarnya. (rif)

foto: Hj.Makhdumah menerima penghargaan.
DWP Dinas Kominfo Jatim //
Workshop Manfaatkan TIK, dan SIM

Dengan memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), maka Sistim Informasi Manajemen (SIM) data PKK di lingkungan Provinsi Jawa Timur dipastikan akan semakin akurat dan up to date (terbarukan). Selain itu, dengan memanfaatkan TIK, maka sumber daya manusia akan meningkat sesuai tuntutan dan tantangan jaman di era globalisasi.
Ketua DWP Prov. Jatim Dra Hj Purmiasih Rasiyo MM saat membuka Workshop TIK bagi Pengurus DWP Provinsi Jawa Timur di Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, Selasa (18/10) mengatakan, penyelenggaraan workshop TIK bagi Pengurus DWP juga merupakan tindak lanjut dari program DWP di bidang pendidikan. Selama ini, DWP telah menerapkan Sistim Informasi Manajemen (SIM) dalam akurasi pendataan PKK.
Dengan adanya SIM PKK, kita berkeinginan akurasi data dapat tercapai dengan baik dan berjalan dengan baik, mulai tingkat provinsi, kabupaten kota, bahkan hingga tingkat kecamatan. Hal ini dilakukan untuk menjawab tuntutan jaman yang selalu meminta adanya program kerja secara terencana dan berkelanjutan mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan budaya.
Oleh karena itu, tidak ada kata terlambat untuk mau belajar, kata Ny.Rasiyo. Ini karena, era atau jaman telah masuk era digital dan teknologi informasi. Banyak anak anak bangsa sudah pandai dalam memanfaatkan teknologi, namun di lain sisi lain para orang tua masih gaptek (gagap teknologi). Inilah yang menjadi alasan, bahwa belajar untuk bisa harus terus dilakukan oleh para orang tua.
Di berbagai bidang, internet telah menjadi sarana yang efisien dalam menambah wawasan dan memperluas pengetahuan sebagai makhluk social. Karena dunia internet terus berkembang, maka harus bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang bersifat positif dalam berinovasi dan membuka peluang bisnis.
“Kita kan dapat pembinaan dan pendidikan ketrampilan, apa itu buat makanan, border, aksesoris manik manik, sulaman, atau kerajinan tangan lainnya. Dengan adanya internet, kita tinggal mencantumkan gambar barang, harga, dan alamatnya yang jelas, kita tampilkan di internet, maka lakulah dagangan kita. Ini berarti kita bisa memanfaatkan internet untuk berbisnis membantu keluarga dengan tanpa harus keluar rumah,” kata istri Sekdaprov Jatim ini.
Kepala Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, Drs Sudjono MM mengatakan, memasuki era kesejagatan, informasi nyaris tak terbatas, persaingan semakin ketat, karena yang dihadapi tidak lagi lokal tapi global. Oleh karena itu, akuntabilitas, efisiensi, efektifitas, dan transparansi menjadi tuntutan yang harus dilakukan.
Dinas Kominfo Jawa Timur sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Pembelajaran oleh DWP merupakan gelombang II dari empat gelombang yang direncanakan. “Ini adalah kegiatan yang positif dalam rangka meningkatkan SDM kita untuk tidak gaptek. Karena itu, sinergi ini sangat baik sekaligus penyegaran bagi kita semua para bapak dan ibu yang memiliki anak anak didik di rumah. Kita tidak boleh ketinggalan dengan anak-anak kita,” tambahnya.
Menurut Sudjono, hingga kini Dinas Kominfo Prov Jatim telah memfasilitasi layanan internet berupa telecenter di 38 kabupaten kota. Dari jumlah itu, 29 kabupaten kota sudah berhasil dibangun telecenter, sementara 9 kabupaten kota akan diupayakan pada tahun 2012.
Kepala Bidang Pemberdayaan TIK Dinas Kominfo Jatim, Drs Mardijono MSi mengatakan, sesuai tugas pokok dan fungsinya melalui pemberdayaan masyarakat di bidang TIK siap memberikan fasilitasi dalam bentuk memberikan pelayanan atas permintaan masyarakat yang membutuhkan pembelajaran di bidang TIK. Beberapa lembaga yang sudah dilayani, antara lain Karang Taruna, Taruna Tanggap Bencana, Takmir Masjid, Pendamping Keluarga Harapan, Pengurus Pondok Pesantren, Mahasiswa, dan masih banyak lagi.
Materi workshop bagi DWP meliputi pengenalan komputer dan Microsoft Office. Selain itu, juga akan dibawa keliling dunia tanpa batas atau lebih dikenal dengan dunia maya/internet, pembuatan dan pemanfaatan email, millis, chating, facebook, blogger dan browsing. (rif)
Dharma Wanita Adpel Gresik
Kunjungi Yayasan Anak Yatim

Sebagai isteri insan pelabuhan dituntut peduli pada masyarakat di sekitar pelabuhan tempat suami bekerja. Seperti yang dilakukan Jumat( 07/10) lalu, Dharma Wanita Kantor Administrator Pelabuhan ( Adpel ) Gresik berkunjung ke Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah Asmaniyah Desa Kebongson, Kecamatan Gresik.
Rombongan dari Dharma Wanita yang dipimpin Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan itu memberikan bantuan sembako berupa beras, minyak goreng, gula, makanan ringan, buku tulis, mie instan dan uang saku, yang diterima pengurus Yayasan Perguruan Darul Islam Penolong Anak Yatim dan Miskin Hj. Siti Mariyah.
Usai memberikan sembako, ibu Ik panggilan akrab Ny. Ika Pramuningtyas Hermawan mengatakan, bakti sosial semacam ini akan dilakukan pada setiap tahun, khususnya berkenaan dengan Hari Perhubungan yang jatuh pada 17 September. Isteri M. Hermawan itu mengatakan meskipun bantuan yang diberikan masih jauh dari harapan, namun itu semata sebagai tanda kepedulian Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik kepada anak yatim dan miskin sekitar pelabuhan Gresik.
Sembako yang diberikan kepada 100 anak yatim dan miskin kali ini diperoleh sebagian hari iuran, penjualan kue dan usaha kerja anggota Dharma Wanita Kantor Adpel Gresik yang jumlahnya 51 orang. Kegiatan yang dilakukan diantaranya arisan secara berkala setiap bulan, membuat kerajinan yang layak terjual, menjual kue ke anggtota, dan hasilnya dipergunakan untuk bakti sosial.
Yayasan Perguruan Darul Islam Madrasah mengasuh anak yatim dan miskin sekitar 100 anak. Kegiatan meraka selain pelajaran formal juga diberi pelajaran non formal, yayasan ini membuka bantuan instansi/ swasta untuk memberikan bantuan berupa apapun. ( Har ).


Ketua PKK Kab.Gresik Pantau
Posyandu di Desa Pongangan

Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan anak yang dilakukan sedini mungkin sejak dalam kandungan. Upaya kesehatan yang dilakukan sedini mungkin sejak anak masih di dalam kandungan sampai lima tahun pertama kehidupannya, ditujukan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya sekaligus meningkatkan kualitas hidup agar anak mencapai tumbuh kembang optimal.untuk mencapai hal tersebut, tentu di butuhkan perhatian yang ketat baik orang tua maupun petugas kesehatan setempat.
Untuk memastikan bahwa balita selalu mendapat perhatian kesehatannya, Ketua TP PKK Kab Gresik Hj. Maria Ulfah Sambari beserta pengurus lainnya mengadakan peninjauan langsung di Posyandu Mawar Desa Pongangan.
Terlihat masyarakat sangat antusias sekali memanfaatkan Posyandu sebagai rujukan kesehatan anak mereka, para baita di cek perkembangannya, mulai dari perkembangan berat badan, perkembangan tinggi badan serta pemantauan kesehatan balita. Mereka diberikan makanan tambahan berupa susu, kacang hijau dan biskuit.
Pada kesempatan itu, Hj. Maria Ulfah Sambari ikut langsung menimbang dan mengukur perkembangan balita. Istri bupati Gresik ini di hadapan puluhan ibu-ibu menjelaskan upaya pembinaan tumbuh kembang anak diarahkan untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental dan psikososial anak. Upaya tersebut dilakukan sedini mungkin dengan perhatian khusus pada bayi dan anak balita yang menerapkan “masa kritis” dan “masa emas” bagi kelangsungan tumbuh kembang anak.
Pembinaan perkembangan anak merupakan salah satu upaya prioritas dalam mempersiapkan anak kita menjadi calon generasi penerus bangsa yang sehat cerdas, ceria, tangguh dan berbudi luhur. “Saya berharap dengan keaktifan ibu-ibu mengunjungi Posyandu. Karena dengan aktif ke posyandu diharapkan mampu menurunkan angka balita kurang gizi, dimana tahun ini balita kurang gizi cenderung menurun,” tuturnya. (dwi)

62- lomba lukis HUT Semen Gresik

Lomba Lukis PT Semen Gresik

Minggu pagi (2/10) itu club sanggar lukis SG (PT Semen Gresik) mengadakan lomba lukis dan festival band bagi warga Gresik dan sekitarnya. “Ini merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan sanggar lukis SG guna memperingat HUT SG,” kata Rahayu Puspawati, panitia acara.
Kali ini dengan tema lomba “festival siwalan” panitia lomba mengimplementasikan tema alam guna mendukung tema Do it Green yang sedang digalakkan SG,jadi semua serba alam. Suasana hening pagi berubah seketika ketika acara mulai dibuka.
Panitia mendatangkan beberapa juri berpengalaman dari luar sanggar lukis SG guna menilai hasil para peserta. Aspek yang menjadi kriteria penilaian melingkupi, pemahaman tema, ekspresi, warna, bentuk, ekstetika, kerapian, tambah Wati. Di setiap kelasnya panitia mengambil 5 pemenang guna mendapat tropi dan uang pembinaan.
Tidak hanya itu untuk mendedikasi hasil karya mereka, hasil kukisan para pemenang akan dipamerkan di Wisma A.Yani agar ada kepuasan tersendiri ketika mereka melihat hasil goresan tangan mereka ditonton banyak orang.
Dirut PT SG Ir.Dwi Sutjipto yang meninjau langsung jalannya lomba menuturkan, acara ini sangatlah bagus bagi generasi-generasi penerus. “Ini bukti kepedulian SG terhadap generasi penerus,” ungkapnya. Ia juga menuturkan, ini sebagai bukti bahwa SG tidak hanya bisa memproduksi semen semata, namun SG juga bisa menciptakan generasi yang berprestasi di bidang seni.
Dengan adanya lomba ini panitia berharap agar para peserta yang hadir lebih terpacu guna meningkatkan jiwa seni dan kreatifitasnya, baik melalui seni tari, lukis yang pada prinsipnya guna mendukung kemampuan formal yang didapat anak-anak melalui bangku sekolah. (har)


62- PKK Nganjuk Outbond Gentasibu

Ketua PKK Kab.Nganjuk Buka Outbond
Gentasibu...Nyata Aksinya, Terbukti Hasilnya.


Dalam rangka evaluasi program Gentasibu (Gerakan Pengentasan Gizi Buruk) periode II semester II, pada Selasa (11/10) TP PKK Kabupaten Nganjuk menggelar outbond bagi para kader Gentasibu. Sebanyak 405 kader Gentasibu dari seluruh wilayah Kabupaten Nganjuk berkumpul di alun-alun Kabupaten Nganjuk. Outbond dibuka oleh Ketua TP PKK Kab Nganjuk Dra. Hj. Ita Taufiqurrahman, Ak.,M.Si .
Acara outbond terdiri dari 4 sesi permainan, mulai dari permainan mutasi karet, permainan mumi, permainan memasukkan pensil dan permainan electric field. Ke semua permainan dilakukan secara beregu. Hj. Ita Taufiqurrahman, dalam sambutannya menyampiakan bahwa outbond ini bertujuan supaya kader-kader Gentasibu tidak jenuh dengan rutinitas sehari-hari yang terkait mengurus segala sesuatu tentang balita gizi buruk.
Acara ini sekaligus bertujuan untuk meningkatkan motivasi para kader dalam penanganan gizi buruk karena permainan-permainan dalam outbond ini lebih difokuskan mengenai permainan yang memerlukan kepedulian, ketelatenan, kehati-hatian dan kerjasama. Seperti halnya dalam menangani balita gizi buruk, para kader memerlukan rasa kepedulian, ketelatenan, kehatia-hatian dan kerjasama dengan orang tua balita dan tim gizi dari kabupaten.
Setelah mengikuti outbond, para kader mengikuti acara evaluasi dan pengarahan di pendopo Kabupaten Nganjuk. Dalam evaluasi tersebut disampaikan capaian-capaian program Gentasibu di semester II periode ini. Pada evaluasi kali ini saya akan langsung membahas pada capaian-capaian yang pada semester ini. Berdasarkan data yang dikumpulkan secara terus menerus setiap bulan, banyak perkembangan yang trendnya mengarah ke hal hal yang positif antara lain seperti yang bisa dilihat dari data berikut ini :
1. Kondisi awal dari 405 balita kurang gizi, 303 masuk kurus dan 102 masuk kategiri gizi buruk.
2. Trend penambahan berat badan meningkat sampai 99.51 % (403 balita)
3. Trends perubahan status gizi yang berubah menjadi lebih baik naik menjadi 89.94% (344 balita).
4. Angka kesakitan sekarang tinggal 34%, dan bahkan balita yang menderita sakit permanen seperti bibir sumbing sudah mendapatkan pelayanan operasi yang optimal. 5. Penderita gizi buruk dari 102 anak, pada saat ini tinggal 28 anak, dan perlu saya sampaikan bahwa anak yang berjumlah 28 ini sulit mengalami kenaikan berat badan dan status gizi, karena anak tersebut menderita sakit permanen yang sulit untuk disembuhkannya diantaranya seperti kelainan jantung, TB paru dan kelenjar, cerebal palsi, retardasi mental dll.

Melihat capaian –capaian program Gentasibu tersebut itu, bukanlah hal yang berlebihan jika memang program gentasibu adalah program yang benar-benar nyata aksinya dan terbukti hasilnya. TP PKK Kabupaten Nganjuk berkomitmen akan terus membantu pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk untuk mengatasi gizi buruk karena masalah gizi buruk adalah tanggung jawab kita bersama. (rif)



62- Bude Karwo Terima Penghargaan Gemarikan 2011

Bude Karwo Terima Penghargaan Gemarikan 2011


Usaha pengurus Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Provinsi Jawa Timur untuk menggairahkan masyarakat gemar makan ikan tampaknya membuahkan hasil cukup gemilang. Di ajang Pameran Indonesia Fisher Expo (IFE) yang digelar Kementerian Kelautan dan Perikanan RI di Balai Kartini Expo Center, Jakarta Pusat, Kamis (20/10) lalu Ketua Umum Forikan Jatim, Dra. Hj. Nina Soekarwo, MSi memperoleh penghargaan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) 2011.
Penghargaan berupa plakat tersebut diberikan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) DR. Victor P.H. Nikijulun yang mewakili Menteri Perikanan dan Kelautan. Selain Hj.Nina Soekarwo, penghargaan yang sama juga diterima Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Prov.Jatim, Ir. Kardani, MM.
Kardani mendapatkan penghargaan mewakili Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dinilai concern terhadap percepatan kepengurusan Forikan di wilayahnya. Ini karena, dari 38 Kabupaten/Kota di Jawa Timur, kepengurusan Forikan sudah terbentuk semuanya.
Sementara diraihnya penghargaan yang diperoleh Bude Karwo, sapaan akrab istri Gubernur Jawa Timur itu dinilai pemerintah pusat karena mampu menggerakkan secara optimal kepengurusan Forikan yang ada di wilayah Jawa Timur.
Lewat kepengurusan tersebut, Bude Karwo berharap bisa makin menggairahkan masyarakat Jatim untuk menggemari makanan berjenis ikan. Dan semua keinginan itu dinilai Bude Karwo mendapat dukungan penuh dari seluruh pengurus Forikan yang ada di tingkat daerah. “Alhamdullilah, 99 persen seluruh istri bupati dan walikota di Jawa Timur menjadi ketua Forikan,” kata Bude Karwo.
Ia menambahkan, dalam menjalankan program yang sudah disusun, pihaknya melakukan kerjasama dengan Dinas Perikanan Prov. Jatim. Hasilnya, peningkatan konsumsi makanan ikan yang ada di tengah-tengah masyarakat sudah cukup signifikan. “Ini karena kami turun ke grass root. Jadi kami ngajak ibu bupati untuk turun dengan memprioritaskan pada mereka yang konsumsi makannya cukup rendah,” jelasnya.
Sementara menyoal harga ikan di pasaran, Bude Karwo menerangkan, kalau di Jatim, harga tersebut dinilai relatif masih terjangkau oleh masyarakat. “Saya kira sampai sekarang di Jatim relatif masih murah. Lele antara Rp. 15 ribu, saya kira relatif murah. Tempe tahu pun juga hampir sama,” jelasnya.
Namun, ia ingin, agar pola pikir masyarakat terhadap konsumsi makan ikan harus diubah. Terutama masyarakat di tingkat pedesaan. “Hanya di desa-desa yang kita harus mengubah sedikit mindset mereka yang masih menganggap makan ikan itu cacingan dan sebagainya. Itu masih ada di pelosok-pelosok desa,” ungkapnya. “Ini yang kita terjun. Dan terus terang saya himbau mereka untuk mengkampanyekan makan ikan ini karena untuk proses tumbuh kembang anak,” tambahnya.
Masih menurut Bude Karwo, pertumbuhan anak itu dipengaruhi oleh asupan makanan mereka. Di usia nol sampai empat tahun, konsumsi ikan dinilai sangat penting. Yakni untuk proses pembentukan dan pertumbuhan sel-sel otak anak. “Dan itu sangat dipengaruhi oleh asupan makanan dan protein yang ada di ikan sangat bermanfaat untuk stimulan di otak anak,” jelasnya.
“Jadi sekali lagi, tugas pengurus Forikan itu untuk mengampayekan bagaimana masyarakat secara sadar setiap hari harus ada ikan di rumah dengan harga yang murah,” tambahnya.
Saat ditanya soal program apa yang akan dicapai dalam upaya meningkatkan masyarakat menggemari konsumsi ikan di Jawa Timur, Bude Karwo menyebutkan, yang dilakukannya adalah mencoba dengan berbagai macam cara. Salah satunya dengan mengadakan berbagai-bagai lomba. Utamanya adalah dengan mengutamakan bahan dasar yang murah dengan dukungan protein yang tinggi.
Usai menerima penghargaan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Bude Karwo menyempatkan diri untuk meninjau empat stand yang diikuti beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Timur. Ke empat stand itu di antaranya stand milik Kab. Blitar, Kab. Tulungagung, Kota Surabaya dan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim. Untuk stand Kab. Blitar memamerkaan ikan hias. Sedang Kab. Tulunggagung memamerkan ikan koki, Kota Surabaya memamerkan produk kerajinan hasil laut dan Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim menampikan berbagai produk makanan berbahan dasar ikan.
Penghargaan juga diberikan Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada tiga kategori yang berbeda. Di antaranya, kategori Rumah Makan (Resto), perorangan dan media massa. Untuk kategori Rumah Makan (Resto) diberikan kepada Resto Lele Lela. Lalu untuk kategori perorangan diberikan kepada dua orang sekaligus, yakni Ny. Tuti Soenardi dan Dr. Joko Mardjono, serta kategori media massa diberikan kepada Trans7. (rif)

62- Bude Lomba PKK

Sebanyak 30 PKK Kab/Kota se Jatim
Mengikuti Lomba 10 Program PKK


Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur memulai lomba 10 program PKK yang diikuti oleh 30 PKK kabupaten/ kota di Jatim. Lomba ini dimaksud untuk membina dan mengetahui apakah 10 program PKK, semuanya telah sampai di masyarakat. Baik masyarakat yang ada di kota maupun di desa.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, Dra. Hj. Nina Soekarwo, Msi, saat memberikan pengarahan pada acara pembukaan Lomba 10 program PKK Provinsi Jawa Timur di Gedung PKK Jatim, Selasa (7/10) lalu mengatakan, gerakan PKK adalah muncul dari bawah yaitu dari dan untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk itu, kami yang ada di provinsi mengatakan bahwa PKK yang ada di desa sangat besar jasa dan perjuangannya. Karena mereka yang lebih tahu dan mengerti apa saja yang ada atau dibutuhkan dalam segala gerak pembangunan di desa. Tidak berlebihan kalau PKK yang ada di desa adalah merupakan garda yang paling depan sebab mereka merupakan ujung tombak pembangunan di segala bidang,” tuturnya.
Bude Karwo menjelaskan, PKK adalah merupakan organisasi sosial yang bekerja tanpa pamrih dan selalu menjadi partner atau mitra pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Oleh karena itu, di setiap desa atau kelurahan harus dibentuk kader – kader PKK yang tugasnya memberikan penyuluhan dan pendampingan pada masyarakat yang mendapat masalah.
Seperti; masalah gizi buruk, ibu hamil atau kekerasan dalam keluarga dan masalah – masalah yang lain. Peran kader PKK sangat menentukan dalam keberhasilan pembangunan di desa, sebab mereka dituntut dapat mengimplementasikan dari 10 program pokok PKK dengan efektif.
Mengingat lomba- lomba PKK merupakan kesepakatan nasional, lanjutnya, maka keikutsertaan dari 30 Tim Penggerak PKK yang ada di Jatim ini harus sungguh- sungguh dan matang persiapannya, kecuali delapan Kab/ Kota lainnya yang sudah minta ijin untuk tidak mengikuti lomba. Peserta lomba yang keluar menjadi pemenang atau juara di tingkat Provinsi, otomatis harus berangkat ke Jakarta menjadi duta Jatim di tingkat nasional.
Menurut Bude Karwo, agar bisa menjadi juara lomba 10 program PKK harus memenuhi syarat yang menjadi kreteria, yakni tertib administrasi mulai dari dasa wisma sampai dengan provinsi; harus bisa bangun jejaring dan komitmen dengan seluruh komponen masyarakat dan pemerintah untuk mengefektifkan implementasi 10 program PKK, dan bisa mengembangkan inovasi dan membuat terobosan- terobosan guna mengatasi permasalahan yang dihadapi masyarakat atau guna mengungkit potensi sumberdaya alam, sumber daya manusia dan sumber daya sosial di sekitarnya.
Adapun kriteria penilaian secara umum terdiri dari Input, proses dan output. Inputnya meliputi data awal, kebijakan dan dukungan pelaksanaan program baik dari pemerintah daerah, Tim Penggerak PKK, tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat secara berjenjang, yang berupa produk hukum.
Sedang prosesnya adalah pelaksanaan aspek aspek kegiatan, inovasi/ terobosan. Dan outputnya adalah berupa hasil yang dicapai dari masing- masing aspek kegiatan.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Bude Karwo mengingatkan, bahwa kegiatan PKK telah mendapat pengakuan secara luas baik di tingkat local, nasional dan internasional, serta telah mendapat penghargaan dari badan dunia seperti WHO, Unicef, Unesco dan Asian management program. Ini adalah pembuktian bahwa gerakan PKK telah memberikan andil yang sifnifikan dalam pembangunan di Indonesia khususnya dalam menjangkau dalam keluarga di pelosok- pelosok pedesaan.
“Untuk itu, janganlah berkecil hati bagi semua ibu- ibu PKK baik yang ada di desa maupun di kelurahan. Karena jasa ibu- ibu sangat membantu saudara- saudara kita yang sangat membutuhkan,” tegasnya.
Sementara Ny.Subagio selaku ketua panitia lomba melaporkan, lomba 10 program PKK Jatim yang diselenggarakan selama dua hari kerja mulai tgl 11 s/d 12 Oktober ini diikuti 30 Tim Penggerak PKK Kab/ Kota yang ada di Jatim, terdiri dari 27 Kab dan 4 Kotamadya. Dari 30 Kab/ Kota tersebut diambil 5 nominasi untuk dipresentasikan dan diambil juara I,II dan III serta harapan I dan II.( dil)