PAUD Jatim Harus Terus Jadi yang Terbaik
Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo mengatakan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang ada di Jawa Timur harus menjadi yang terbaik di Indonesia. Dengan cara ini generasi penerus Jatim diharapkan semakin berkualitas dalam meneruskan pembangunan.
“PAUD kita sudah mendapat pengakuan dari pemerintah pusat karena dianggap terbaik dalam mengelolahannya, tapi jangan bangga, karena itu bisa disebabkan kualitas kita yang memang baik atau daerah lain yang belum mampu, karena itu kualitas harus terus kita tingkatkan,“ kata Pakde Karwo pada Pembukaan Sosialisasi Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kerjasama TP PKK dan Dinas Pendidikan Jatim, di Surabaya, Sabtu (28/5) lalu.
Gubernur yang hadir bersama Ketua TP PKK Prov.Jatim Dra.Hj.Nina Soekarwo MSi itu mengatakan, kemampuan berfikir sangat ditentukan pola pendidikan anak di usia dini. Jika polanya salah, maka keinginan pemerintah menciptakan generasi muda cerdas, kuat, dan sehat sulit tercapai.
“Selain pola pendidikan, pola makan yang baik juga menentukan kualitas berfikir anak, hasil temuan menyebutkan 40,7% kasus gizi buruk karena asupan gizi yang tidak memenuhi standar, itu jangan sampai terjadi lagi,” katanya.
"Meskipun PAUD terbaik di Indonesia, tapi jangan sampai berhenti berinovasi, jangan terlalu puas," katanya. Program PAUD dikembangkan sekitar tahun 2002. Hingga saat ini, terbentuk 13.357 PAUD di 38 kabupaten dan kota di Jatim dengan peserta didik sebanyak 390.974 dan dibina 47.805 tenaga pendidik. Namun, angka partisipasinya dinilai belum ideal.
Berdasarkan data rekapitulasi Dinas Pendidikan Jawa Timur, terdapat sekitar 13.695 lembaga PAUD. Dimana rinciannya, taman penitipan anak (TPA) sebanyak 234 lembaga, kelompok bermain sebanyak 9.698 unit dan POS PAUD yang mencapai 3.763 lembaga. Sementara jumlah pendidiknya mencapai 47.805 orang.
Meski angka peserta didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mulai usai 0-4 tahun di Jawa Timur tertinggi dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia, namun angka partisipasinya sekitar 14,35 persen.
Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Dr Harun MSi MM mengatakan,standarisasi kualitas penyelenggara pendidikan ini sangat penting mengukur kualitas penyelenggaraan pendidikan agar makin baik. Ini karena sebagian besar penyelenggaraan PAUD adalah pihak swasta. Kalau tidak ada standarisasi kualitas, maka yayasan akan mengelola dengan semaunya sendiri sehingga merugikan masyarakat.
Selanjutnya, Dinas Pendidikan Jatim melakukan fasilitasi saja. Karena selebihnya, kabupaten/ kota memiliki wewenang lebih besar. Termasuk dalam hal pemberian perizinan pendirian PAUD. “Untuk pengawasan dan izin operasional akan ada di tangan kabupaten/kota,” jelasnya.
Jumlah anak usia 0-4 tahun di Jatim sebanyak 2.723.733 orang, angka partisipasinya baru mencapai sekitar 14,35 persen. Jumlah anak usia 2-4 tahun, angka partisipasinya juga belum idela hanya sekitar 29,7 persen. Anak usia 4-6 tahun yang digarap melalui PAUD formal seperti taman kanak-kanak (TK) mencapai sekitar 87,5 persen.
"Angka partisipasi terendah pada usia 0-2 tahun. Karena itu, kami mengusulkan agar dilakukan terobosan dengan program PAUD Holistik, yang mensinergikan antara program PAUD dengan Posyandu," tuturnya.
Posyandu di Jatim sampai saat ini mencapai sebanyak 45.420 lembaga. Dari jumlah tersebut, yang sudah teriintegrasikan dengan program PAUD sebanyak 3.763 lembaga. Sedangkan 41.657 posyandu masih belum dan rencananya akan menyusul posyandu yang sudah terintegrasi.
"Kalau seluruh posyandu sudah terintegrasikan dengan program PAUD, maka diperkirakan akan terdapat tambahan sekitar 833.140 anak, khususnya usia 0-2 tahun yang mendapatkan layanan PAUD Holistik," jelasnya. (aji)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar